Berita Tarakan

Kisah Okta Korban Kebakaran Tarakan, Ingin Daftar Polisi, Sisa Baju di Badan, Uang Ijazah Terbakar

Cerita sedih ikut diulas korban kebakaran di RT 2 Kelurahan Karang Anyar Pantai Kota Tarakan pada Sabtu (21/9/2024) lalu. 

Penulis: Andi Pausiah | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM / ANDI PAUSIAH
Cerita Oktavio Reza Ferdiansyah, korban kebakaran di RT 2 Kelurahan Karang Anyar Pantai Kota Tarakan. TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH 

TRIBUNKALTARA.COM,TARAKAN – Cerita sedih ikut diulas korban kebakaran di RT 2 Kelurahan Karang Anyar Pantai Kota Tarakan pada Sabtu (21/9/2024) lalu. 

Salah satunya, Oktavio Reza Ferdiansyah, alumni  salah satu sekolah MA swasta pada tahun 2023 ini menceritakan detik-detik ayahnya berjuang menyelamatkan berkas-berkas untuk pendaftaran untuk masuk ke kepolisian.

Mulanya kebakaran diperkirakan terjadi pada pukul  01.30 dinihari.

Sebelumnya pukul 00.00 dinihari, Oktavio Reza Ferdiansyah baru saja pulang dari nongkrong bersama rekannya sembari belajar persiapan pendaftaran masuk penerimaan Polri. 

Baca juga: Khairul dan Istri Beri Bantuan Uang Tunai Bagi 9 KK Korban Kebakaran di Karang Anyar Pantai Tarakan

kebakaran di RT 2 Kelurahan Karang Anyar Pantai Kota Tarakan dthdt
Sisa kebakaran di RT 2 Kelurahan Karang Anyar Pantai Kota Tarakan. TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH

“Jadi kami nongkrong itu sambil belajar sama teman-teman saya juga. Nah pulang jam dua belas malam. Kemudian sudah mau istirahat pejam mata, eh saya merasa ada panas tapi kipas saya masih berputar tetap panas. Jadi saya keluar kamar, lihat kiri kanan, termasuk rumah kosong saya lihat api sudah muncul sudah besar,” beber Oktavio.

Jarak rumahnya dengan rumah kosong yang berada di sebelah kanan hanya berjalan 15-30 sentimeter sehingga api menjalar langsung ke rumahnya.

Adapun rumah kosong yang terbakar atau sumber api berasal itu sebenarnya rumah persinggahan para petambak dan rumah sewa juga.

Lalu melihat api di rumah kosong membesar, ia segera masuk kerumahnya dan membangunkan ayah ibu dan adiknya.

“Tapi kamar saya sebelah kiri sudah terbakar berdekatan dengan rumah kosong. Saya gedor kamar mama bapak saya, mereka belum bangun. Saya jebol pintu kamar terus  keluar dan ngetok-ngetok pintu tetangga yang lain,” ujarnya.

Ia melanjutkan, setelah sadar rumah terbakar, sang ayah segera berusaha menyelamatkan berkas-berkas seperti KTP, berkas pendaftaran penerimaan Polri dan uang tunai.

Namun bukannya berhasil diselamatkan justru sang ayah tertimpa dinding terbakar dan mengalami luka yang lumayan lebar di bagian tangan dan bahu.

“Jadi bapak sempat terbakar karena mau selamatkan berkas saya. Berkas buat persiapan masuk polisi. Bapak mau selamatkan juga berkas lain seperti sertifikat rumah dan sertifikat tanah yang lain, tapi semua tidak ada yang bisa diselamatkan. Cuma baju di badan, bapak saya waktu itu hanya bersarung saja seingat saya dibasahin masuk selamatkan pas terbakar,” aku Oktavio.

Beruntung, ibu dan adiknya yang masih duduk di bangku SD berhasil diselamatkan.

Namun tak menghabiskan waktu lama, api naik ke atap menjalar ke seluruh sisi dan menghanguskan rumahnya seketika lenyap tersisa arang sisa puing kebakaran

“Waktu itu angina juga bikin cepat api menjalar, padahal lagi hujan juga. Kalau hujan, konslet harusnya bisa padam kan kalau ada percikan api. Tapi semakin disiram air semakin besar apinya. Tidak ada bau bensin, kalau disabotase saya kurang tahu,” ujar Okta sapaan akrabnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved