Virus Corona
Setelah Covid-19 Varian Delta Kini Muncul Delta Plus, Simak Gejalanya dan Apa Itu Varian Delta Plus?
Setelah Covid-19 varian Delta kini muncul lagi varian baru, yakni Delta Plus yang mulai menyebar di kawasan Turki, Israel, dan negara-negara lainnya.
TRIBUNKALTARA.COM - Setelah Covid-19 varian Delta kini muncul lagi varian baru, yakni Delta Plus yang mulai menyebar di kawasan Turki, Israel, dan negara-negara lainnya di dunia.
Lantas apa saja yang diketahui tenang varian Delta plus?
Menurut Dr. Elif Hakko dari Asosiasi Spesialis Penyakit Menular, Pusat Kesehatan Anadolu, dua dosis vaksin bisa melindungi diri dari mutasi, tetapi dua dosis vaksinasi belum cukup untuk kekebalan kelompok.
Dilansir raillynews.com, ada 10 pertanyaan yang sering ditanyakan masyarakat terkait Covid-19 varian Delta dan Delta plus.
Baca juga: Waspada, Varian Baru Covid-19 Mengancam Anak-anak dan Remaja!
1. Apa itu Varian Delta?
Varian Delta COVID-19 pertama kali ditemui di India.
Organisasi Kesehatan Dunia memperingatkan bahwa mutasi Delta menyebar jauh lebih cepat daripada COVID-19 asli.
2. Apa itu varian Delta plus?
Varian Delta Plus merupakan re-mutasi dari varian Delta dari India yang ditemukan di negara-negara luar India.
Varian Delta Plus pertama kali terlihat di Afrika Selatan.
Varian ini memiliki mutasi protein lonjakan yang disebut K417N, yang juga ada pada varian Beta.
3. Mengapa varian delta lebih berbahaya?
Varian delta lebih berbahaya karena menginfeksi lebih cepat daripada mutasi lainnya.
Menurut penelitian, varian Delta terutama mempengaruhi kaum muda, karena kaum muda lebih banyak terlibat dalam kehidupan sosial.
4. Apa saja gejala varian delta?
Gejala Covid-19 klasik didominasi oleh demam tinggi, batuk terus-menerus, serta kehilangan rasa dan/atau penciuman.
Di varian delta, gejala seperti sakit kepala, pilek, dan sakit tenggorokan terlihat lebih dominan dibandingkan dengan virus COVID-19 klasik.
Baca juga: Varian Delta Sudah Tersebar di Kaltara, Jubir Satgas Covid-19 Sebut Kirim Sampel tak Lagi Bermakna
Gejala-gejala ini seperti gejala pilek yang parah pada orang muda.
Namun, hilangnya rasa dan bau juga terlihat pada varian Delta.
5. Siapa yang lebih berisiko terinfeksi?
Mereka yang tidak divaksinasi, memiliki penyakit kronis dan orang berusia di atas 65 tahun lebih berisiko terpapar.
6. Bisakah individu yang divaksinasi menularkan varian Delta kepada orang lain?
Individu yang divaksinasi juga dapat terinfeksi dengan varian Delta.
Meskipun penyakit menjadi lebih ringan pada mereka yang divaksinasi, mereka tetap dapat menularkan varian virus.
Divaksinasi melindungi diri sendiri tapi tidak mencegah penyakit membawa dan menularkannya.
Untuk alasan ini, meskipun Anda divaksinasi, menerapkan protokol kesehatan tetap penting.
7. Bagaimana vaksin melindungi dari mutasi?
Menurut penelitian, dua dosis vaksin Pfizer/BioNTech memberikan perlindungan 79 persen terhadap mutasi Delta.
Baca juga: 8 Spesimen Terdeteksi Varian Delta, Satgas Covid-19 Kaltara Beri Imbauan ke Dinkes Kabupaten Kota
8. Kapan pandemi dapat dikendalikan dengan vaksin?
Setelah mencapai 60 persen dalam vaksinasi, kita bisa berharap tentang herd immunity.
Semakin cepat maka semakin baik.
9, 10. Selain varian Delta dan delta plus, ada pula "varian lambda" yang berasal dari Peru.
Haruskah kita takut dengan varian ini?
Benarkah lebih menular daripada varian delta?
Sementara ini, belum ada informasi yang lengkap mengenai varian-varian itu.
Namun, cara perlindungan dari wabah selalu sam, yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan menjaga kebersihan.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 10 TANYA JAWAB Terkait Varian Covid-19 Delta dan Delta Plus, Apa Saja Gejalanya?