Berita Tarakan Terkini

Audiensi Bersama Mahasiswa, ORI Kaltara dan Mitra, PLN Beber Kondisi Kelistrikan di Tarakan

Audiensi menghadirkan mahasiswa, Ombudsman RI Kaltara, kemudian akademisi serta mitra PLN yakni PT Pertamina EP Bunyu dan PT Medco

|
Penulis: Andi Pausiah | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM / ANDI PAUSIAH
Audiensi kondisi kelistrikan di Kota Tarakan dilaksanakan di Monaco Hotel menghadirkan PT PLN (Persero) UP3 Kaltara dan PT PLN Nusantara Power UP Kaltimra, Senin (12/8/2024). TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH 

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Audiensi kondisi kelistrikan di Kota Tarakan, Kalimantan Utara berlangsung di Monaco Hotel menghadirkan PT PLN (Persero) UP 3 Kaltara dan PT PLN Nusantara Power UP Kaltimra, Senin (12/8/2024) sore tadi.

Audiensi juga dihadiri perwakilan mahasiswa, Ombudsman RI Kaltara serta mitra PLN yakni PT Pertamina EP Bunyu dan PT Medco

Dalam pertemuan tersebut, Benny, perwakilan mahasiswa dari Fakultas Teknik Universitas Borneo Tarakan, mengungkapkan keresahan masyarakat terkait kondisi pembangkit dan distribusi listrik di Tarakan, termasuk bagaimana mitigasi permasalahan yang harus dijawab PLN. 

Baca juga: Langkah PLN Penuhi Kebutuhan Listrik di Tarakan Menuai Apresiasi

Kemudian terkait pasokan gas, ada informasi penambahan 10 MW dan penggunaan daya listrik 12 persen. Menurutnya jika dengan penambahan daya 12 MW, itu tentulah tidak cukup jika jangka panjang.

Kemudian begitu juga LNG yang diwacanakan masuk membantu pasokan selain pasokan gas dari Bunyu. 

Arief Prastyanto, Manager PLN UP3 Kaltara membeberkan dalam sambutannya bahwa berbicara kondisi kelistrikan dan pembangkit yang dimiliki saat ini, pihaknya selama ini berupaya menjadikan kelistrikan Tarakan membaik dari waktu ke waktu. 

Memang dibenarkan pihaknya, ada 12 persen pertumbuhan permintaan atau demand di Kota Tarakan.

Ini menjadi tantangan pihak PLN bagaimana mendorong kelistrikan lebih baik pelayanannya.
 
Pembangkit di Kota Tarakan ada tiga tersebar di tiga titik yakni di Gunung Belah, di Kelurahan Kampung Satu dan di Binalatung. 

Untuk wilayah kerja di Kaltara, Tarakan salah satunya.

Audensi antara manajemen PLN UP 3 Kalimantan Utara dengan Kepala Ombudsman RI Kaltara, Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemkot Kaltara. Langkap PLN memenuhi kebutuhan listrik di Tarakan menuai apresiasi.
Audensi antara manajemen PLN UP 3 Kalimantan Utara dengan Kepala Ombudsman RI Kaltara, Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemkot Kaltara. Langkap PLN memenuhi kebutuhan listrik di Tarakan menuai apresiasi. (HO/PLN UP3 Kaltara)

Baca juga: PLN Ajukan Rp 3 Triliun PMN 2025 untuk Bangun Kelistrikan di Daerah Terpencil

Spesifiknya sendiri, pembangkit di Tarakan ada tiga pembangkit terkoneksi dalam satu sistem di Gunung Belah sekitar 21 MW, Kampung Satu 33 MW dan Binalatung 12 MW.

Ia menjelaskan bahwa untuk pembangkit sendiri, bahan bakarnya gas dan alternatif pembangkit berbahan bakar (High Speed Diesel) atau HSD.  

Kemudian lanjutnya total pembangkit terpasang sebenarnya mencapari 83 MW. 

Di mana, 53 MW merupakan pembangkit gas dan 30 MW adalah pembangkit HSD.   

“Pembangkit HSD lokasinya ada di Gunung Belah. Pembangkit gas terdistribusi ada di Gunung Belah, Kampung Satu dan Binalatung.

Namun pembangkit gas dengan kapasitas 53 MW, secara coverage kita hanya bisa operasikan di angka 28 MW-30 MW,” jelasnya.

Tentunya kata Arief, dalam beroperasi ataupun  melaksanakan tugas pihaknya, pembangkit bekerja sama dengan beberapa instansi dan  perusahaan sebagai pemasok gas.

Pasokan gas tersebut sementara ini masih membatasi jumlah operasi unit PLTMG PLN.

“Untuk kemudian beberapa perusahan bekerja sama pasokan gas, Pertamina EP, kemudian ada PT Medco Energi.

Artinya kolaborasi menjadi salah satu poin penting menjalankan suplai listrik di sistem Tarakan," ujarnya.

Baca juga: Masifkan Infrastruktur EV, PLN Gandeng 28 Badan Usaha Kembangkan SPKLU, SPBKLU dan Home Charging

Ia menjelaskan lagi, bahwa untuk pembangkit di Tarakan khususnya pembangkit gas 53 MW dan pembangkit tenaga diesel sebanyak 38 MW.

Saat ini tercatat beban puncak mencapai 55 MW.

"Artinya neraca daya, cukup melistriki di Tarakan. Kenapa terjadi pemadaman? Jadi 53 MW, suplai dikirim ke PLN Tarakan dari Bunyu ke Medco itu pembangkit gas kami mampu beroperasi  ditambahkan pembangkit diesel.

Dalam kondisi suplai tertinggi Pertamina dan Medco, pembangkit  gas kami bisa beroperasi 35 MW. Realisasi kategori maksimal diberikan. Kemudian kondisi itu, walau ada beban puncak kita punya  surplus 10 MW," paparnya. 

Baca juga: Buntut Pemadaman Listrik Total, PLN Nunukan Minta Maaf ke Warga, Beber Alasan Terjadinya Blackout

Ia menjelaskan bahwa pernah juga, pasokan gas PKB pernah drop dan sampai di hanya 15 MW bisa dioperasikan.

Sehingga pembangkit yang ada dioperasikan maksimal.

"Ketika kondisi drop, kami ada pemadaman bergilir, dan PLN  ada langkah antisipasi.

Kami juga terus berkoordinasi dengan Pertamina EP dan Medco, jadi ini  usaha memperbaiki  kontinuitas pasokan gas PLN Tarakan," tukasnya.

 (*)

Penulis: Andi Pausiah

 

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved