Beria Nunukan Terkini
Kepala SMPN 1 Nunukan Akui SPMB 2025 Transparan: Alihkan Kuota dan Dampingi Orang Tua Sesuai Juknis
Selama SPMB di SMPN 1 Nunukan Kalimantan Utara tahun 2025, diakui Kepala SMPN 1 Nunukan Rustiningsih dilakukan secara transparan.
Penulis: Febrianus Felis | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Di tengah sorotan terhadap kisruh sistem penerimaan murid baru (SPMB) di berbagai daerah Indonesia, SMPN 1 Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara) menegaskan SPMB di sekolah tersebut berjalan transparan, objektif, dan sesuai petunjuk teknis (Juknis) dari pusat.
Hal itu disampaikan Kepala SMPN 1 Nunukan, Rustiningsih saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (14/07/2025).
Rustiningsih menyebut, dalam proses SPMB, SMPN 1 Nunukan menerapkan empat jalur resmi yaitu jalur domisili, afirmasi, prestasi, dan mutasi/perpindahan tugas orang tua.
"Di sekolah hanya membantu mengarahkan orangtua agar memilih jalur yang paling memungkinkan dan sesuai dengan kondisi mereka. Misalnya, wilayah Kelurahan Nunukan Timur dan Nunukan Utara yang jaraknya lebih dari 1.000 meter dari sekolah, sangat sulit untuk bisa lolos lewat jalur domisili," kata Rustiningsih kepada TrinunKaltara.com, siang.
Baca juga: 288 Siswa Baru SMPN 1 Nunukan Ikuti MPLS Ramah, Cegah Perundungan hingga Visi dan Misi Sekolah
Tahun ini, lanjut Rustiningsih, kuota jalur domisili mengalami penurunan dari 50 persen menjadi maksimal 40 persen, sesuai Juknis dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) RI.
Dari kuota itu, hanya calon siswa dengan domisili sekira 700 meter atau kurang dari sekolah yang dapat diterima melalui jalur ini.
Hal itu membuat banyak orang tua memilih menarik berkas dan beralih ke jalur lain. Bahkan memilih mendaftar ke SMPN 2 Nunukan.
Dari 297 pendaftar awal di jalur domisili, hanya tersisa 137 orang di hari keempat pendaftaran.
"Artinya, ada 163 orang tua yang mencabut berkas. Sebagian pindah ke SMPN 2, sebagian lagi pindah ke jalur prestasi atau afirmasi. Khusus jalur prestasi, kita arahkan bagi yang punya sertifikat lomba baik akademik maupun non akademik. Ada juga yang punya nilai rapor selama 5 semester bagus, minimal juara umum 3 besar," ucapnya.
Baca juga: Ditemukan Kartu Keluarga Calon Siswa Belum Setahun, Saat SPMB Jalur Domisili di SMPN 1 Tarakan
Namun, jalur prestasi justru masih menyisakan kuota karena syaratnya tergolong ketat. Dari total 87 kuota, hanya 83 pendaftar yang lolos. Sementara jalur mutasi melebihi kuota sebanyak 5 siswa.
"Total ada sisa kuota 9 siswa, maka kami alihkan ke jalur domisili sesuai Juknis. Jadi kuota domisili yang tadinya 115, bertambah jadi 124. Tapi tetap, ada 10 siswa yang masuk zona merah artinya domisili mereka jauh dan tidak bisa diterima di sini," ujarnya.
Rustiningsih juga menegaskan bahwa jalur prestasi terbuka untuk siswa dengan capaian di berbagai bidang seperti lomba gerak jalan, puisi, MTQ, FLS2N, bahkan pengurus aktif seperti ketua Pramuka Penggalang di SD.
"Kami ingin memastikan bahwa semua siswa mendapat kesempatan yang adil. Tidak ada permainan. Jika ada jalur yang kurang pendaftarnya, kami alihkan kuota dan dampingi orangtua sesuai Juknis. Semua proses kami buat terbuka dan bisa dipertanggungjawabkan," ungkapnya.
Sekadar diketahui, SMPN 1 Nunukan masih mendapat stigma sebagai sekolah favorit. Sehingga setiap kali penerimaan siswa baru, banyak orang tua yang ingin mendaftarkan anaknya di sekolah tersebut.
(*)
Penulis: Febrianus Felis
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.