Berita Nunukan Terkini

Imbas PPKM Level 4, Jualan Sepi Pedagang Bakso di Nunukan Terpaksa Berhentikan 3 Karyawannya

Imbas penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4, pedagang bakso di Nunukan terpaksa jualan snack untuk menambah penghasilan

Penulis: Febrianus Felis | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ FEBRIANUS FELIS
Seorang pedagang Bakso Cinta Damai di Nunukan, Kalimantan Utara Sukimin. 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Imbas penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4, pedagang bakso di Nunukan terpaksa jualan snack untuk menambah penghasilan.

Sukimin, pedagang Bakso Cinta Damai di Nunukan mengaku sebelum adanya PPKM yang membatasi jam operasional warung hanya sampai pukul 20.00 Wita, ia bisa menghabiskan 20 kilo mie ayam dari pukul 08.30-20.00 Wita.

Namun, selama PPKM mikro bahkan baru-baru ini pemerintah menerapkan PPKM Level 4, penghasilan Sukimin menurun drastis.

Bagaimana tidak, meskipun ia buka warungnya sejak pukul 07.30 hingga 23.30 Wita, stok 3 sampai 5 kilo mie tidak habis.

Baca juga: PPKM Level 4 Diperpanjang, Bupati Nunukan Beri Bantuan Uang Tunai ke Pasien Positif Covid-19 

"Lebih parah lagi pernah awal diberlakukan PPKM mikro pukul 19.30-23.00 Wita, kami hanya dapat jualan dua mangkok mie ayam sama jeruk hangat jadinya hanya dapat Rp35 ribu.

Tapi mau tidak mau kami tetap bertahan. Karena kalau warung tutup, kami buka dari nol lagi, terus nggak bisa makan," kata Sukimin kepada TribunKaltara.com, saat ditemui di sela aktivitasnya menyajikan mie ayam untuk konsumen, Rabu (04/08/2021).

Warung mas Panjang -- sapaan akrab Sukimin yang biasanya ramai dari pagi sampai malam hari, kini untuk mendapatkan Rp 300 ribu - Rp400 ribu per hari saja sulit.

Warung Bakso Cinta Damai menyediakan menu bakso dan mie ayam. Harga per mangkok Rp 15 ribu. Kalau dengan tambahan telor ayam harganya Rp 18 ribu.

Baca juga: Kemendagri Tunda Pelaksanaan Pilkades, Begini Reaksi Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Nunukan

"Kalau dulu kami bisa habiskan 20 kilo itu sekira Rp 4 juta per hari. Itu masih kotor.

Nah, selama PPKM mikro, apalagi PPKM Level 4 ini dapat Rp400 ribu itu untung-untungan. Pagi begini pembeli masih lumayan, tapi agak sorean, habis salat Ashar mulai tidak ada sampai malam nanti.

Jadi kami lebih banyak nganggur di tengah PPKM Level 4 ini," ucapnya.

Akibat penghasilan turun, lantaran konsumen sepi, Sukimin terpaksa memberhentikan 3 karyawannya.

"Kami tidak ada pilihan lain lagi selain memberhentikan 3 karyawan sekaligus. Balik modal aja susah. Karyawan kami itu totalnya 6 orang. Jadi sisa 3 orang," ujarnya.

Menurutnya, alasan mengapa pembeli sepi, karena banyak konsumen yang lebih suka makan di tempat.

Baca juga: Dibantu TNI hingga Brimob, Satpol PP Nunukan Klaim PPKM Level 4 Berhasil Batasi Aktivitas Warga

Bahkan, tidak sedikit juga yang takut diswab Antigen ditempat oleh petugas yang melakukan penertiban protokol kesehatan di malam hari.

"Meskipun sistemnya mulai pukul 20.00 Wita take away,  konsumen tetap takut sama Satpol PP dan Nakes yang setiap malam lewat melakukan penertiban.

Kan kalau masih dilihat ada yang makan ditempat pukul 20.00 Wita, langsung swab ditempat. Makanya pukul 19.40 Wita kami sudah tidak melayani makan di tempat. Karena batas maksimal makan itu 20 menit," tuturnya.

Untuk menambah omzet warung baksonya, Sukimin terpaksa berjualan snack kerupuk.

Ia juga sempat mengeluhkan, di tengah PPKM Level 4 ini, ia masih harus membayar pajak ke daerah sebesar 10 persen.

"Pajak daerah 10 persen tetap harus dibayar. Pajak lainnya seperti sampah, dan lain-lain, persennya tetap sama. Kami belum pernah tutup warung ini, buka terus. Kalau kami sehari tutup modal habis," ungkapnya.

Dia berharap pandemi Covid-19, khususnya di Nunukan segera berakhir, sehingga ekonomi di Nunukan kembali stabil.

"Untuk harga minyak makan masih murah, yang mahal itu bumbu-bumbu sama ayamnya termasuk pentolan daging.

Waktu PPKM Level 4 ini sempat kami buang 80 biji bakso. Karena tidak mungkin kami simpan. Ya, semoga pandemi ini segera berlalu lah," imbuhnya.

Penulis: Febrianus Felis

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved