Tana Tidung Wakili Kaltara di Lomba Posyandu Tingkat Nasional: Berkat Sinergi Berbagai Pihak 

TRIBUNKALTARA.COM, TANA TIDUNG - Kabupaten Tana Tidung terpilih menjadi perwakilan Provinsi Kalimantan Utara ( Kaltara ) dalam penilaian lomba posyandu tingkat nasional tahun 2025 yang digelar oleh Kementerian Kesehatan RI.

Kegiatan penilaian dilakukan secara virtual melalui Zoom Meeting dari ruang rapat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tana Tidung, Selasa (15/10/2025).

Adapun yang ikut dalam perlombaan ini yaitu Posyandu Teratai Desa Kapuak, Kecamatan Muruk Rian.

Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Wakil Ketua Penggerak Posyandu Kabupaten Tana Tidung, perwakilan PKK Pokja IV, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD), Camat Sesayap, Kepala Desa Kapuak, serta tim dari Puskesmas dan Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinkes Tana Tidung.

Baca juga: Tak Lagi Hanya Timbang Bayi dan Pantau Ibu Hamil, Posyandu Kini Pilar Pembangunan Desa di Malinau

Kepala Dinas Kesehatan Tana Tidung, Sarif, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13 Tahun 2024 tentang Posyandu.

“Ini kan berangkat dari Permendagri Nomor 13 Tahun 2024 tentang Posyandu, dari situ kemudian diturunkan ke provinsi dan kabupaten sehingga secara nasional dilakukan lomba posyandu di bidang kesehatan,” ujarnya kepada TribunKaltara.com.

Diungkap Sarif, pelaksanaan lomba dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat kabupaten, provinsi, hingga nasional.

Dari lima kabupaten dan kota di Kalimantan Utara, Kabupaten Tana Tidung terpilih mewakili provinsi melalui Posyandu Teratai Desa Kapuak.

“Alhamdulillah, dalam penilaian tingkat provinsi kemarin yang dilakukan oleh tim provinsi, Desa Kapuak terpilih untuk mewakili Kalimantan Utara, baik dari segi kader maupun dari posyandunya,” ungkapnya.

Penilaian tingkat nasional yang berlangsung saat ini mencakup dua aspek, yaitu penilaian terhadap kader posyandu dan posyandu itu sendiri.

“Hari ini dilakukan verifikasi dari bidang kesehatan untuk kadernya, sementara besok baru penilaian untuk posyandunya,” jelas Sarif.

Sarif menerangkan, indikator penilaian yang digunakan dalam lomba ini meliputi cakupan kunjungan ke posyandu, keaktifan kader, serta inovasi yang dilakukan dalam pelayanan kesehatan masyarakat.

“Indikatornya jelas, mulai dari cakupan kunjungan ke posyandu, keaktifan kader, sampai inovasi yang mereka buat. Tujuannya agar balita dan lansia mau datang ke posyandu,” terang Sarif.

Ia menjelaskan, salah satu indikator yang menjadi perhatian adalah peningkatan pencatatan SKDN singkatan dari Semua balita, Kartu menuju sehat, Datang ke posyandu, dan Naik berat badan.

“Misalnya di Kapuak, terjadi peningkatan pada pencatatan SKDN. Kalau ada anak tidak datang ke posyandu, kadernya langsung berkunjung ke rumah. Itu salah satu bentuk inovasi yang dinilai,” ucapnya.