Demonstrasi Tolak UU Cipta Kerja

Kapolresta Samarinda Kombes Pol Arif Budiman Minta Maaf Atas Aksi Represif Anggotanya pada Wartawan

Kapolresta Samarinda Kombes Pol Arif Budiman minta maaf atas aksi represif anggotanya pada wartawan.

TRIBUNKALTARA.COM/Nevrianto Hardi Prasetyo
RICUH - Kericuhan yang terjadi saat Aksi unjuk rasa penolakan pengesahan Omnibus Law Cipta Kerja, pada Kamis (8/10/2020), di depan Gedung DPRD Kaltim. TRIBUNKALTARA.COM/Nevrianto Hardi Prasetyo 

TRIBUNALTARA.COM, SAMARINDA - Kapolresta Samarinda Kombes Pol Arif Budiman minta maaf atas aksi represif anggotanya pada wartawan.

Kapolresta Samarinda Kombes Pol Arif Budiman, juga akan melihat apakah benar wartawan yang dimaksudkan benar-benar terkena pukulan anggotanya.

Kapolresta Samarinda Kombes Pol Arif Budiman juga mengungkapkan, apabila benar terjadi tindakan represif tersebut bukan berarti anggotanya bermaksud untuk menyakiti wartawan yang melakukan tugas peliputan.

Demonstrasi Tolak UU Cipta Kerja, Demi Kelancaran Pengamanan Polisi di Samarinda Amankan Massa Aksi

Cara Unik Kapolres Amankan Demonstrasi Tolak UU Cipta Kerja, Anak Buah Idham Azis Bagikan Buah

BERI KETERANGAN - Kapolresta Samarinda, Kombes Pol Arif Budiman, saat ditemui di Mako Polresta Samarinda siang tadi (9/10/2020). TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY
BERI KETERANGAN - Kapolresta Samarinda, Kombes Pol Arif Budiman, saat ditemui di Mako Polresta Samarinda siang tadi (9/10/2020). TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY (TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY)

 

Kapolresta Samarinda Kombes Pol Arif angkat bicara soal aksi represif anggotanya pada wartawan.

Adanya perlakuan intimidasi (represif), pada saat kegiatan peliputan yang dilakukan oknum polisi di depan Mapolresta Samarinda, Jalan Slamet Riyadi, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, pada 5 wartawan media cetak dan online tepatnya Kamis (8/10/2020) malam kemarin, menuai kecaman dari beberapa rekan pers.

Kapolresta Balikpapan Turmudi Terluka saat Ricuh Aksi Demonstrasi Tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja

Komisioner KPU Nunukan Mardi Gunawan Beri Keterangan Soal 3.774 DPS Nunukan Belum Terekam E KTP

2 Pasien Covid-19 dari Klaster Tambang Emas Sekatak Jalani Karantina di Guest House BKPSDM Bulungan

Muncul Wanita Mengaku Simpanan Anggota DPR, Tolak UU Cipta Kerja, Ancam Bongkar Kelakuan Nakal

Kapolresta Samarinda, Kombes Pol Arif Budiman saat ditemui TribunKaltara.com usai video conference (vicon) bersama jajaran perwira Polresta Samarinda, Jumat (9/10/2020) siang, menjelaskan, awal mula tindakan represif yang dilakukan oknum petugas dimulai saat beberapa massa aksi diamankan jajarannya usai demo didepan gedung DPRD Provinsi Kaltim.

"Diduga melakukan tindakan anarkis (12 orang massa aksi) dan bukan merupakan mahasiswa, kita amankan dulu didata, lalu test urine dan rapid. Lalu disitu ada yang mengaku kuasa hukum yang bersangkutan (12 orang yang diamankan)," tegas Arif.

Adu Argumen terjadi antara kedua belah pihak di depan Mapolresta Samarinda.

Dan tidak mengetahui darimana asalnya kesalahpahaman terjadi, hingga massa yang melakukan aksi tadi malam (8/10/2020) diminta membubarkan diri.

"Memang ada adu argumen antara anggota selama kita mendata, tiba-tiba tidak tahu bagaimana ada kesalahpahaman antara petugas dan mereka yang mengaku kuasa hukum yang mau mengeluarkan rekan-rekannya yang kita lakukan pendataan ini," sebutnya.

Tindakan represif oknum polisi kepada pers, bukan bermaksud menghalang-halangi kegiatan pers. 

"Intinya adalah kami tidak ada maksud untuk memukul atau pun menginjak-injak (tindakan represif) tidak ada saat itu gelap, saya akan cari tahu siapa anggota itu, mungkin dari rekan-rekan wartawan disangkanya salah satu orang yang menjadi biang yang diluar, mungkin itu," pungkas Arif.

"Petugas saat itu ada dari polda, brimob intinya adalah sama-sama mengamankan kegiatan unjuk rasa, dilihat kembali ada argumen," sambungnya.

Arif menegaskan sembari meminta maaf jika memang ada kejadian represif terjadi tadi malam pada wartawan yang bertugas.

 

Ia pun berucap ingin melihat secara langsung wartawan yang menjadi korban dalam insiden kesalahpahaman semalam.

"Saya mau lihat langsung apakah betul mereka kena pukul atau bagaimana, kita harus melihat langsung jangan sampai mengada ada.

"Terlepas itu kami sebagai manusia biasa, tentunya meminta maaf apabila ada tindakan kami yang diluar kemanusiaaan ataupun diluar garis tugas pokok kami," tutup Arif.

RICUH - Kericuhan yang terjadi saat Aksi unjuk rasa penolakan pengesahan Omnibus Law Cipta Kerja, Kamis (8/10/2020) kemarin. TRIBUNKALTARA.COM/Nevrianto Hardi Prasetyo
RICUH - Kericuhan yang terjadi saat Aksi unjuk rasa penolakan pengesahan Omnibus Law Cipta Kerja, Kamis (8/10/2020) kemarin. TRIBUNKALTARA.COM/Nevrianto Hardi Prasetyo (TRIBUNKALTARA.COM/Nevrianto Hardi Prasetyo)

2 Pasien Covid-19 dari Klaster Tambang Emas Sekatak Jalani Karantina di Guest House BKPSDM Bulungan

Mahasiswa Aliansi Mahakam Akan Gelar Konsolidasi Aksi Tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja Malam Ini

Diduga Bunuh Diri, Seorang Pria di Samarinda Kaltim Terjun ke Sungai Mahakam 

Bawaslu Bulungan Klaim Banyak Temukan Pelanggaran Protokol Kesehatan di Masa Kampanye

Gelar Konsolidasi Aksi

Mahasiswa Aliansi Mahakam beber akan gelar konsolidasi aksi tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja malam ini.

Aksi unjuk rasa Mahasiswi di depan kantor DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) Kota Samarinda, Kamis (8/10/2020) berakhir ricuh.

Perjuangan mahasiswa menolak UU Cipta Kerja tidak berhenti begitu saja.

Mahasiswa yang tergabung Aliansi Mahasiswa Kaltim Menggugat (Mahakam) rencananya akan kembali melakukan aksi unjuk rasa.

Humas Aliansi Mahakam M.Akbar, Jumat (9/10/2020) mengatakan akan melakukan konsolidasi terlebih dahulu malam ini.

Rencananya mereka akan membahas aksi berikutnya dalam menuntut penolakan UU Cipta Kerja.

"Untuk hari ini belum ada (demo). Hari ini baru dikonsolidasikan," ucap Muhammad Akbar melalui pesan WhatsApp.

Jika tidak ada aral rintang, mahasiswa melakukan konsolidasi pada pukul 19.30 wita di halaman Kampus Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Samarinda.

Demo mahasiswa Kamis kemarin berakhir ricuh.

Ratusan hingga ribuan mahasiswa dan buruh melakukan aksi unjuk rasa penolakan UU Omnibus Law di depan kantor DPRD Kaltim, Kamis (8/10/2020). Gerbang halaman Kantor ditutup rapat oleh petugas keamanan gabungan TNI-Polri.

Mereka menuntut agar bisa masuk ke dalam kawasan kantor.

Para demonstran membeber tulisan penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja, di Samarinda, pada Jumat (0910/2020). TRIBUNKALTARA.COM/Nevrianto Hardi Prasetyo
Para demonstran membeber tulisan penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja, di Samarinda, pada Jumat (0910/2020). TRIBUNKALTARA.COM/Nevrianto Hardi Prasetyo (TRIBUNKALTARA.COM/Nevrianto Hardi Prasetyo)

Aksi semakin ricuh. Para mahasiswa mulai mendobrak gerbang masuk.

"DPR Go*Lok, DPR Go*Lok, DPR Go*Lok," seru mahasiswa.

Suasana semakin memanas.

Beberapa mahasiswa melempar batu serta botol plastik ke dalam wilayah kantor DPRD.

Kondisi semakin tidak terkendali.

Beberapa ornamen gedung dirusak oleh mahasiswa.

Bahkan mahasiswa mencoret dinding pagar kantor.

Para petugas pun bersiap siaga.

Petugas menggunakan pakaian lengkap beserta perisai berjaga di depan pagar.

Kemudian Polisi menggunakan water canon untuk membubarkan aksi.

Kondisi semakin tak terkendali.

Kapolresta Balikpapan Turmudi Terluka saat Ricuh Aksi Demonstrasi Tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja

Komisioner KPU Nunukan Mardi Gunawan Beri Keterangan Soal 3.774 DPS Nunukan Belum Terekam E KTP

Usai Demonstrasi Tolak UU Cipta Kerja Sampah Berserakan jadi Pemandangan di Depan Kantor DPRD Kaltim

Kericuhan yang terjadi saat Aksi unjuk rasa penolakan pengesahan Omnibus Law Cipta Kerja, Kamis (8/10/2020) kemarin. TRIBUNKALTIM.CO/ Nevrianto Hardi Prasetyo
Kericuhan yang terjadi saat Aksi unjuk rasa penolakan pengesahan Omnibus Law Cipta Kerja, Kamis (8/10/2020) kemarin. TRIBUNKALTIM.CO/ Nevrianto Hardi Prasetyo (TRIBUNKALTARA.COM/ Nevrianto Hardi Prasetyo)

Mahasiswa terus mendobrak masuk pintu pagar.

Bahkan petugas Brimob pun menjaga di simpang lampu merah.

Bahkan petugas menembakkan gas air Mata untuk membubarkan aksi.

Kapolresta Balikpapan Terluka

Kapolresta Balikpapan Kombes Pol Turmudi terluka saat ricuh aksi demonstrasi Tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja.

Pukul 17.20 WITA, massa aksi serentak berdiri dan bergeser ke arah kanan.

Sekira 10 menit kemudian, dari arah massa aksi melempar sejumlah botol air mineral ke arah Gedung DPRD Balikpapan.

Selang sekian menit, massa aksi bertolak secara sporadis berlari membelakangi gedung DPRD, kocar-kacir.

Beberapa ke arah pasar klandasan, sebagian memasuki gang-gang warga.

Sepantauan Tribunkaltim.co, satu demonstran tumbang dan terkapar di jalan.

"Tolongin! Kena tembak itu dia," seru demonstran lain.

Tak lama, di sekitar jam 18.00 WITA, demonstran kembali merusuh. Tembakan gas asap tak terelakkan.

Melalui pengeras suara, dari mobil aparat, diserukan perintah untuk membubarkan diri. Baik itu demonstran pun masyarakat lain.

Sekejap ditimpali dari pengeras suara masjid agung yang bersuara menyerukan agar demonstran dan aparat untuk membubarkan diri sebab akan dilaksanakan ibadah sholat maghrib.

Ketika ditemui awak media, Kapolresta Balikpapan, Turmudi menyampaikan bahwa dalam demokrasi, mereka menyampaikan tuntutannya.

BELA RAKYAT - Salah satu demonstran membawa poster yang bertuliskan unik. Mereka merupakan bagian dari aksi penolakan serta pencabutan UU Cipta Kerja Omnibus Law di kantor DPRD Kaltim. TRIBUNKALTARA.COM/JINO PRAYUDI KARTONO
BELA RAKYAT - Salah satu demonstran membawa poster yang bertuliskan unik. Mereka merupakan bagian dari aksi penolakan serta pencabutan UU Cipta Kerja Omnibus Law di kantor DPRD Kaltim. TRIBUNKALTARA.COM/JINO PRAYUDI KARTONO (TRIBUNKALTARA.COM/JINO PRAYUDI KARTONO)

BREAKING NEWS, Aliansi Mahasiswa Kaltim  dan Buruh Demonstrasi Tolak UU Cipta Kerja

2 Wartawan Tarakan Jadi Korban Water Canon saat Liput Ricuh Demonstrasi Tolak UU Cipta Kerja

"Kita pasti mengamankan. Kantor itu aset negara, tidak boleh didudukin. Mereka (massa aksi) maunya menduduki," ucapnya.

Dalam hal masa pandemi, sambung Turmudi, Balikpapan masih dalam zona orange.

"Jangan sampai ada klaster baru. Mari berpikir jernih," sebut Turmudi yang turut menjadi korban pelemparan benda keras di bagian kiri.

( TribunKaltara.com )

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved