Berita Bulungan Terkini

Imbas Pandemi Covid-19, Pedagang Sapi Tanjung Selor Akui Penjualan Hewan Kurban Sepi

Pedagang Sapi di Tanjung Selor mengakui kondisi pandemi Covid-19 sangat mempengaruhi penjualan hewanc kurban.

Penulis: Maulana Ilhami Fawdi | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ MAULANA ILHAMI FAWDI
edagang Sapi Bustan Arifai saat ditemui di lapak dagangannya di Gang Lestari, Jalan Sengkawit, Tanjung Selor, Minggu (18/7/2021), Bustan mengakui penjualan sapi lesu imbas Pandemi Covid-19. 

TRIBUNKALTARA.COM, TANJUNG SELOR - Pedagang Sapi di Tanjung Selor mengakui kondisi pandemi Covid-19 sangat mempengaruhi penjualan.

Menurut salah seorang pedagang Sapi, Bustan Arifai, sebelum masa pandemi sapi dagangannya akan habis sejak dua minggu sebelum Idul Adha.

Namun kini, hingga H-2 Idul Adha, masih ada satu sapi yang belum terjual. Hal ini ia ungkapkan saat ditemui di lapak dagangannya di Gang Lestari, Jalan Sengkawit, Tanjung Selor, Minggu (18/7/2021).

Baca juga: Pandemi Covid-19, Peternak Hewan Kurban Akui Pembelian Sapi Menurun, Mayoritas Hanya di Tarakan

"Tahun lalu setelah saya buka 15-20 Hari itu sudah habis, tahun ini sudah H Minus 2, masih ada satu yang belum laku," ujar Pedagang Sapi, Bustan Arifai.

"Tahun lalu bisa sampai 50 ekor, tahun ini tidak sampai 40 ekor, pengaruh Covid-19 jadi daya beli masyarakat berkurang," katanya.

Baca juga: Datangkan dari Gorontalo, Tahun Ini Diprediksi 1.000 Ekor Sapi Siap Sembelih untuk Kurban

Pria yang sudah 7 Tahun menjalani profesi sebagai pedagang sapi ini mengaku, kondisi hari ini dirasa lebih sepi, mengingat bila di masa normal penjualan hewan kurban di pinggir jalan di Tanjung Selor cukup ramai.

"Dan memang jauh, kalau dulu itu banyak yang jual di pinggir jalan, sekarang paling hanya beberapa aja," ujarnya.

Pedagang Sapi Bustan Arifai saat ditemui di lapak dagangannya di Gang Lestari, Jalan Sengkawit, Tanjung Selor, Minggu (18/7/2021), Bustan mengakui penjualan sapi lesu imbas Pandemi Covid-19.
Pedagang Sapi Bustan Arifai saat ditemui di lapak dagangannya di Gang Lestari, Jalan Sengkawit, Tanjung Selor, Minggu (18/7/2021), Bustan mengakui penjualan sapi lesu imbas Pandemi Covid-19. (TRIBUNKALTARA.COM/ MAULANA ILHAMI FAWDI)

Kendati penjualan lesu, Bustan mengakui bila pembelinya datang dari mana saja, bahkan ada yang membeli dari wilayah hulu Sungai Kayan di Kecamatan Peso.

"Ini kita jual ada yang ke Peso, ke Tanjung Palas Timur, sisanya di sekitar kota, hari ini kita ada pengiriman ke Tanah Kuning," terangnya.

Baca juga: Idul Adha Jatuh pada 20 Juli 2021, Berikut Panduan Lengkap Salat Id dan Kurban saat PPKM Darurat

Menurutnya sapi lokal jenis sapi Bali asal Bone Sulawesi Selatan, dengan banderol Rp 15-22 Juta per ekornya, adalah yang paling laku di pasaran.

"Sapi yang bagus ini memang dari Bone, karena di sana banyak peternaknya, ini jenisnya sapi Bali, makanannya ini alami, dia organik tidak pakai ampas tahu," terangnya.

Kendati memiliki risiko yang besar, Bustan mengaku masih akan meneruskan profesinya sebagai pedagang sapi.

"Bisnis ini memang cukup besar risikonya, karena kami harus biayai juga penjaganya ini ada 5 Orang selama 40 Hari, belum biaya makannya tiap hari," terangnya.

Baca juga: Pastikan Hewan Kurban Sehat, Dinas Pertanian Bulungan akan Lakukan Pemeriksaan H-2, Jelang Idul Adha

"Tapi ya saya bersyukur saja, kalau dulu saya kerja jadi anak buah, sekarang saya sudah punya anak buah," tuturnya.

(*)

Penulis: Maulana Ilhami Fawdi

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved