Berita Nasional Terkini
Setelah Polemik Demokrat, Giliran Kepemimpinan Cak Imin di PKB Digoyang, Mendiang Gus Dur Dikenang
Setelah polemik Partai Demokrat, giliran kepemimpinan Cak Imin di PKB digoyang, mendiang Gus Dur dikenang kader.
TRIBUNKALTARA.COM - Setelah polemik Partai Demokrat, giliran kepemimpinan Cak Imin di PKB digoyang, mendiang Gus Dur dikenang kader.
Kepemimpinan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa ( PKB ) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin kini digoyang.
Sejumlah kader PKB dikabarkan menginginkan dilaksanakannya Muktamar Luar Biasa (MLB).
Ia dituding oleh kader PKB melakukan kezaliman, hingga AD/ART PKB diubah saat muktamar yang lalu.
Sejumlah kader PKB pun menyebut kepemimpinan PKB di bawah kendali Cak Imin, sangat jauh berbeda dengan apa yang dicita-citakan oleh mendiang Gus Dur.
Teranyar, kader PKB di daerah mengklaim telah menjalin komunikasi dengan elite PKB.
Mereka mengklaim telah memperoleh lampu hijau melaksanakan Muktamar Luar Biasa (MLB) jika terdapat hal yang tak lagi sesuai dengan pendirian PKB.
Baca juga: Terpilih Jadi Ketua PKB Tarakan, Achmad Usman Sebut Tantangan untuk Mempertahankan Keberhasilan
Baca juga: Penantang Anies Baswedan dan Risma di Pilgub DKI sudah Disiapkan, PKB Sebut Raffi Ahmad dan Agnez Mo
Baca juga: Lawan Anies Baswedan di Pilgub DKI, PKB Lirik Raffi Ahmad & Agnez Mo, Bagaimana Nasib Gibran?
Setelah konflik yang menimpa Partai Demokrat mulai redam, kini giliran Partai Kebangkitan Bangsa ( PKB ) mengalami pergolakan di internal partai.
Sejumlah kader mulai berani bersuara atas apa yang terjadi dalam internal partai.
Termasuk menyoroti sosok Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.
Cak Imin, dianggap 'otoriter' dalam menjalankan partai.
Ratusan kader Partai Kebangkitan Bangsa ( PKB ) di tingkat dewan pimpinan cabang (DPC) pun disebut menginginkan Muktamar Luar Biasa (MLB).
Penyebabnya, ditengarai banyak pelanggaran anggaran dasar dan rumah tangga (AD/ART).
Eks Ketua DPC PKB Jeneponto Andi Mappanturu merasa dizalimi oleh Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.
Sebab, seharusnya ia masih mengemban jabatan hingga 2022.
"Tetapi karena kezaliman Pak Muhaimin yang mengubah AD/ART pada saat muktamar di Bali, di dalamnya sudah tidak demokrasi," tutur Andi kepada Tribun Network, Senin (12/4/2021).
Menurut Andi, Cak Imin seakan ketakukan akan dilengserkan dari kursi ketua umum, sehingga AD/ART partai diubah.
Satu di antaranya, DPP sembarangan menunjuk pengurus DPC.
Padahal, seharusnya penjaringan nama DPW harus melalui DPC.
"Berdasarkan AD/ART lama Ketua DPW dipilih oleh Ketua DPC."
"Ketua DPC dipilih oleh Ketua PAC."
"Tetapi di dalam perzaliman Muhaimin, mengobrak-abrik AD/ART."
"Pemilihan ketua wilayah harus diusulkan oleh masing-masing Ketua DPC, lalu dikirim ke DPP, DPP yang menentukan ini ketua," beber Andi.
Pada realitasnya, ucap Andi, hal ini tidak sesuai AD/ART.
Ketua DPW tidak pernah diusulkan oleh DPC, justru langsung ditetapkan oleh DPP.
Karenanya, lanjut dia, demokrasi di PKB sesuai keinginan Abdurrahman Wahid ( Gus Dur ) mulai luntur.
"Sangat kelihatan keinginan PKB saat didirikan oleh Gus Dur sudah hilang, tidak ada lagi pengaderan."
"Tidak ada lagi pemilihan ketua berdasarkan aspirasi dari bawah, tapi semua ditentukan DPP," ungkapnya.
Hal ini, menurut Andi, yang membuat sekira seraturan DPC ingin diselenggarakannya MLB.
Di Sulawesi Selatan, lanjut dia, sudah mencapai 12 DPC yang berkeinginan MLB.
Total saat ini, di seluruh Indonesia, terdapat 113 DPC dan 10 DPW.
"Kita ingin menyelamatkan PKB."
"Cak Imin ibarat Tuhan yang menentukan semua, tidak mendengarkan aspirasi dari arus bawah," ucap Andi.
Andi menyebut sudah ada komunikasi dengan petinggi PKB di tingkat pusat untuk Muktamar Luar Biasa tersebut.
"Sudah berjalan dengan orang DPP."
"DPP menyarankan kalau menurut saudara tidak sesuai kebatinan pendiri PKB, silakan."
"Mereka memberikan jalan. Tergantung bagaimana PAC, DPC," sambungnya.
Baca juga: Anak Buah AHY Beber Menteri Restui Kudeta, Diprediksi Demokrat Persis PKB & Golkar, Terbelah Jadi 2!
Baca juga: Sudah Ada di Malinau, PKBH-MK Fasilitasi Bantuan Hukum Gratis, Ini Mekanisme dan Syarat Permohonan
Baca juga: Senada, Trimedya Panjaitan & Politisi PKB Jazilul Fawaid Sebut Listyo Prabowo Calon Tunggal Kapolri
Popularitas Gus Yaqut mulai geser Cak Imin
Politikus Partai Gerindra Arief Poyuono menilai Menteri Agama Yaqut Kholil Qoumas atau Gus Yaqut berpotensi menjadi pesaing Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai kandidat calon presiden pada 2024.
Poyuono menyatakan itu setelah menanggapi pemberitaan mengenai tingkat kepopuleran Gus Yaqut yang mulai menyalip Cak imin.
"Saingan cak imin sebagai capres 2024 itu Menag," tulis Arief Poyuono di twitter pada Sabtu (10/4/2020).
Di sisi lain, Arief Poyuono menyinggung soal kasus dugaan korupsi yang sempat menyeret nama Cak Imin beberapa tahun silam.
Cak Imin pernah dimintai keterangan untuk melengkapi berkas tersangka Komisaris PT Sharleen Raya JECO Group Hong Arta (HA).
Dalam kasus ini, KPK menduga Hong Artha bersama-sama memberikan atau menjanjikan sesuatu kepada Kepala Badan Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) IX Maluku dan Maluku Utara, Amran HI Mustary. Amran diduga menerima uang sebesar Rp 8 miliar dan Rp 2,6 miliar dari Hong Artha.
Hong Artha sendiri merupakan tersangka ke-12 setelah sebelumnya KPK menetapkan 11 orang lainnya. Dari 11 orang tersebut, 10 diantaranya sudah divonis bersalah dan dijebloskan ke penjara.
"Capres 2024 Gus AMi. Kata Ketua PBNU terlibat hukum enga ya di KPK?" tulis Arief
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Riset dan Analisis (SUDRA) Fadhli Harahab menilai, pernyataan-pernyataan Ketua Umum GP Ansor telah membuat publik lebih mengenal Gus Yaqut dibandingkan dengan Ketum PKB Cak Imin.
"Kepopuleran Gus Yaqut bisa saja berbuah elektabilitas. Artinya, Gus AMI yang disebut-sebut bakal capres dari PKB akan mendapat saingan baru ke depannya," kata Fadhli, Jumat (9/4/2021).
Dia menilai, meskipun Gus Yaqut belum sama sekali terpantau lembaga survei sebagai bakal capres/cawapres PKB akan tetapi bukan tidak mungkin manuver Gus Yaqut sebagai Menag akan berbuah sentimen positif di masyarakat.
Baca juga: Babak Baru Polemik Partai Demokrat, Kubu Moeldoko Pede Menang di Pengadilan, Minta AHY Cs Saweran
Baca juga: Gegara Moeldoko Bawa-bawa Partai Demokrat, Kubu AHY Beri Peringatan Keras soal Penggunaan Atribut
Baca juga: Hasil KLB Demokrat Ditolak, Jajaran Moeldoko Pastikan Melawan: Pertarungan Berikutnya di Pengadilan
"Saya pikir posisi Gus Yaqut berada pada momentum yang tepat. Polarisasi politik identitas sedang berada pada masanya. Radikalisme, pluralisme menjadi isu hangat, tentunya ini akan menjadi panggung tersendiri bagi Beliau," terang Fadhli.
Menurutnya, jika Gus Yaqut dapat memanfaatkan momentum ini maka kemungkinan Gus Yaqut terjaring survei sebagai capres/cawapres potensial cukup terbuka.
"Tinggal bagaimana Gus Yaqut mengelola momentum, sehingga dia bisa dilirik publik sebagai Capres/cawapres," pungkasnya.
(*)
Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com
Follow Twitter TribunKaltara.com
Follow Instagram tribun_kaltara
Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official