Berita Tarakan Terkini

Uji Swab PCR Terbatas, 4 Fasilitas Kesehatan di Tarakan Bakal Dimaksimalkan untuk Penggunaan TCM

4 fasilitas kesehatan di Tarakan bakal dimaksimalkan untuk pemeriksaan spesimen swab menggunakan mesin tes cepat molekuler atau TCM.

Penulis: Andi Pausiah | Editor: Amiruddin
TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH
Aktivitas antrean penumpang yang ingin melakukan uji swab RT PCR di Rumkital Ilyas Tarakan yang saat ini masih dibuka untuk umum. FOTO: TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH 

TRIBUKALTARA.COM, TARAKAN – Wali Kota Tarakan dr Khairul benarkan jika saat ini tiga rumah sakit di Kota Tarakan prioritaskan pelayanan uji RT PCR hanya difokuskan untuk keperluan medis.

Sehingga untuk para pelaku perjalanan belum dibuka layanan untuk uji RT PCR.

Setelah mengadakan rapat bersama seluruh stakeholder tiga rumah sakit dan Dinkes Kota Tarakan, saat ini kondisinya tak memungkinkan pelayanan RT PCR diberikan kepada pelaku perjalanan.

Baca juga: Swab PCR Mulai Langka Bagi Pelaku Perjalanan di Kaltara, Dinkes: Fokuskan PCR untuk Tracing Kontak

“Saat ini kesimpulannya rumah sakit itu overload. Mereka lebih prioritas untuk pasien.

Berangkat itu nomor dua sehingga itu jadi problem karena rumah sakit fokuskan pasien,” beber dr Khairul.

Ia melanjutkan, sebagai solusi dalam pertemuan tersebut, pihaknya akan memaksimalkan jaringan fasilitas kesehatan seperti puskesmas dan labkesda. Salah satunya pengadaan reagen.

Ia lebih lanjut menjelaskan kondisi rumah sakit saat ini. Satu hari, seperti RSUD Tarakan provinsi Kaltara hanya bisa melakukan 100-an sampel.

Kemudian di Rumkital Ilyas Tarakan sekitar 94 sampel, RSUKT 80 sampel.

“Jadi total 200-an sampel rerata sehari. Belum lagi sekarang ini ada alat tapi tenaganya gak ada karena tenaga ada yang terpapar,” beber dr Khairul kepada TribunKaltara.com.

Seperti di RSUKT saat ini. Masih ada beberapa pertugas laboratorium PCR ikut terpapar Covid-19 sehingga tak bisa melayani dengan maksimal.

“Gempor juga kalau sendiri saja yang kerjakan sehingga mau tidak mau mengurangi kapasitas pemeriksaan,” jelasnya.

Adapun solusi konkret saat ini yang bisa diterapkan di tengah situasi lonjakan kasus di antaranya memaksimalkan alat tes cepat molekuler atau biasa dikenal TCM di empat faskes yang ada saat ini.

Alat TCM ini tersedia di Puskesmas Gunung Lingkas, Puskesmas Karang Rejo, Puskesmas Juata Laut dan di Labkesda Kota Tarakan.

“Nah kita mau optimalkan semua ini. Sehari bisa sampai 30-an sampel. Kalau bisa empat faskes ini ikut dioptimalkan, lumayan bisa membantu kebutuhan dan bisa jadi jalan keluar bagi penumpang yang mendadak ingin berangkat,” bebernya.

Untuk fungsinya sendiri sama dengan cara kerja mesin PCR. Hanya familiar dikenal tes cepat dan ini sudah pernah diterapkan di awal Covid-19 merebak, serta sudah diakui Kemenkes.

“Sekarang kan pakai barcode bagi pelaku perjalanan. Kalau dia sudah PCR tapi tidak tervalidasi itu artinya laboratorium tempat dia PCR tidak resmi.

Dan pasti susah berangkat karena sekarang ada juga laporan PCR palsu,” bebernya.

Untuk keterangan hasilnya lanjut dr Khairul, sama saja dengan PCR yakni positif atau negative Sars Cov2.

“Selama ini lanjutnya alat ini sudah dioperasikan di Rumkital Ilyas Tarakan. Namun itu hanya keperluan emergency atau gawat darurat dan bukan untuk umum.

Karena kalau menunggu yang alat PCR dengan sampel 80-an pasti lama,” bebernya.

Baca juga: Ditemukan Ada Indikasi Pemalsuan Surat Swab Antigen dan PCR, KSOP Minta KKP Buat Laporan Polisi

Sementara untuk teknis pemeriksaan menggunakan alat TCM, sampelnya diuji satu per satu dan maksimal diuji hanya sampai 30-an sampel.

“Jika alat TCM di masing-masing faskes dioptimalkan, bisa membantu pelaku perjalanan.

Karena dari Kemenkes juga sudah akui dan untuk hasil swab saat ini pakai sistem validasi menggunakan scan barcode,” pungkasnya.

(*)

Penulis: Andi Pausiah

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved