Berita Kaltara Terkini

Harapkan Perpisahan tak Dihapuskan, Begini Penjelasan Pihak Komite Sekolah Tarakan Kaltara

Komite sekolah Tarakan ikut angkat bicara terkait viralnya perpisahan sekolah yang memungut biaya berujung apakah perpisahan sekolah ada atau tidak.

|
Penulis: Andi Pausiah | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH
IKUT RDP - Pihak komite sekolah dan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Kota Tarakan ikut angkat bicara terkait viralnya pembahasan perpisahan sekolah yang memungut biaya kepada orangtua siswa berujung pada munculnya pilihan apakah perpisahan sekolah tetap berjalan atau dihapuskan di Tarakan. TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH 

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN - Pihak komite sekolah dan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Kota Tarakan, Kaltara ikut angkat bicara terkait viralnya pembahasan perpisahan sekolah yang memungut biaya kepada orangtua siswa berujung pada munculnya pilihan apakah perpisahan sekolah tetap berjalan atau dihapuskan di Tarakan.

Ketua K3S Tarakan perwakilan SD, Seseang menyampaikan bahwa Menteri Pendidikan telah menyampaikan bahwa perpisahan masih dipersilakan asal tidak memberatkan dan membebani orangtua.

Adapun kasus terjadi di salah satu SDN di Tarakan terkait penarikan uang perpisahan menurutnya telah clear.

Seseang melanjutkan lagi, bahwa di sekolahnya sendiri diterapkan bagi orangtua tak mampu, tetap boleh datang tanpa membayar tidak masalah.

Baca juga: BREAKING NEWS- Adanya Pro dan Kontra Digelar Perpisahan, DPRD Tarakan Panggil Komite dan Sekolah

Jika merasa berat bisa menyampaikan ke komite.

"Dan ada subsidi silang, karena ada juga orangtua memiliki kemampuan lebih, mereka membayar lebih dan menutupi yang tidak mampu. Jadi saya kira ini kuncinya di komunikasi saat membuat pertemuan komite sekolah dan orangrua," urainya.

Ia lebih jauh menjelaskan lagi pada banyak kejadian, orangtua tidak ikut rapat dan banyak protes.

Kemudian setelah tidak membayat ikut juga memprotes. 

Kemudian ada juga level menengah ke atas juga ikut protes. 

"Yang menengah ke bawah justru mereka senang. Kami tiap tahun bertanya, ini perpisahan bukan hal wajib, boleh dilaksanakan boleh tidak. Silakan orangtua siswa mau ada perpisahan atau tidak. Jawabannya pak anak kami enam tahun di sekolah. Kasihan kalau keluar begitu saja. Itu permintaan orangtua dan pembayarannya kita sepakati bersama," paparnya.

Kemudian Yusuf Middu, mewakili Komite Sekolah jenjang SMP Kota Tarakan ikut memberikan rekomendasi, bagi sekolah yang memiliki kemampuan bisa melaksanakan itu.

Sehingga ada bentuk kesepakatan orangtua.

"Perlu diketahui bahwa jika digelar di ruang lingkup sekolah, tenda kursi dan panggung disewa, sound system disewa.Maka lebih efisiensi jika dilakukan di gedung. Dan itu disepakati secara demokrasi. Kalau dilaksanaman di gedung dibandingkan sekolah yang  tak punya aula besar cost lebih besar," papar Yusuf Middu.

Sehingga ia memberi rekomendasi, bahwa semua harus ada kesepakatan orangtua siswa dan jika tidak ada catatan maka dipersilakan melaksanakan. 

"Ada nilai positif bagi anak, karena itu momen pertemuan siswa dan orangrua selama tiga tahun belajar di SMP. Kemudian ada inovasi kreativitas siswa.  Ketika ada jejak digital siswa. Mungkin dia ingt masa tuanya bahwa kami di sekolah pernah melaksnakan kegiatan perpisahan," paparnya.

Sumber: Tribun Kaltara
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved