Berita Tarakan Terkini
Pemkot Tunda Crossing Drainage, Jalan Depan Yonif Rider 613 Tarakan Langsung Diaspal
Pengaspalan jalan di depan Yonif Rider 613 Raja Alam akhirnya mulai dikerjakan sejak April 2021. Saat ini proses pengaspalan terus dikebut.
Penulis: Andi Pausiah | Editor: Sumarsono
TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN - Pengaspalan jalan di depan Yonif Rider 613 Raja Alam akhirnya mulai dikerjakan sejak April 2021. Saat ini proses pengaspalan terus dikebut agar masyarakat bisa menikmati jalan mulus yang selama ini diimpikan.
Dibeberkan Wali Kota Tarakan, dr Khairul MKes, untuk proses pengaspalan bisa saja dilakukan dalam waktu satu minggu.
Namun lanjutnya untuk menangani persoalan banjir yang kerap menjadi langganan di wilayah jalan depan 613 tersebut harus melalui perencanaan yang matang.
Ia melanjutkan, ada empat tahapan yang dilakukan menangani persoalan banjir di wilayah tersebut.
Baca juga: Rencana Pembelajaran dan Ujian Tatap Muka Masa Pandemi, Disdikbud Kota Tarakan Serahkan ke Sekolah
Baca juga: Pemkot Tarakan Resmi Terima Penyerahan Aset dari Pemprov Kaltara
Pertama, proses pembersihan pasir dan proses agregat dan itu sudah dilakukan. Kemudian tahap kedua, yakni pembuatan drainase.
Drainase ini nantinya bisa menampung aliran air hujan dan aliran pasir yang terbawa dari gunung saat hujan turun. Pengerjaannya pun sudah selesai di 2020.

Tahapan selanjutnya kata Khairul yakni crossing drainage. Crossing drainage sebagai drainase penghubung dari seberang menuju arah samping SDN 059.
"Sebenarnya untuk persoalan jalan ini kalau hanya aspal saja, biar seminggu sudah bisa diaspal. Namun kan semua ada tahapannya. Dan kita rencana membuat crossing drainage," bebernya.
Namun lanjutnya, dalam perjalanannya saat crossing drainase sudah akan dikerjakan, ada laporan dari kelurahan. Bahwa lokasi crossing drainase ada beberapa titik melewati lahan bangunan warga.
Baca juga: Ditetapkan Jadi Tersangka Kasus Narkoba, Ibunda Jenguk Jeff Smith hingga Bawakan Perlengkapan Mandi
"Jalur saluran yang sudah direncanakan melewati beberapa lahan bangunan warga," ungkap mantan Sekkot Tarakan ini.
Dan saat ini lanjut Khairul, proses negosiasi masih berlangsung. Dan itu yang membuat pekerjaan crossing drainase terhambat.
"Ditambah masyarakat menanyakan kapan diaspal karena tidak sabar untuk melewati jalan tersebut," lanjutnya.
Sehingga lanjut Khairul, akhirnya pihaknya memilih untuk melakukan pengaspalan langsung agar cepat selesai.
Baca juga: Semifinal Piala FA, Chelsea vs Man City, Tuchel Beber Pengakuan Mengejutkan, Kagumi Pep Guardiola?
Namun lebih jauh dijelaskan Khairul, ada konsekuensi dari pekerjaan pengaspalan tersebut.
Di antaranya, kualitas jalan aspal bisa tak bertahan lama jika terjadi luapan air dan pasir dari drainase.
Untuk itu, pekerja yang bertugas harus menjaga lokasi jangan sampai saat hujan deras, drainase mampet dan dipenuhi pasir.
" Jangan sampai kembali menutupi jalan yang proses diaspal," ungkapnya.
Ia menambahkan, dampaknya jika pasir meluap ke jalan, jalan tersebut diperkirakan tak akan berlangsung lama kualitasnya. Sebabnya karena fungsi drainase belum optimal.
"Jangan sampai buat proyek dengan anggaran besar tapi umurnya hanya bertahan di 2-3 bulan saja. Yah kita doakan saja semoga bisa bertahan lama," beber Khairul.
Persoalan lainnya lanjut Khairul, jika pun harus mengambil opsi lain yakni tidak perlu melewati bangunan warga dan opsinya yakni menggeser ke depan rumah warga, tetap ada konsekuensi yang harus ditanggung.
" Jalan yang sudah diaspal terpaksa harus dilubangi. Dan itu juga tidak mungkin dilakukan. Jalan baru diaspal masa dilubangi lagi," urainya.
Sehingga satu-satunya opsi terakhir untuk menjaga kualitas aspal agar tetap bertahan yakni menjaga drainase setiap saat agar jangan sampai dipenuhi aliran pasir bekas hujan.
" Jika penuh pasir di drainase, air meluap ke jalan dan itu berpengaruh terhadap kualitas aspal. Bisa mempercepat proses penggerusan hotmix yang sudah dibuat," ungkapnya.
Baca juga: Siklon Surigae Meningkat 24 Jam ke Depan, 9 Provinsi Termasuk Kalimantan Utara Diminta Waspada
Sehingga setiap kali hujan, harus ada pengerukan di sepanjang drainase 613 tersebut.
"Bukan lagi tiap bulan dianggarkan, tapi setiap saat harus ada pengerukan jika terjadi hujan. Ini yang dikhawatirkan jika dibiarkan," tukasnya.
Sementara itu, Pandariansyah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Tarakan mengatakan, adapun anggaran pengerjaan jalan tersebut yakni diperkirakan hampir mencapai Rp 4 miliar.
"Nanti dicocokkan dengan jumlah yang tertera dalam papan yang dipasang di lokasi," ungkap Pandariansyah.
Untuk pengerjaan dimulai di tahun 2021 dan tahap awal yakni pengerasan selanjutnya baru pengspalan.
"Saat ini sudah memasuki proses pengaspalan dan terus dikebut pengerjaannya," jelasnya.
Namun kondisi cuaca di Tarakan yang labil, membuat pengerjaan harus ditunda jika cuaca tak mendukung.
"Kalau hujan dihentikan dulu nanti hasilnya tak maksimal," pungkasnya. (*)
Penulis: Andi Pausiah