"Karena mungkin tidak cocok, itu wajar saja,” ungkapnya.
Ia menjelaskan lagi bahwa ia hanya manusia biasa dan tidak mampu mengkaver semua hal.
Namun satu yang ia ingin pesankan dan harus dipercayai yakni, setiap pemimpin tidak akan menginginkan rakyat menderita.
Jika ada program tidak menyentuh maka semua kembali ke mayoritas misalnya pelayanan dasar.
Baca juga: 100 Persen Logistik Pilkada Tiba, 60.953 Surat Suara Pilbup Malinau Dalam Proses Sortir Lipat
“Bahwa misal ada tidak dapat beasiswa tidak mampu, ini persoalan deviasi di lapangan. Saya memastikan semua, kan perangkat sudah ada. Mungkin perangkat sudah jalan tapi mohon maaf, Tarakan ini kan pergerakan manusianya berbeda dengan wilayah lain. Setiap tahun bertambah 8.000-10.000 jiwa. Orang datang mencari pekerjaan awalnya mungkin tidak mampu kemudian tidak terdata,” jelasnya.
Bisa jadi yang kategori tersebutlah tak terjangkau.
Berbicara suka dan tak suka, Ia melanjutkan lagi bahwa tidak mungkin juga ia meminta semua orang menyukai dirinya.
“Ibarat saya punya anak empat, beda-beda pikirannya. Apalagi saya pernah jadi walikota, ada berbagai orang ada PNS, TNI Polri, ada petani petambak, buruh, pengangguran, preman. Jadi tentu mindset berpikir berbeda, kebutuhan juga sangat variatif yang tidak mungkin diakomodasi semua negara. Maka berbicara program harus mayority orang itu. Itulah menurut saya bahwa kita tidak boleh baper kalau ada yang tidak menyukai,” jelasnya.
Jika ada kelompok yang tidak suka dan membuat aliansi lanjutnya, menurutnya sah-sah saja dan ia tidak mempermasalahkan asalkan tetap berpolitik secara santun dan tidak membuat hoaks, membuat fitnah, dan melakukan black campaign.
“Sampaikan alasan anda kenapa tidak memilih, atau tidak suka. Kan selesai sampai di situ. Tapi kalau buat hoaks, kami akan klarifikasi, dan kalau udah kelewatan akan kami laporkan. Jangan sampai tidak ditangkis, ini di-frame di masyarakat ternyata Pak Dokter begini padahal ini cerita yang tidak ada data faktanya. Selama ada fakta silakan,” tegas pria yang pernah menjabat sebagai Kepala Dinkes Tarakan kemudian Sekda Kota Tarakan ini.
Kemudian dari sisi pembangunan misalnya selama lima tahun semisal ada yang tidak terekspos itu karena pihaknya tak ada waktu mengekspos keseluruhan progres yang sudah dilakukan.
Menurutnya pemerintah terlalu santun.
Tidak semua yang dibangun perlu diekspos karena tidak cukup waktu mempromosikan.
“Tuntunan kami harus menyelesaikan 16 program yang dijanjikan ke masayrakat, menyelesaikan pelayanan dasar dan melaksanakan standar minimal ditetapkan pemerintah pusat yang harus kami jalankan. Itulah esensi pemerintahan yang kami laksanakan. Jika ada yang memberikan narasi misalnya berseberangan silakan saja, tapi jangan hoaks dan fitnah,” terangnya.
Apalagi lanjutnya bicara primodialisme, paham yang membahas suku agama, golongan.