Berita Nunukan Terkini

Jadi Tulang Punggung Keluarga, Nenek Mia Tetap Berjualan di Pelabuhan Nunukan Meski Sepi Pembeli

Jadi tulang punggung keluarga, Nenek Mia tetap berjualan di Pelabuhan Nunukan meski sepi pembeli.

Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM/FELIS
Nenek Mia (67) saat ditemui di sela aktivitasnya membuat kopi untuk para buruh bongkar muat barang di Pelabuhan Tunon Taka Nunukan, Senin (10/05/2021), sore. TRIBUNKALTARA.COM/ Febrianus felis. 

Saat ditanyai, alasan dirinya tak menjual di dalam pelabuhan, nenek Mia menjawab singkat, takut diusir petugas.

Ia mengungkap, untuk bisa berjualan di dalam pelabuhan, dirinya harus membayar biaya sewa sebesar Rp15 juta per tahun.

"Tidak berani saya jualan di dalam nak. Karena sering dikejar oleh petugas. Kalau di luar sini gratis. Bahkan dulu di luar sini saja pernah digusur. Tapi ada kebijakan lagi, makanya nenek boleh jualan lagi. Habis salat ashar baru nenek pulang. Kalau ada kapal masuk, biasanya sampai tengah malam di pelabuhan," tuturnya.

Nenek dua cucu itu, menuturkan, selama dua tahun dirinya menjadi tulang punggung keluarga.

Pasalnya, suaminya yang juga seorang buruh pelabuhan saat ini terbaring lemah di kasur, akibat tulang belakangnya baru saja selesai dioperasi.

"Anak nenek empat semua sudah berkeluarga. Dan cucu ada dua orang. Suami saat ini sakit. Tulang belakangnya sempat dioperasi di Tarakan. Dokter bilang tulangnya keropos. Angkat tangannya aja sudah susah. Jadi kalau nenek lambat pulang kerja, baju kakek ya begitu aja di badan. Karena anak-anak tidak berani tukarkan bajunya, takut salah nanti," ungkapnya.

Baca juga: Kepala Syahbandar Nunukan tak Izinkan Kapal Swasta Berlabuh di Pelabuhan Tunon Taka, Ini Alasannya

Baca juga: Banyak Warga Berkedok Sakit Agar Bisa Mudik, Kepala Pelni Nunukan: Harus Ada Keterangan Dokter & RT

Baca juga: Pos Operasi Ketupat Pakai Tema Fast & Furious, Polres Nunukan: Tetap di Rumah Aja, Dilarang Mudik

Nenek Mia, katakan hari ini ia baru mendapat Rp100 ribu dari hasil jualan kopi sachet.

Dia berharap, pemerintah daerah dapat membantu pedagang kaki lima yang terkena dampak pandemi Covid-19.

"Hari ini baru dapat Rp100 ribu. Dicukup-cukupi saja nak, uangnya. Nenek tidak pernah dapat bantuan sama sekali. Kayak orang lain ada bantuan lewat kantor pos ya. Soalnya mana nenek tau urus seperti itu. Dulu ada dapat pembagian beras dua kali. Tapi nggak ada lagi dapat," imbuhnya.

Penulis: Febrianus felis

Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com

Follow Twitter TribunKaltara.com

Follow Instagram tribun_kaltara

Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved