Tarakan Memilih

Calon Tunggal di Pilkada Tarakan, dr Khairul Tetap Kerja Keras Datangi Warga: Edukasi 20 Program

Penulis: Andi Pausiah
Editor: M Purnomo Susanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Calon Wali Kota Tarakan, dr.Khairul saat mengisi Podcast bersama TribunKaltara.com. TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH

Jika ada yang tidak menginginkanya menurutnya masih hal wajar.

Berrbicara demokrasi itu adalah mayoritas bukan total coverage.

“Pertimbangan orang macam-macam. Ada pertimbangan tidak berhasil program, atau macam-macam lainnya. Saya tidak bisa mengakomodasi ketidaksukaan itu,” jelasnya.

Terakhir yang ia ingin sampaikan dan komitmen jika terpilih yang pasti bahwa ia menyampaikan calon tunggal bukan sesuatu yang jelek dan ini adalah fakta demokrasi.

Kemudian apakah dengan paslon tunggal tidak terjadi politik dagang sapi, menurutnya tidak. 

Karena penyusunan anggaran pemerintah daerah ada rambu dan mekanismenya.

“Ada buttom up planning dan top down planning tetap berjalan. Top down misalnya program yang kami tetapkan sekarang. Buttom up planning, ada namanya musrenbang kelurahan, kota termasuk pembahsan di tingkat dewan. Mau didukung satu atau banyak partai, apapaun terjadi setiap kepala daerah harus mengikuti rambu. Tidak ada istilah calon tunggal semua seenaknya. Rambu anggaran misalnya porsi anggaran minimal 20 persen, kesehatan 10 persen, anggaran belanja aparatur tidak melebihi 40 persen ini sudah diatur,” tegasnya.

Sehingga ia meminta masyarakat tak perlu khawatir jika semua parpol mendukung dirinya. Ia menjamin tak ada istilah dagang sapi.

Ia menjamin akan tetap bekerja sesuai standar.

Tentu nanti juga akan melalui perdebatan dan pembahasan anggaran akan tetap terjadi.

Namun jika sudah satu visi program bisa berjalan dengan baik.

“Katakanlah perbaikan jalan, mungkin anggota partai ini bukan konstituennya, kalau ditolak, ujungnya malah merugikan masyarakat. Tapi kalau satu visi satu tujuan, pasti tidak mungkin disebut itu kepentingan Pak Dokter Khairul sendiri,” jelasnya. 

Jika semua sama visinya masuk dalam satu koalisi maka akan lebih kuat dan mengurangi obstacle atau halangan dalam bagaimana agar berjalan cepat dari sisi pembangunan. 

Di kesempatan itu ia juga ingin mengedukasi bahwa jika ada yang kekeuh tak ingin paslon tunggal, maka konstitusinya yang harus diubah, jangan  beri peluang ke calon tunggal. 

"Sehingga ketika muncul calon tunggal, lalu paslon disalahkan. Saya hanya menerima dukungan dan tidak ada upaya menjegal dukungan. Justru kemarin wakil saya juga maju sendiri awalnya namun setelah melihat fakta politik lebih bagus bergabung. Keputusan MK terbaru juga beri peluang bagi parpol usung calon sendiri tapi tidak ada juga. KPU sudah beri ruang tiga hari tidak ada juga yang mendaftar. Bahkan di kami bertambah dukungan ada lagi partai sebelumnya tidak mendukung seperti Gelora sekarang ikut mendukung,” jelasnya.

Dalam konstentasi pemilihan kata Khairul, tujuan akhir adalah pemenangan. 

Agar bisa menjalankan program yang sudah dijanjikan. 

Seberapaun potensi akan bergabung dari parpol pihaknya pasti akan mengakomodir.

Parpol mendukung pasti  melihat dari figur incumbent dan track recors yang telah dikerjakan.

“Sekelas Gerindra sebagai parpol pemilu menjatuhkan ke kami juga," paparnya.

Dulu juga dari KPU memberikan kesempatan maju calon independen.

Sehingga jika menginginkan, harudnya maju melalui calon independen.

"Tanpa partai bisa independen mengumpulkan KTP. Peluang konstitusi telah diberikan. Di tahun awal saya maju 2018 juga ada independen maju, sebelumnya juga ada yang tidak melalui partai, mengapa tidak dicoba jika ada kelompok yang berseberangan, ruang itu ada, kami tidak ada upaya menjegal,” tukasnya.

Baca juga: Upah Rp 500 Perlembar, KPU Tana Tidung Kaltara Mulai Lipat dan Sortir Surat Suara Pilkada 2024

Kemarin juga saat ada putusan MK, sudah ada parpol yang tak punya kursi berhak mengusung calonnya.

Namun nyatanya tak ada juga yang mendaftarkan diri ke KPU lanjutnya.

“Saya incumbent saja berjuang sampai malam menarik simpatik masyarakat, menjual ide. Saya tetap berjalan ke masyarakat berjualan ini loh yang saya lakukan kalau memilih saya. Sekali lagi ini hasil survei. Dan saya merasa bukan sempurna, kalau ada yang tidak suka, kita tak bisa memaksa orang suka kita,” tukasnya. 

(*)

Penulis: Andi Pausiah

 

Berita Terkini