Sekda Nunukan Serfianus Beber Jenis Barang yang Akan Lalu Lintas Serawak-Krayan Saat Dibuka Nanti
Sekda Nunukan Serfianus beber jenis barang yang akan lalu lintas Serawak-Krayan saat dibuka nanti.
Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Sekda Nunukan Serfianus beber jenis barang yang akan lalu lintas Serawak-Krayan saat dibuka nanti.
Lalu lintas barang dari Serawak ke wilayah Krayan akan dibuka kembali.
Lantaran, sejak Maret lalu Pemerintah Malaysia mengambil kebijakan lockdown demi mencegah penyebaran pandemi Covid-19.
Baca juga: Cegah Berita Hoax di Pemilihan Kepala Daerah, Kombes Eri : Polda Kaltara Libatkan Tokoh Masyarakat
Baca juga: Pemkab Malinau Bentuk Desk Pilkada Guna Atasi Distribusi Logistik & Penyelenggaraan Pemilu Serentak
Baca juga: Ketua KPU Tarakan, Nasruddin Sebut Kotak Surat Suara Pilgub Kaltara Diprediksi Tiba 22 November 2020
Hal itu menyebabkan, akses keluar masuk barang khususnya dari Serawak, Malaysia menuju wilayah Krayan, Indonesia tertutup sementara.
Sekretaris Daerah Kabupaten Nunukan, Serfianus mengatakan, sejak pandemi Covid-19 merebak ke wilayah Malaysia, dampaknya pada ketersediaan bahan pokok di wilayah Krayan.
Pasalnya, selama ini kebutuhan barang yang ada di Krayan sebagian besar diperoleh dari negara tetangga Malaysia, khususnya Serawak.
Sedangkan, wilayah Nunukan, Sebatik dan Lumbis, sementara tidak dibuka dulu.
Mengingat, selama ini pasokan barang kebutuhan pokok dapat diperoleh dari Tarakan dan Surabaya.
"Sejak Pemerintah Malaysia keluarkan kebijakan lockdown pada Maret lalu, dampaknya pada kecamatan seperti Krayan. Krayan tidak ada alternatif lain untuk memasok barang selain dari Serawak. Kalau Nunukan, Sebatik dan Lumbis itu masih bisa dipasok dari Tarakan dan Surabaya," kata Serfianus kepada TribunKaltara.com, saat ditemui di ruangannya, Jumat (20/11/2020), pukul 13.30 Wita.
Menurut dia, selain jalur darat, akses dari Serawak ke Wilayah Krayan menggunakan pesawat.
Sementara, harga kebutuhan pokok jika dimuat menggunakan pesawat, terbilang mahal.
"Waktu itu gula pakai pesawat ke Krayan Induk saja itu mencapai Rp 35 ribu per kilogram, saya ke sana waktu itu. Lantas ke Krayan Tengah, Rp 45 ribu per kilogram gula," ucap Serfianus.
Dia mengaku, pihaknya sudah berkirim surat kepada Gubernur Kalimantan Utara, tembusan ke Pemerintah Pusat, namun belum mengetahui kapan akses dibuka pemerintah Serawak.
"Sudah dinegosiasi, dan informasi terbaru sudah disetujui pemerintah Malaysia. Tapi belum tau secara resmi tanggal dibuka akses barang masuk," tutur Serfianus.
Tidak hanya itu, menurut Serfianus, Pemerintah Malaysia meminta kendaraan yang mengangkut barang, hanya boleh sampai di perbatasan saja dan tetap menjalankan protokol kesehatan Covid-19.