Berita Malinau Terkini
Warga Desa Malinau Hulu Kembangkan Mesin Pertanian Sederhana, Begini Tanggapan P3MD Malinau
Teknologi Tepat Guna atau TTG semakin banyak dikembangkan oleh warga desa atau inovator, untuk mengoptimalkan produksi pertanian dan potensi desa.
Penulis: Mohamad Supri | Editor: Amiruddin
TRIBUNKALTARA.COM, MALINAU - Teknologi Tepat Guna atau TTG semakin banyak dikembangkan oleh warga desa atau inovator, untuk mengoptimalkan produksi pertanian dan potensi desa di Malinau.
Hal ini diungkapkan oleh Koordinator Tenaga Terampil Profesional Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Malinau (TTP P3MD Malinau), Mujiono.
Dia mengatakan sama seperti Hasbullah yang mengembangkan peralatan dan mesin pertanian sederhana untuk meringankan kerja petani.
• Klarifikasi Rumor Batal Nikah dengan Adit Jayusman, Ayu Ting Ting : Mungkin Belum Jodohnya
• Suara Dentuman di Malang Sempat Jadi Misteri, BMKG Ungkap Fenomena Cuaca Tak Umum, Thunderstorm
• Polda Kaltara Musnahkan 203,09 Gram Sabu Asal Malaysia, 9 Tersangka Diringkus, Jaringan Kota Tarakan
Masih banyak lagi inovator di wilayah desa yang juga mengembangkan TTG sesuai kebutuhan di desa.
"Inovator kita sudah lumayan banyak, sejak 2018 lalu banyak yang ikut kompetisi TTG. Di Malinau cukup berkembang," ujarnya kepada TribunKaltara.com, Kamis (4/2/2021).
Diberitakan sebelumnya, Hasbullah warga Desa Malinau Hulu mengembangkan mesin pertanian sederhana untuk meringankan kerja petani.
Selain mesin perontok padi ada juga inovator asal Malinau yang mengembangkan alat penanam padi, mesin pembersih gabah, mesin pemotong dan banyak lagi.
Kata Mujiono, tidak terbatas di sektor pertanian. TTG yang dihasilkan inovator di Malinau berkaitan dengan kebutuhan sehari-hari.
Seperti, pembangkit listrik tenaga air (picohydro) memanfaatkan aliran sungai atau air terjun atau pompa air gravitasi (Ram Pump) untuk memompa air ke dataran tinggi.
"Jadi TTG biasanya dikembangkan inovator sesuai potensi desa. Kalau di lahan pertanian, sawah atau kebun kopi biasanya alat itu dikembangkan," katanya.
Mujiono mengatakan inovasi atau pengembangan ciptaan oleh inovator bukan tentang keuntungan ekonomi, namun seberapa berguna alat tersebut untuk masyarakat.
Dia mencontohkan, salah satu kendala inovator adalah berkaitan keterbatasan modal atau dana untuk menghasilkan karya.
"Yang paling sering dikeluhkan soal dana. Sebenarnya ini berkaitan dengan daya cipta seorang inovator. Kalau ada niat, pasti bisa," ungkapnya.
• Lapangan Usaha Ini Miliki Posisi Kredit Terbesar di Kaltara, Usaha Pertambangan Minus 16,25 Persen
• Raperda Telah Disetujui DPRD, Kadis Pariwisata Nunukan Syafarudin Beber Tarif Dua Tempat Wisata Ini
• Data Bank Indonesia, Dana Pihak Ketiga Kaltara Tumbuh Positif 2,32 Persen di 2020, Rp 10,76 Triliun
Mujiono mengatakan sebagai Tenaga Ahli TTG, pihaknya terus mendorong pemanfaatan teknologi tepat guna di Malinau.
Termasuk melalui kompetisi TTG yang rutin digelar tiap tahun, menjadi motivasi bafi inovator di desa untuk menyempurnakan ciptaannya.
"Kami di PMD terus mendorong inovator di desa. Lomba TTG tahunan bisa jadi motivasi mereka menyempurnakan karyanya," ucapnya.
(*)
Penulis : Mohammad Supri
Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com
Follow Twitter TribunKaltara.com
Follow Instagram tribun_kaltara
Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official