Berita Tarakan Terkini

Kepala BNNP Kaltara Samudi Nilai Pemerintah Malaysia tak Serius dan Berkomitmen Berantas Narkoba

Kepala BNNP Kaltara Samudi nilai pemerintah Negara Malaysia tak serius dan tak berkomitmen memberantas peredaran narkoba.

Penulis: Andi Pausiah | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH
Kepala BNNP Kaltara, Samudi. TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH 

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN - Kepala BNNP Kaltara Samudi nilai pemerintah Negara Malaysia tak serius dan tak berkomitmen memberantas peredaran narkoba.

Pengungkapan kasus narkoba terbesar selama 2021 dilakulan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kaltara pada Mei 2021 lalu.

Rencananya pemusnahan barang bukti narkoba akan digelar pada saat Hari Anti Narkoba 26 Juni 2021 mendatang.

Baca juga: Sandar di Dermaga Perikanan, 2 Kapal Mengangkut Puluhan Kubik Kayu Illegal Loging Langsung Diamankan

Baca juga: Pandemi Covid-19, UMKM di Kota Tarakan Meningkat Jadi 13 Ribu, Paling Banyak Usaha Kuliner

Baca juga: KKP Tarakan Perketat Pintu Masuk, Antisipasi Masuknya Virus Varian Baru Covid-19

Dibeberkan Kepala BNNP Kaltara, Samudi, update pengungkapan kasus narkoba terakhir kalinya dilakukan Juni 2021.

Melihat angka kasus peredaran narkoba, ia menyayangkan sikap pemerintah Malaysia yang terkesan tidak konsisten dan komitmen memerangi narkoba.

"Kita menyayangkan kepada pemerintah Malaysia ini tidak komitmen sama-sama mencegah dan memberantas narkoba. Faktanya hampir setiap saat barang yang masuk yang bisa kita uangkap selalu dari Malysia. Ini membuktikan bahwa pemerintah Malaysia tidak serius dalam hal menangani narkoba," beber Samudi.

Ia melanjutkan, meski saat ini Malaysia sedang menjalankan lockdown karena pandemi, namun barang haram tersebut tetap saja lolos.
" Itu yang terungkap Mei dan Juni. Bagaimana dengan yang tidak bisa diungkap dan berhasil lolos," bebernya.

Lebih lanjut ia mengatakan, dengan kondisi demografi dan geografis perairan Kaltara, menjadi kendala bagi BNNP.
" Karena memang kita tidak memiliki sarpras di perairan seperti speedboat. Kenapa kita selalu menggandeng Bea c
Cukai karena sarparas untuk perairan mereka lengkap. Sehingga kita slalu bekerja sama dalam hal mencegah dan memberantas bersama terutama pengungkapan narkoba," urainya.

Ia menambahkan, dengan kondisi perairan Kaltara yang sangat luas, sangat berpotensi transaksi barang haram tersebut dilakukan di tengah laut. Dan pelaku menggunakan speedboat yang sudah dimodifikasi kecepatannya.

"Mesin mereka dibuat dengan kecepatan kira-kira petugas tidak bisa mengejar. Kalau dikejar banyak lolos salah satu alasannya peralatan kita masih minim," bebernya.

Lebih lanjut ia mengatakan, BNN pusat sudah kerap melakukan kerja sama dan juga sudah ada perjanjian. Namun faktanya masih saja bisa lolos.

Baca juga: Prakiraan Cuaca Sabtu 19 Juni 2021, BMKG Prediksi Kota Tarakan Cerah Berawan di Pagi Hari

Baca juga: Wali Kota Tarakan dr Khairul Tegas Akan Proses LH Sesuai PP Nomor 53 Tentang Displin PNS, Dipecat?

Baca juga: Wali Kota Tarakan Letakkan Batu Pertama Pembangunan Balai Nikah dan Manasik Haji

"Sebenarya kalau mereka komitmen, itu bisa. Hanya keseriusan pemerintah Malaysia terutama petugas pencegahan narkoba di sana, badan narkobanya kalau tidak kompak sampai kapan pun kita akan kewalahan," ungkapnya.

Karena lanjut Samudi, ibarat seperti pemadam kebakaran. Ada kejadian baru bisa bekerja memadamkan api.

"Seharusnya pencegahan dari sana Malaysia. Karena masuk dari sana. Pasti masuk dari Tawau," pungkasnya. (*)

Penulis: Andi Pausiah

Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com

Follow Twitter TribunKaltara.com

Follow Instagram tribun_kaltara

Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved