Berita Daerah Terkini

Jeritan Pedagang Lang-lang Dihimpit Angsuran Bank, Tak Bisa Jualan karena Pemkot Bontang Lakukan ini

Jeritan pedagang lang-lang dihimpit angsuran bank, tak bisa jualan karena Pemkot Bontang lakukan ini.

istimewa
Lapak dagangan penjual di Lapangan Bessai Berinta Lang Lang yang kembali ambruk akibat tidak ditempati sejak tahun lalu 

TRIBUNKALTARA.COM, BONTANG - Jeritan pedagang lang-lang dihimpit angsuran bank, tak bisa jualan karena Pemkot Bontang lakukan ini.

Terlilit hutang akibat sumber pendapatan hilang, memaksa pedagang di Lapangan Bessai Berinta Lang-lang harus gali lubang tutup lubang.

Sudah setahun lebih lamanya, Yulia bukan nama sebanarnya tak lagi berjualan. Penghasilan harian carut marut, sejak seluruh aktifitas di Lapangan Lang Lang tempatnya berjualan harus dihentikan.

Baca juga: Cegah Pedagang dan Parkir Liar, Dishub Kota Samarinda Pasang Barier di Pasar Pagi Gajah Mada

Baca juga: Pedagang Keluhkan Jualan di Dalam Pasar Pembeli Sepi, Pemkot Bontang Menata Ulang Lapak

Baca juga: Sempat Tuai Protes dari Pedagang, Pusat Perbelanjaan Kandilo Plaza  di Kabupaten Paser Dibuka

Wanita berusia 43 tahun itu bercerita, ia dan suaminya berjualan bakso dan mie ayam di lapak Stadion Lang-Lang sejak 2012 lalu.

Seiring waktu, usaha yang dijalani kian membaik. Pasca suami berhenti kerja, warung mie ayam miliknya jadi satu-satunya sumber pendapatan keluarga. 

Saat diterjang badai Covid-19 di awal 2020, ekomomi keluarganya babak belur akibat sumber pendapatannya ditutup.

"Langsung ditutup lapangannya, kami kehilangan pendapatan. Jadi pelan-pelan kami coba buka dirumah, karena simpanan mulai berkurang," ungkapnya Senin (31/5/2021). 

Memasuki bulan ke-4, kondisi Covid-19 sempat membaik. Pemerintah pun akhirnya membuka kembali segala aktifitas di Lapangan.

Namun keputusan itu hanya bertahan dua pekan, lantaran lagi-lagi Virus Coronan kembali mengancam.

Penutupan ke 2 ini, kata Yulia banyak menuai masalah. Para penjual banyak mengeluarkan biaya perbaikan lapak yang ambruk akibat lama ditutup. Walhasil, pedagang pun justru merugi. Sebab modal usaha belum sempat kembali.

"Kami pinjam uang di Bank saat awal di buka itu. Karena kami butuh perbaiki lapak dan uang modal untuk jualan. Tapi ternyata baru dua minggu lapangan kembali ditutup lagi. Modal belum sempat kembali," kata Yulia.

Usai itu, angsuran Bank pun menanti. Bank tak peduli, pinjaman uang harus kembali meski nasabah tak punya pendapatan lagi.

Yulia mengaku tak sendiri. Beberapa pedagang lainnya juga bernasib serupa, terlilit hutang yang harus dibayar setiap hari.

Pedagang Mie Ayam itu kini memilih berjualan di lorong gang sempit di Kelurahan Api-api. Pilihan berjualan di gang sempit harus dilakoni demi tuntutan angsuran bank yang terus menghimpit.  Hasil pendapatan berjualan dilorong sempit ini pun hanya sedikit.

"Sedikit dapatnya. Enggak kaya sebelumnya di Lang-lang. Makanya saya minta supaya bapaknya cari kerja lagi, kalau begini susah mas. Urusan perut tak bisa ditahan-tahan," katanya.

Baca juga: Pandemi Covid-19, Pedagang Ini Banting Setir dari Jualan Buku ke Kue Kering: Pembeli Tetap Sepi

Baca juga: Saat Bupati Bulungan Syarwani Tinjau Pasar Induk, Asosiasi Pedagang Ungkapkan Ini

Baca juga: Harga Cabai di Bulungan Tiba-tiba Naik Rp 110 Ribu Perkilo, Pedagang Ngaku Tetap Laku

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved