Siswa SD di Tarakan Ditonjok

Kronologi Siswa SD Ditonjok Teman Kelas Versi Sekolah, Sudah Mediasi Orangtua Korban dan Pelaku

Gegara kursi yang buat pelaku inisial F tonjok korban. Saat peristiwa terjadi di dalam kelas, guru kelas tak lihat karena sedang menulis di papan.

|
Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ ANDI PAUSIAH
Kepala SDN 024 Tarakan, Siti Masitah (kanan) dan didampingi guru kelas korban, Masita (kiri) saat diwawancarai media menjelaskan kronologi penonjokan sesama teman di kelas. 

Sebenarnya sekolah sudah melakukan mediasi kedua belah pihak. Orangtua korban juga kebetulan ingin bertemu. Kemudian pihaknya juga memanggil orangtua F yang menjadi pelaku penonjokan namun orangtua korban (Irwan) saat itu belum mau bertemu dengan orangtua pelaku F.

Baca juga: Momen Paredes Ditonjok Guendouzi usai AS Roma Menangkan Derby della Capitale, Sikap Wasit Disorot

“Jadi cukup dia (orangtua korban) datang melaporkan ke saya bahwa ada kejadian. Saya ceritakan kronologisnya saat itu.

Seandainya tadi saat kejadian, gurunya tidak ada di kelas, sepenuhnya beliau (guru kelas) disalahkan.

Tapi beliau di kelas sedang mengajar, kejadian beliau  guru kelas mengajar jadi tidak bisa disalahkan sepenuhnya ke beliau,” ujarnya.

Ia melanjutkan lagi, saat bertemu orangtua korban, ia menyampaikan bantuan biaya pengobatan namun oleh ayah korban menyatakan bahwa ada BPJS Kesehatan.

“Bapaknya ngomong tidak usah dulu bu kami ada BPJS. Kemudian berapa lama, dapat informasi lagi sudah mau operasi. Sejak pemukulan belum turun sekolah lagi karena mau pengobatan,” jelasnya.

Setelah operasi,  sekolah mendatangi kediaman korban  dan memberikan bantuan.

Pada saat itu informasinya kondisi Irwan membaik. Dan perban tinggal dibuka dan kondisi sang anak sudah membaik tidak ada keluhan.

Lalu tidak lama, orangtua korban datang ke sekolah meminta bantuan pengobatan. Kemudian disitu dibuat mediasi dan perjanjian.

“Saya hadapkan, mereka mau ketemu ibunya si korban dan si pelaku saya ketemukan. Saya tanyakan ke orangtua korban apa masalahnya bu, dijawab minta bantuan pengobatan.

Saya bilang orangtua siap membantu jika ada bukti nota dikumpul sebagai dasar meminta bantuan. Saat itu.

Buat perjanjian lagi saat itu tapi kita tidak bisa memaksa bu, ibaratnya harus minta sekian dibayar sekian saat itu. Kemudian dijawab ibunya tidak apa-apa,” terangnya.

Siti Masitah Kepala SDN 024 Tarakan 06112024.jpg
Siti Masitah Kepala SDN 024 Kelurahan Karang Anyar, Tarakan, Kalimantan Utara.

Baca juga: Diduga Rumah Sengaja Dibakar, Polres Tarakan Buru Pelaku, Saksi Sebut Sempat ada Perkelahian

Ia menegaskan tak ada intimidasi. Yang jelas dari pihak orangtua pelaku berusaha membantu lanjutnya. Lalu dilakukanlah perjanjian kemudian ditandatangani disaksikan sekolah

“Sudah selesai kan sudah lama. Nah, kejadiannya dia masuk rumah sakit lagi katanya makan, mual muntah dibawa lagi ke Klinik Carsa September.

Saya dapat informasi dari ibunya, saya datang ke sana mengecek langsung katanya di IGD tapi sudah pindah lihat langsung dimasukkan ke Ruang PICU,” ujarnya.

Sumber: Tribun Kaltara
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved