Berita Tarakan Terkini
Harga Jagung Dunia Alami Kenaikan, Harga Pakan Ternak di Tarakan Ikut Naik, Datangkan dari Surabaya
Kepala Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan, Elang Buana, harga jagung dunia mengalami kenaikan. Ini berdampak kepada harga pakan ternak ikut naik.
Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Memasuki Idul Adha, harga ayam di sejumlah pasar masih relatif stabil di angka Rp 45 ribu untuk kategori bersih. Harga ini adalah HET yang ditetapkan sebelum Idul Fitri 1442 Hijriah lalu saat harga ayam melonjak tajam.
Dibeberkan Kepala Dinas Perdaganngan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Disdagkop dan UKM) Kota Tarakan, Untung Prayitno, kenaikan harga ayam dipicu karena adanya kenaika harga pakan. Ia menjelaskan, beberapa hari lalu, Disnaktan Provinsi Kaltara melakukan rapat virtual mengenai dikeluhkannya harga pakan ayam yang naik.
Ia menjelaskan, duluya harga ayam di kisaran Rp 38 ribu per kilogram kategori bersih. Namun semenjak pakan naik, harga ayam berimbas ikut mengalami kenaikan. Padahal lanjut Untung, stoknya sendiri sangat mencukupi.
Baca juga: Wabup KTT Hendrik Sebut Harga Jagung di Tingkat Petani Masih Rendah, Harap Industri jadi Mitra
“Masalahnya kemarin itu ada di pakan saja. Selama ini pakan dari Surabaya didatangkan,” bebernya.
Lebih lanjut ia menambahkan, jika stok stabil, harga otomatis tetap stabil. Namun jika permintaan semakin banyak akan bergejolak kepada harga jual.
Baca juga: Produksi Jagung & Kedelai Masih Rendah, Kadis Pertanian Malinau Sebut Harga Jual Kurang Bersaing
Sementara lanjutya untuk mendatangkan ayam beku menutupi kekurangan ayam potong local pedagang, tidak bisa asal.
“Mendatangkan ayam beku harus dibatasi. Harus lihat kondisi peternak mampu gak memenuhi. Kalau kurang mampu barulah opsi didatangkan. Jadi bukan berarti bisa didatangkan seenaknya. Kita pikirkan peternak dan pedagang local kita,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan, Elang Buana membenarkan adanya kenaikan harga pakan ayam. Kenaikan harga pakan memang sudah terjadi sekal beberapa pekan terakhir.
Jika dulu dalam kondisi normal harga ayam hanya di angka Rp 38 ribu per kilogram kini Rp 45 ribu per kilogram karena harga pakannya naik. Lalu di masa sulit seperti ini lanjutnya, di Jawa pun banyak DOC yang dibakar dan dibuang.
Baca juga: Hemat Pengeluaran Saat Pandemi Covid-19, Satgas Yonif 623/BWU Tanam Jagung dan Sayuran
“Alasan dibakar karena berlebihan produksi. Kemudian oleh Dirjen Peternakan Kementerian Pertanian mengimbau mengurangi produksi di beberapa hatchery di produsen seperti PT Java,” ujarnya.
Di sisi lain lanjutnya lagi, dalam kondisi saat ini harga jagung dunia mengalami kenaikan. Ini berdampak kepada harga pakan ternak ikut naik. “Komposisi pakan ternak itu, 50 persen dari jagug. Sementara harga jagung dunia. Saat kebutuha jagung diambil dari impor, di samping ada produksi sendiri, tapi berimbas pada harga pakan,” bebernya.
Ia menyebutka, untuk satu karung harga pakan dengan berat 50 kilogram dihargai Rp 510 ribu terendah. Ada juga yang menjual di kisaran Rp 525 ribu. Sehingga tentu saja ini sangat menyulitkan peternak.
“Di sisi lain perlu rapat kembali apakah perusahaan inti perlu menaikkan serapan. Karena pakan sudah naik. Tadinya Rp 28 ribu per kg, naik jadi Rp 29 ribu per kilogram. Kalau di inti Rp 29.500 per kilogram untuk ayam dalam kondisi hidup,” ujarnya.
Sementara harga di pasaran setelah dipotong dan dibersihkan di kisaran Rp 45 ribu per kilogram. Ia melanjutkan, saat ini belum ada kenaikan DOC. Masih realtif stabil di kisaran Rp 11 ribu per ekor.
“Sebelumya Rp 9 ribuan tapi ini harga lama,”cetusnya.
Baca juga: Harga Rawit di Kota Tarakan Naik, Tembus Rp 100 Ribu Perkilogram, Jelang Idul Adha