Berita Tana Tidung Terkini

Rencana Program Makan Bergizi Gratis di Tana Tidung Kaltara, Dinkes KTT Sebut Masih Dalam Koordinasi

Pemkab Tana Tidung hingga kini masih menunggu kepastian terkait pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.

Penulis: Rismayanti | Editor: M Purnomo Susanto
TribunKaltara.com/Rismayanti
Siswa SMPN Terpadu Unggulan 1 Tana Tidung saat sedang makan bersama di asrama sekolah, Kamis (16/1/2025). (TribunKaltara.com/Rismayanti) 

TRIBUNKALTARA.COM, TANA TIDUNG – Pemerintah Kabupaten Tana Tidung, Kaltara hingga kini masih menunggu kepastian terkait pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan Presiden RI Prabowo Subianto.

 Sekretaris Dinas Kesehatan Tana Tidung, dr Budi Samroni, menjelaskan bahwa program ini dikelola oleh Badan Gizi Nasional (BGN) bekerja sama dengan TNI, sehingga Dinas Kesehatan hanya bertindak sebagai pendamping teknis.

"Di mana-mana Dinkes itu bukan selaku pengelola untuk pengadaan, pengelolanya itu dari BGN yang nanti bekerja sama dengan TNI. Kalau di sini berarti Kodim yang akan mengelola," ujar dr Budi Samroni kepada TribunKaltara.com, Jum'at (31/1/2025).

Ia mencontohkan bahwa sistem pengelolaan dapur MBG ini telah berjalan di Tarakan.

Baca juga: Masuki Pekan Ketiga, 840 Siswa SMPN 1 Nunukan Kaltara Terima Manfaat Program Makan Bergizi Gratis

Sekretaris Dinkes Tana Tidung, dr Budi Samroni saat ditemui di kantornya.
Sekretaris Dinkes Tana Tidung, dr Budi Samroni saat ditemui di kantornya. (TRIBUNKALTARA.COM/ RiSMAYANTI)

"Seperti di Tarakan itu kan sudah ada dapurnya yang dikelola sama Kodim bekerja sama dengan BGN. Jadi tentara yang kelola, tapi yang memberikan menu makanannya dari BGN," jelasnya.

Mengingat mahalnya bahan pokok di Kalimantan Utara termasuk Tana Tidung, tentu anggaran yang dibutuhkan untuk pelaksanaan program MBG pun tidak bisa disamakan dengan daerah lain.

"Anggaran tetap dari pusat, awalnya itu mau dikasih kalau tidak salah Rp 13.500 atau Rp 15.000 per porsi. Tapi kalau Rp 15.000 di Kaltara bisa dapat apa?" katanya.

Ia menjelaskan bahwa perbedaan harga kebutuhan pokok antara Kalimantan dan Pulau Jawa menjadi tantangan tersendiri dalam penentuan standar anggaran.

"Kemarin masih coba diajukan dengan standarisasi kita, walaupun tidak memenuhi standar real di lapangan. Karena beda harga kebutuhan pokok di Jawa sama di sini, jangan sama Jawa, KTT sama Tarakan saja harga bapoknya sudah beda," ungkapnya.

Dalam pertemuan dengan Gubernur Kaltara di Tarakan, pihaknya masih mengkaji standar biaya agar program MBG bisa berjalan optimal di Tana Tidung.

"Makanya waktu pertemuan sama Pak Gubernur di Tarakan, kita pelajari dulu untuk standarnya baru kita ajukan proses pembiayaannya. Yang pasti itu dikelola sama BGN melalui TNI, jadi nanti masing-masing kabupaten/kota ada sendiri untuk BGN dan setiap dapur umum untuk kelola MBG itu TNI," tambahnya.

Tak hanya soal anggaran, distribusi makanan bergizi ke daerah terpencil seperti Tana Lia juga menjadi perhatian serius mengingat jarak ibu kota Kabupaten Tana Tidung di Kecamatan Sesayap yang letaknya cukup jauh dari Kecamatan Tana Lia.

Dimana untuk sampai ke Tana Lia dibutuhkan waktu kurang lebih tiga jam dengan menggunakan transportasi air, speedboat.

"Kalau kita fokus di sini kan ada Tana Lia yang jauh, sedangkan pengantaran makanan itu tidak boleh lebih dari 15 menit karena kita menjaga kualitas makanan. Makanya kemarin diskusi dengan pihak TNI juga seperti apa untuk mensiasati di Tana Lia," ujarnya.

Selain itu, Tana Tidung belum menjadi prioritas utama dalam penerapan program MBG karena implementasinya dilakukan secara bertahap.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved