Miliki 4.000 Santri & Terbanyak di Kaltara, DPRD Nunukan Ajukan Raperda Pulau Santri Sebatik

Miliki 4.000 santri & terbanyak di Kaltara, DPRD Nunukan ajukan Raperda Pulau Santri Sebatik.

Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM/FELIS
Penyampaian nota penjelasan Raperda Pemkab Nunukan melalui virtual zoom meeting. TRIBUNKALTARA.COM/FELIS 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Miliki 4.000 santri & terbanyak di Kaltara, DPRD Nunukan ajukan Raperda Pulau Santri Sebatik.

Kecamatan Sebatik memiliki 4000 santri, terbanyak se-Kalimantan Utara (Kaltara).

Hal ini disampaikan Ketua Badan Pembentukan Peraturan Daerah DPRD Nunukan, Nursam.

Baca juga: Diduga Curi Sepeda Motor JF Ditangkap Polsek Malinau Kota, Sempat Lakukan Pengejaran Selama 2 Bulan

Baca juga: Update Covid-19 Kaltara, Bulungan dan Tarakan Masuk Zona Oranye, Berikut Imbauan Satgas Covid-19

Baca juga: 2 Daerah di Kaltara Zona Sedang Penularan Virus Corona, Agust Suwandy Minta Kewaspadaan Ditingkatkan

Nursam mengatakan, melalui Ranperda tentang pulau santri Sebatik, pihaknya mendorong kecerdasan intelektual, spiritual dan emosional sumber daya manusia di Kabupaten Nunukan, khususnya Sebatik.

"Sebatik itu memiliki pesantren dan madrasah terbanyak se-Kaltara.17 Oktober tepat hari santri nasional, Sebatik mendapat predikat pulau santri dari Kementerian Agama. Kami ingin lembaga pendidikan keagamaan itu bisa memiliki payung hukum," kata Nursam kepada TribunKaltara.com, Jumat (23/10/2020), pukul 12.00 Wita.

Diketahui, Raperda tentang pulau santri Sebatik telah dibacakan nota penjelasannya dihadapan Pemkab Nunukan pada rapat Paripurna ke-9, masa persidangan I tahun 2020/2021, tadi pagi.

Menurut Nursam, keberadaan pulau sebatik sebagai pulau santri mencerminkan hadirnya masyarakat dan lingkungan yang religius.

"Santri bukan hanya siswa-siswi di pondok pesantren atau berkerudung, justru lebih luas pengertiannya. Mereka yang kesehariannya jalankan ibadah secara baik," ujar anggota komisi II ini.

Nursam mengaku, pulau Sebatik puluhan tahun mendapatkan predikat yang kurang baik.

Bukan tanpa sebab, potensi radikalisme di Sebatik cukup tinggi begitupun tingkat kriminalitas yakni penangkapan sejumlah pengedar norkoba yang massif, termasuk teroris belum lama ini.

"Hal negatif itu perlu disingkirkan. Kita tidak bisa pungkiri Sebatik itu perbatasan RI-Malaysia banyak jalan 'tikus' yang dilalui oknum yang ingin menghancurkan generasi muda Nunukan. Insyallah kalau sudah ada Perdanya perlahan masyarakat akan bersikap religius," tutur Nursam.

Tidak hanya itu, Raperda tentang pulau santri Sebatik muncul mengingat mayoritas 95 persen penduduknya beragama Muslim.

"Non Islam pun demikian misalnya menjalani keagamaannya secara baik, itu ciri umat yang religius, sehingga angka konflik di lapangan bisa berkurang," ungkap Nursam.

Bahkan animo orang tua siswa untuk menyekolahkan anaknya di sekolah agama sangat tinggi dari tahun ke tahun.

"Ketika pondok pesantren As'adiyah baru dibuka kami kampanye ke beberapa SD bahkan ke orang tua murid untuk sekolahkan anaknya di As'adiyah. Tahun lalu sempat dibatasi siswa barunya saking banyaknya yang daftar," terang Nursam.

Sumber: Tribun Kaltara
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved