Perbatasan RI Malaysia
Jelang Imlek, Nasib Warga Perbatasan RI Malaysia di Nunukan, Sudah Lama Tak Lihat Atraksi Barongsai
Nasib warga perbatasan RI-Malaysia di Nunukan, sudah lama tak nikmati atraksi barongsai
TRIBUNKALTARA.COM - Jelang Tahun Baru Imlek, begini nasib warga perbatasan RI-Malaysia di Nunukan, sudah lama tak nikmati atraksi barongsai.
Perayaan Tahun Baru Imlek 2572 kongzili tinggal menghitung hari.
Tepatnya pada Jumat (12/2/2021) mendatang, etnis Tionghoa bakal merayakan Imlek atau yang dikenal juga dengan Tahun Baru China.
Jelang perayaan Tahun Baru Imlek, warga perbatasan RI-Malaysia di Nunukan sudah tidak bisa menikmati lagi atraksi barongsai.
Padahal atraksi barongsai selama ini dikenal identik dengan etnis Tionghoa saat merayakan Imlek.
• Perbatasan Dibuka Lagi, Kadisperidagkop Kaltara Sebut Warga Krayan Dapat Akses Barang dari Malaysia
• UPDATE Tambah 1, Pasien Covid-19 Meninggal di Nunukan 15 Orang, Kasus Virus Corona Hampir Seribu
• DPRD Nunukan Sidak ke Dinas Pemadam Kebakaran, Ketua Dewan Rahma Leppa Kaget, Lihat Ada Kejanggalan
Perayaan Imlek tahun 2021 menjadi perayaan yang dikeluhkan etnis Tionghoa di perbatasan RI – Malaysia, di kabupaten Nunukan Kalimantan Utara.
Bagaimana tidak, Imlek 2572 yang menandai masuknya shio kerbau logam dan dipercaya penuh aura positif dan keberkahan bagi warga Tionghoa, masih belum demikian terasa dengan hilangnya barongsai di Nunukan.
‘’Sudah lama sekali kita tidak menikmati atraksi barongsai di Nunukan, Imlek di Nunukan itu, ada prihatin juga sedihnya, saya lupa kapan terakhir kali barongsai Nunukan tampil,’’ujar Humas Klenteng San Sen Kong Nunukan Suswanto, Senin (8/2/2021).
Sudah bertahun tahun, Imlek di Nunukan dirayakan tanpa barongsai.
Ada beberapa hal yang menjadi penyebab hilangnya barongsai di Nunukan, meninggalnya pelatih barongsai, berpengaruh dengan eksistensi kesenian tari singa tersebut.
Selain itu, nihilnya SDM dan mindset masyarakat setempat yang masih beranggapan selain Tionghoa tidak boleh latihan barongsai, menjadi alasan lain.
‘’Jadi setiap Imlek, kita hanya bisa mengarak keliling barongsai pakai mobil, nyaris punah barongsai di Nunukan,’’kata Suswanto.
Selain hilangnya barongsai, mereka juga tidak bisa mudik karena kebijakan di masa Covid-19.
Padahal, kata Suswanto, ada filosofi yang selama ini dipegang teguh etnis Tionghoa.
‘Tidak peduli seberapa jauh orang China pergi merantau dari rumah, mereka akan melakukan apa saja untuk berkumpul keluarga pada malam tahun baru’.