Puluhan Babi di Bulungan Mati
40 Babi di Bulungan Mati Mendadak, Dinas Pertanian Kaltara Jelaskan Virus ASF, Menular ke Manusia?
40 babi di Bulungan mati mendadak, Dinas Pertanian Kaltara jelaskan virus ASF, menular ke manusia?
Penulis: Maulana Ilhami Fawdi | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM, TANJUNG SELOR - 40 babi di Bulungan mati mendadak, Dinas Pertanian Kaltara jelaskan virus ASF, menular ke manusia?
Dalam beberapa minggu terakhir, warga di Kecamatan Peso, tepatnya di dua desa, Long Pelaah dan Long Lasan sempat dikejutkan dengan adanya kematian puluhan babi secara mendadak.
Menurut Kasi Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kaltara, Supardi, setidaknya 40 ekor babi di Bulungan mati, dan diduga disebabkan oleh African Swine Fever atau ASF.
Baca juga: Babi Mati Mendadak tak Hanya di Bulungan, Distan Kaltara Ungkap Terjadi Juga di Malinau & Nunukan
Baca juga: Mati Mendadak Diduga Terjangkit ASF, Warga Kecamatan Peso Bulungan Selektif Buru & Konsumsi Babi
Baca juga: Jangan Khawatir! Dinas Pertanian Bulungan Pastikan ASF Bukan Zoonosis, Tak ada Penularan ke Manusia

Dalam klasifikasi, ASF ialah virus yang memiliki Family Asfarviridae dan Genus Asfivirus.
Virus ini dapat menyebar melalui vektor berupa kutu, atau dapat menjangkiti babi, bila memakan makanan yang telah mengandung ASF.
Sementara itu, Dinas Pertanian Bulungan memastikan, ASF tidak memiliki sifat zoonosis, sehingga tidak menyebabkan penularan ke manusia, dan penularan hanya terjadi antarhewan.
"Untuk ASF, dia ini bukan zoonosis, artinya dia tidak menyebar ke manusia," ujar Staf Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian Bulungan, Deny, Jumat (11/6/2021).
Terkait gejala pada babi, pihaknya menjelaskan bila tanda-tanda klinis bisa dilihat dan dirasakan.
Seperti demam dengan suhu tubuh 41-42°C, leleran pada mata dan hidung, bercak merah pada kulit atau Ptekie, lesu serta diare.
Adapun masa inkubasi dilakukan, sejak pertama kali terjangkit hingga kematian, yang memakan waktu 4-19 Hari.
"Untuk masa inkubasi itu 4-19 Hari, itu masa sejak virus menginfeksi sampai menimbulkan tanda klinis," katanya.
Kendati tidak memiliki sifat zoonosis, ASF memiliki tingkat fatalitas yang tinggi, bahkan hingga 100 Persen.
Ibaratnya bila ada sepuluh babi yang terserang sakit ASF, maka kesepuluh babi tersebut memiliki kemungkinan besar berujung pada kematian.
"Fatalitasnya tinggi, sehingga ini bisa merugikan peternak kalau terserang ASF," tambahnya.
Baca juga: Dinas Pertanian Bulungan Pastikan Babi Mati Mendadak Akibat Virus ASF, Tak Ada Penularan ke Manusia
Baca juga: Puluhan Babi Mati Mendadak di Desa Long Yin, Dugaan Virus ASF, Dinas Pertanian Bulungan Ambil Sampel
Baca juga: Melantik 54 Pejabat Administrator dan Pengawas, Bupati Bulungan Syarwani Sebut Dapat Izin Mendagri
Dengan tidak adanya vaksin ASF, maka yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebarannya ialah dengan biosekuriti.