Berita Tana Tidung Terkini

Dishub Tana Tidung Bakal Bangun Terminal Damri di Tideng Pale, Begini Alasannya 

Rencananya Dishub Tana Tidung akan membangun terminal Bus Damri di Tideng Pale. Bahakan terminal ini juga dapat digunakan angkutan kota dan desa.

Penulis: Rismayanti | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ RiSMAYANTI
Kepala Dishub Tana Tidung, Arief Setiawan. 

TRIBUNKALTARA.COM, TANA TIDUNG - Dinas Perhubungan ( Dishub ) Tana Tidung rencanakan pembangunan terminal Damri untuk permudah akses masyarakat di Tana Tidung Kalimantan Utara menuju ibukota di Tideng Pale,

"Kita rencana mau buat terminal Damri di Tideng Pale, Harapannya masyarakat dari desa-desa  bisa kumpul di Tideng Pale karena kan mereka dekat sama tempat belanja dan lain-lain dan sekolahnya juga masih dekat kalau dari sini," ungkap Kepala Dishub Tana Tidung Arief Setiawan kepada TribunKaltara.com,  Senin (16/9/2024).

Arief Setiawan mengungkapkan, rencana pembangunan terminal Damri awalnya dilakukan di area pembangunan Pusat Pemerintahan (Puspem). Namun karena tidak mendapat izin, akhirnya terminal Damri akan dibangun di Tideng Pale, Kecamatan Sesayap.

"Dulu sempat mikir buat di Bundaran HU gabung sama Puspem tapi tidak diizinkan jadi kembali ke dekat Lapangan RTH Djoesoef Abdullah Tideng Pale karena dari awal memang disini," ungkap Arief Setiawan.

Baca juga: Mulai Lakukan Studi Kelayakan, Pemkab Bulungan akan Bangun Terminal Bus di Ibukota Provinsi Kaltara

Dishub Tana Tidung persiapkan lahan pembangunan terminal Damri seluas dua hektare yang nantinya juga dibagi untuk balai uji kir.

"Sesuai perencanaannya itu dua hektare tapi kita gabung disitu sama gedung untuk uji KIR jadi satu hektar itu untuk terminal dan satu hektarnya lagi uji kir," sebut Arief Setiawan.

Ia mengatakan pembangunan terminal ini diutamakan untuk Damri, tapi nantinya mobil angkutan kota atau desa pun akan ditempatkan di lokasi yang sama dengan bus Damri.

Rencananya proyek angkutan desa ini akan dimulai di Desa Bebatu, dan saat ini sudah dibuat proyek menuju ke Tideng Pale yang skemanya dikelola BUMDES dan sedangkan untuk skema tarifnya akan diatur Dishub Tana Tidung.

Dijelaskan Arief Setiawan, proyek angkutan desa ini diutamakan di Desa Bebatu karena minimnya kendaraan yang dapat menampung orang dalam jumlah banyak. 

Baca juga: Dapat DAK Rp 4 Milliar dari Kemenhub, Terminal Pelabuhan Speedboat Malinau Kaltara akan di Renovasi 

"Kenapa kami angkat ini karena hasil survei kami di Desa Bebatu itu dari 20 rumah hanya satu yang punya mobil untuk kendaraan akses umum yang bisa mengakomodir banyak orang," jelasnya.

"Artinya bahwa memang kebutuhan kendaraan seperti mobil itu memang sangat besar dan yang kedua ini juga penggerak ekonomi karena kebanyakan orang Bebatu itu belanja di Tarakan jadi mereka menggunakan speedboat kan untuk mengangkut barangnya," sambungnya. 

Sehingga dengan adanya angkutan umum yang dapat diakses, masyarakat dari desa Bebatu yang ingin berbelanja tidak perlu pergi keluar daerah.

"Jadi kalau ada angkutan umum nanti mereka bisa belanja ke ibukota kita di Tideng Pale dan tidak keluar daerah lagi," tambahnya.

Ia menyebutkan operasi angkutan umum dari Desa Bebatu ke Tideng Pale ini akan dilakukan perjalanan pulang pergi dalam sehari.

"Rencananya satu kali trip pagi dari Bebatu dan sore kembali ke Bebatu lagi setiap hari," sebutnya.

Iilustrasi terminal sementara bus Damri di areal Pasar Induk Tanjung Selor, yang menjadi terminal bus sementara. (Tribunkaltara.com)
Iilustrasi terminal sementara bus Damri di areal Pasar Induk Tanjung Selor, yang menjadi terminal bus sementara. (Tribunkaltara.com) (TRIBUNKALTARA.COM)
Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved