Berita Kaltara Terkini

Libatkan TNI Polri, BPBD Kaltara Lakukan Mitigasi Hadapi Bencana Hidrometeorologi: Didominasi Banjir

BPBD Kaltara menyiapkan langkah mitigasi menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, yakni banjir, tanah longsor, angin kencang, dan ini.

Penulis: Edy Nugroho | Editor: M Purnomo Susanto
TribunKaltara.com/Desi Kartika Ayu
Kepala BKD Kaltara, Andi Amriampa (TribunKaltara.com/Desi Kartika Ayu) 

TRIBUNKALTARA.COM, TANJUNG SELOR - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalak BPBD) Kaltara, Andi Amriampa menegaskan telah menyiapkan langkah mitigasi menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, yaitu banjir, tanah longsor, angin kencang, juga gelombang tinggi.

Demikian disampaikan Andi Amriampa, menyusul adanya peringatan dari BMKG tentang badai La Nina yang diprediksi terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk Kaltara pada media November 2025 - Maret 2026.

“Upaya mitigasi sudah kita lakukan. Kami terus berkoordinasi dengan BMKG terkait prakiraan cuaca, sekaligus menyiapkan seluruh stakeholder agar siaga terhadap kemungkinan terjadinya bencana,” ungkapnya.

Termasuk yang dilakukan pada Rabu (05/11/2025). Yaitu apel kesiapan tanggap darurat menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, menurut Andi Amriampa merupakan salah satu bentuk kesiapan dari stakeholder. Utamanya dari Polri dan TNI, maupun pihak terkait lainnya.

Baca juga: Apel Kesiapsiagaan Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi di Tarakan, Waspadai Banjir dan Longsor

Dikatakan, kesiapsiagaan tidak hanya dilakukan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota, tetapi juga menyentuh tingkat desa. 

BPBD Kaltara mendorong kembali pengaktifan Desa Tangguh Bencana dan Kampung Siaga Bencana untuk memastikan masyarakat memiliki kesadaran dan kemampuan tanggap darurat sejak dini.

“Kita sudah memiliki sistem hingga ke tingkat desa. Sense of urgency itu harus ada. Ada desa tangguh bencana, ada kampung siaga bencana. Itu semua harus kita aktifkan kembali,” pungkasnya. 

Lebih jauh, Andi Amriampa mengatakan, berdasarkan pemetaan yang dilakukan, ada tiga sungai besar di Kaltara yang di sepanjang yang dilalui memiliki potensi besar terdampak banjir.

Ketiga sungai tersebut, antara lain Sungai Kayan di Bulungan, Sungai Mentarang dan Sesayap di Malinau, serta Sungai Sembakung di Nunukan. 

"Di ketiga aliran sungai besar itu, ada riwayat beberapa kali terjadi banjir. Termasuk di Tanjung Selor, ibukota provinsi juga memiliki kerawanan banjir," ungkapnya.

Selain banjir, Andi Amriampa menjelaskan, setiap daerah di Kaltara memiliki memiliki kerawanan bencana yang berbeda-beda. Ada yang rutin terkena banjir, kebakaran lahan, tanah longsor, abrasi, angin puting beliung dan sebagainya.

“Kami lihat, setiap daerah jenis bencananya berbeda dan lebih spesifik. Kalau di Kabupaten Nunukan (Sembakung) dan Malinau potensi bencana yang dominan adalah banjir,” ucap Andi Amriampa.

Selanjutnya di Kabupaten Tana Tidung (KTT), khususnya di Kecamatan Tanah Lia daerah tersebut kerap terjadi angin puting beliung. Kemudian, di Kota Tarakan bencana yang dominan adalah banjir saat intensitas curah hujan yang tinggi, lalu banjir rob akibat air laut.

“Di Tarakan itu ada tanah longsor serta banjir dan abrasi pantai dan sebagainya. Daerah-daerah kepulauan itu kebanyakan abrasi pantai,” paparnya.

Baca juga: Dari Jasa hingga Kerajinan, Usaha Mikro Kecil Malinau Kota Kaltara Banjir Pesanan Menjelang Irau

Begitu pun di Bulungan, Andi  menuturkan untuk Kabupaten Bulungan, bencana alam yang kerap terjadi adalah banjir dan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

“Meski saat ini bukan musim panas. Untuk karhutla itu tetap menjadi atensi kita. Selain waspada banjir,” ujar dia 

Dari semua kejadian kebencanaan ada 3 tahap penanganan, di antaranya pra bencana, hal itu berupa kegiatan mitigasi bencana dan kesiapsiagaan.

(*) 

Penulis: Edy Nugroho

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved