Berita Tana Tidung Terkini

Pengolahan Sampah di Tana Tidung Masih Gunakan Sistem Landfill, DLH Butuh Tambah Alat Berat dan Ini

DLH Tana Tidung mengungkapkan bahwa pengelolaan sampah di TPA Limbu Sedulun hingga saat ini masih menggunakan sistem kontrol landfill.

Penulis: Rismayanti | Editor: M Purnomo Susanto
TribunKaltara.com/Rismayanti
SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH - TPA Limbu Sedulun, Kecamatan Sesayap, Kabupaten Tana Tidung, Kaltara Senin (16/6/2025). Sistem pengelolaan sampah menggunakan mekanisme kontrol landfill. (Tribun kaltara.com/Rismayanti) 

TRIBUNKALTARA.COM, TANA TIDUNG - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Tana Tidung mengungkapkan bahwa pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Limbu Sedulun hingga saat ini masih menggunakan sistem kontrol Landfill, belum sampai pada sistem sanitary Landfill yang lebih ideal.

Kepala DLH Tana Tidung, Mashuri mengatakan, sistem kontrol Landfill ini dilakukan dengan cara membuang sampah ke TPA, kemudian ditimbun menggunakan tanah dan diratakan dengan alat berat.

“Sampah itu kami timbun, lalu diratakan dengan bulldozer atau eksavator, kemudian ditutup dengan tanah. Nanti di atasnya ditumpuk lagi sampah, dan proses itu berulang. Jadi sistemnya bersusun,” jelas Mashuri kepada TribunKaltara.com, Senin (16/6/2025).

Ia menambahkan, pipa-pipa gas juga dipasang untuk mengalirkan gas metana yang dihasilkan dari tumpukan sampah. Langkah ini dilakukan agar potensi ledakan gas bisa dicegah.

Baca juga: Tak Ingin Terbengkalai, Bupati Tana Tidung Tegaskan Taman Limbu Sedulun Bakal Diinventarisasi

Menurut data DLH, kapasitas pengangkutan sampah saat ini diperkirakan mencapai 7,78 ton per hari atau sekitar 2.839 ton per tahun.

Estimasi ini dihitung berdasarkan jumlah unit armada truk sampah dikalikan ritasi dan volume bak truk.

Mashuri menuturkan, sistem ini memang masih jauh dari ideal. Kendala utama terletak pada keterbatasan anggaran dan minimnya alat berat.

“Kalau bicara ideal, kita memang belum maksimal. APBD kita fokus ke pembangunan pusat pemerintahan (puspem), jadi dari segi alat berat kami masih kurang,” ucapnya.

Ia mengakui, beberapa tahun lalu DLH menerima hibah eksavator dari Kementerian PUPR, namun kondisinya kini sudah rusak.

“Itu produk Pindad. Sudah beberapa kali diperbaiki tapi sering rusak juga. Sekarang kami pakai bantuan eksavator kecil dari bankeu provinsi, itu pun sangat terbantu,” katanya.

Mashuri juga menjelaskan bahwa sistem pengelolaan sampah nasional saat ini diarahkan menuju konsep zero waste. 

Artinya, sampah yang masuk ke TPA idealnya adalah residu, setelah melalui pemilahan sejak dari rumah tangga.

“Pengelolaan itu idealnya dimulai dari hulu. Di rumah, sampah dipilah dulu antara organik dan anorganik. Anorganik nanti diproses di TPS3R. Tapi proses itu kan perlu anggaran juga. Sekarang kami hanya bisa kumpulkan, angkut ke TPA, lalu timbun dan ratakan,” ungkapnya.

Saat ini, TPA Limbu Sedulun hanya menangani sampah empat dari lima kecamatan yang ada di Kabupaten Tana Tidung kecamatan.

Untuk Kecamatan Tana Lia saat ini belum memiliki TPA sendiri, sehingga pengelolaan sampah di sana masih dilakukan secara manual.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved