Berita Tana Tidung Terkini
Survei Status Gizi Indonesia Masih Berjalan, Dinkes KTT Upayakan Penurunan Stunting Signifikan
Angka stunting di KTT berhasil turun secara signifikan di Tahun 2023 dan menjadi salah satu penyumbang kontribusi penurunan stunting di Kaltara.
Penulis: Rismayanti | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM, TANA TIDUNG - Angka stunting di Kabupaten Tana Tidung berhasil turun secara signifikan di Tahun 2023 dan menjadi salah satu penyumbang kontribusi penurunan stunting di Kalimantan Utara ( Kaltara ).
Angka stunting di Kabupaten Tana Tidung sendiri saat ini berada di angka 15,1 persen di Tahun 2023 dari yang awalnya mencapai 30,7 persen di Tahun 2022.
Kepada TribunKaltara.com Kapala Bidang Kesehatan Masyarakat ( Kesmas ) Dinas Kesehatan ( Dinkes ) Tana Tidung, Ranik Diastuti mengatakan, untuk penilaian stunting 2024 melalui Survei Status Gizi Indonesia ( SSGI ) saat ini masih berjalan dan ia berharap Kabupaten Tana Tidung kembali dapat menurunkan angka stunting.
"Kalau untuk stunting sekarang ini masih berjalan penilaian SSGI jadi data yang sudah saat ini masih pakai penilaian 2023 Alhamdulillah angkanya turun dan mudah-mudahan 2024 turun juga," kata Ranik Diastuti, Jum'at (3/1/2025).
Baca juga: Dukung Program Makan Bergizi Gratis, Anggota DPRD Kaltara Supaad: jadi Solusi Persoalan Stunting

Ia mengungkap untuk penilaian prevalensi stunting dilakukan secara resmi hanya di lakukan melalui SSGI.
"Kalau untuk survei SSGI itu kebetulan yang melakukan dari pusat langsung jadi memang untuk capaian prevalensi stunting kita yang akan diakui itu bukan kita yang melakukan surveinya," ungkapnya.
Ia menambahkan penilaian prevalensi stunting melalui SSGI dilakukan setahun sekali namun untuk penilaian Tahun 2024 hasilnya baru akan disampaikan di Tahun 2025 ini
"Kalau untuk penilaiannya (SSGI) itu dilakukan setiap tahun cuma untuk yang tahun 2024 baru kita tahu berapa persen angka stunting di daerah kita Tahun 2025 ini," tambahnya.
Dalam mengupayakan penurunan stunting Dinkes Tana Tidung melakukan dalam dua intervensi yaitu intev spesifik dan intervensi sensitif sehingga diharapkan tidak memungkinkan angka stunting baru.
"Untuk penanganan stunting kan memang dari berbagai intervensi baik yang sensitif dan juga spesifik jadi untuk mempertahankan dan mudah-mudahan bisa menurunkan yang kita lakukan mencegah jangan sampai ada stunting baru," ujarnya.
Intervensi spesifik sendiri merupakan penanganan stunting secara langsung seperti pemberian makanan bergizi, pendampingan status gizi ibu hamil dan beberapa kegiatan lainnya.
Sedangkan intervensi sensitif yaitu penanganan stunting secara tidak langsung seperti memberikan pemahaman terkait pola asuh bagi orang tua, menciptakan lingkungan bersih dan sehat dan sebagainya.
Menurutnya jika tidak ada penambahan kasus stunting tentu angka stunting secara otomatis akan berkurang karena anak yang mengalami stunting sebelumnya kemungkinan besar akan sembuh.
"Kalau tidak ada stunting yang baru otomatis pasti akan turun karena stunting yang sebelumnya kan pasti berkurang karena usia si anak sudah lewat termasuk juga dibantu sama upaya-upaya yang sudah kita lakukan," tuturnya.
Meskipun fokus pada pencegahan agar tidak ada penambahan kasus stunting yang baru, namun Dinkes Tana Tidung juga akan terus mendampingi anak yang sebelumnya dikategorikan stunting.
Tana Tidung
Kalimantan Utara
stunting
Dinas Kesehatan
Survei Status Gizi Indonesia
Ranik Diastuti
Kaltara
Buka TMMD ke-126, Wabup Tana Tidung Ajak Dukung Pembangunan Desa dan Jaga Semangat Gotong Royong |
![]() |
---|
Pemkab Tana Tidung Gelar Sosialisasi dan Pelatihan, Dorong Peningkatan Pengelolaan Lumpur Tinja |
![]() |
---|
Libatkan 150 Personel, Kodim 0914 Tana Tidung Laksanakan TMMD ke-126 di Desa Limbu Sedulun |
![]() |
---|
Pemkab Tana Tidung Lepas Peserta FTBI Tingkat Kaltara, Ajak Masyarakat Lestarikan Bahasa Ibu |
![]() |
---|
Jalan Amblas Sudah Ditangani, Portal Dipasang Pemkab Tana Tidung Kaltara Diduga Sengaja Dirusak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.