Berita Malinau Ter
Pembelajaran 137 Siswa SLB di Malinau Difokuskan pada Kemandirian dan Pengembangan Karakter
Di Malinau terdapat 137 siswa SLB mulai dari SDLB, SMPLB dan SMALB. Pembelajaran bagi siswa difokuskan pada kemandrian dan pengembangan karakter.
Penulis: Mohamad Supri | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, MALINAU – Hingga tahun 2025, Sekolah Luar Biasa (SLB) Malinau Kalimantan Utara mendidik sebanyak 137 anak berkebutuhan khusus dengan beragam jenis ketunaan dengan tiga tingkat pendidikan. Mulai dari SDLB, SMPLB, dan SMALB.
Sistem Pembelajaran di SLB Malinau ini difokuskan pada penguatan kemandirian dan pengembangan karakter, bukan semata capaian akademik. Berbeda dengan sekolah reguler, kurikulum pendidikan di SLB mengarah pada tujuan kemandirian hingga karakter dan keterampilan sesuai kekhususan peserta didik.
Kepala SLB Malinau, Sukaca, menjelaskan pendekatan Pembelajaran disesuaikan dengan jenis ketunaan dan kemampuan siswa, bukan berdasarkan usia atau jenjang kelas.
"Di SLB Malinau, model belajar kita bagi berdasarkan kekhususan. Metode Pembelajarann juga berbeda dengan sekolah reguler. Kemandirian, kemudian pengembangan karakter anak didik yang paling utama kita fokuskan," ungkap Sukaca, Sabtu (19/7/2025).
Baca juga: SPMB Tingkat SMA, SMK dan SLB di Nunukan Berakhir Esok, Berikut Penjelasan Disdikbud Kaltara
Diketahui 137 siswa SLB ini terdiri dari 78 siswa di tingkat SDLB, 35 siswa di tingkat SMPLB, dan 24 siswa di SMALB.
78 siswa SLB ini dibagi 2 tuna netra, 8 tuna rungu, 34 tuna grahita, 9 tuna daksa, dan 25 autisme. Sedagkan 35 siswa SMPLB dibagi 1 tuna netra, 2 tuna rungu, 26 tuna grahita, 3 tuna daksa, dan 3 autisme. Sementara 24 siswa SMALB ddibagi 1 tuna netra, 5 tuna rungu, 16 tuna grahita, 1 tuna daksa, dan 1 autisme.
SLB Malinau menerapkan asesmen awal bagi setiap siswa baru untuk menentukan pendekatan yang sesuai. Materi ajar disesuaikan dengan tingkat kemampuan, bukan standar usia.
Suka menjelaskan, seorang siswa kelas 3 SMALB bisa saja diajarkan materi setara kelas 4 SD jika itu sesuai dengan kemampuannya saat ini. Bagi siswa dengan autisme berat, sekolah menyediakan kelas pra-klasikal selama satu jam per hari untuk memastikan fokus dan menghindari kelelahan guru.
"SLB Malinau juga menekankan pelatihan rutinitas dasar sebagai bagian dari pendidikan karakter. Fokusnya adalah membentuk anak yang mandiri dalam kehidupan sehari-hari," katanya.

Sukaca berharap pemahaman tentang pendidikan inklusif juga ditingkatkan di sekolah reguler. Kolaborasi semua pihak dibutuhkan demi pemenuhan hak pendidikan anak penyandang disabilitas.
(*)
Penulis: Mohammad Supri
Sekolah Luar Biasa
SLB Malinau
Kalimantan Utara
SDLB
SMPLB
SMALB
Pembelajaran
kemandirian
Sukaca
siswa
TribunKaltara.com
Pemkab Tana Tidung Kaltara Targetkan Zero New Stunting, Anggaran Rp 9,8 Miliar Dialokasikan |
![]() |
---|
Rapat Dengar Pendapat DPRD dan Perumda Tirta Alam PDAM Tarakan Kaltara, Ini Penjelasan Iwan Setiawan |
![]() |
---|
Prediksi AC Milan vs Lecce di Coppa Italia, Allegri Ogah Main-main, Penentuan Nasib Gimenez |
![]() |
---|
Kondisi Mental Inter Milan Belum Stabil, Dimarco dkk Rawan Panik dengan Agresi Lawan |
![]() |
---|
Arne Slot Rombak Starting XI Liverpool di Carabao Cup, Penghias Bangku Cadangan Dikerahkan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.