Berita Tarakan Terkini
Pelaku UMKM Tarakan Bangkit, Beralih Menuju Digital Marketing, Terapkan Prinsip ‘Bisnis Langit’
para pelaku usaha masih berusaha survive dan bangkit lewat digital marketing agar tetap bisa menghidupkan UMKM di Kota Tarakan.
Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN –Terhitung 1,5 tahun sudah pandemi Covid-19 merebak di Kota Tarakan. Salah satu yang paling terdampak dari sisi perekonomian yakni mereka para pelaku UMKM di Kota Tarakan.
Di tengah terpaan wabah Covid-19, para pelaku usaha masih berusaha survive dan bangkit lewat digital marketing agar tetap bisa menghidupkan UMKM di Kota Tarakan.
Ini disampaikan Sushanti Mulyadi, salah seorang pelaku UMKM Kota Tarakan yang juga Owner Lapis Tarakan, di momen Talk Show Tribun Kaltara Series, “Masyarakat Sehat, Pelaku UMKM Tarakan Bangkit”, Kamis (9/9/2021).
Menyoal keberadaan pelaku usaha di masa pandemi, Sushanti mengakui cukup berat dirasakan hampir semua pelaku usaha di Kota Tarakan.
Jika flashback kembali bagaimana Covid-19 di Kota Tarakan mulai merebak, yakni sekitar 20 Maret 2020 lalu. Itu krisis pertama yang dirasakan ia bersama ribuan UMKM di Tarakan.
Baca juga: Pandemi Covid-19, Wali Kota Tarakan dr Khairul Fokus Penanganan Kesehatan dan Pemulihan Ekonomi
“ Dampak bagi kami selaku pelaku UMKM pertama, panik sekali. Panik terhadap kesehatan, apa yang akan terjadi pada karyawan kami, panik terhadap produk kami yang kami produksi seperti apa akan dijual ke masyarakat,” beber Sushanti.
Kemudian lanjutnya, belum lagi di sisi paranoid, halusinasi yang begitu dirasakan para pelaku UMKM di Kota Tarakan saat itu.
Pada saat itu yang bisa dilakukan dirinya bersama belasan ribu pelaku UMKM di Tarakan yakni menanamkan prinsip tetap harus sehat.
“Menjaga prokes, itu langkah pertama. Kami imbau semua teman-teman UMKM jaga stamina, produksi tetap berjalan. Meski harus diketahui kami sangat terdampak, produksi pun yang dihasilkan sangat menurun,” beber Sushanti.
Baca juga: Efek Ekonomi Akibat Pandemi Covid-19, Wagub Kaltara Yansen Tipa Padan Dorong Penggunaan Produk Lokal
Ia melanjutkan lagi, saat itu produksi menurun menyebabkan omzet juga menurun. Bahkan ada yang sampai bisnisnya mengalami gulung tikar.
Lalu kembali lagi, krisis kedua dirasakan para pelaku UMKM Tarakan. Yakni tepatnya di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Akhirnya semua pelaku UMKM di Tarakan memutuskan memasarkan produk secara daring atau digital marketing.
“Lewat market place. Sehingga kami terbantukan oleh Rumah Kreatif BUMN. Oleh BI juga membantu kami para UMKM bisa tetap produksi walaupun hasilnya tidak seperti produksi normal sebelum-sebelumnya,” beber Sushanti.
Dalam hal ini Bank Indonesia melalui KPwBI Kaltara tak lepas tangan dan memantau bagaimana bisa tetap berproduksi.
“Kami kembalikan lagi, karena semua itu terjadi di luar rencana. Ketika karyawan kami juga terpapar Covid-19, sangat sangat memperihatinkan sekali. Bekerja sendiri tak ada yang bantu, ada yang dirumahkan dan tidak berpenghasilan, kami bantu secukupnya saja saat itu,” lanjutnya.

Terkait dengan krisis tambahan yang dialami pelaku UMKM dimana saat ini terjadi ledakan Covid-19 yang begitu signifikan sehingga diterapkan PPKM yang berkepanjangan. Digital marketing masih terus berjaalan agar roda perekonomian bisa tetap hidup.
“Alhamdulillah dengan adanya market place seperti Blibli onlie, Bukalapak, Shope, Facebook, Instagram kami terbantukan. Kami masih bisa teta eksis, survive di tengah pandemi,” ulasnya.
Bagi mereka yang merasakan dampak dan tidak ada produk yang terjual atau tidak laku, sesame pelaku usaha terus saling men-support saat itu. Ada beberapa rekan ketika dilanda kondisi pandemic masih bisa tetap survive.
“Tapi yang kami lakukan bisnis langit. Ketika produk kami tidak laku dijual, kami hanya mendapatkan keuntungan 50 persen. Dari posisi normal sangat jauh. Karena kan harus bayar karyawan, harus menyisihkan lagi biaya operasional yang cukup tinggi termasuk biaya bahan baku dimana sembako mahal, naik, maka kami kembali pada prinsip bisnis langit. Kembali kepada yang maha kuasa,” ujarnya.
Jika ada hasil yang diperoleh, tak lupa berbagi kepada mereka yang benar-benar membutuhkan. Itu yang kerap dilakukan ia bersama seluruh rekan-rekannya yang tergabung dalam komunitas UMKM.
Dalam kesempatan Talk Show Tribun Kaltara Series pada Kamis (9/9/2021), ia menyampaikan UMKM Tarakan ada dalam rangka mengangkat sumber daya alam (SDA) juga mengoptimalkan sumber daya manusia (SDM) di Kota Tarakan.
Baca juga: Terdampak Pandemi Covid-19, Disperindagkop Bulungan Beri Kelonggaran Iuran Sewa Pelaku UMKM Pujasera
“Kami sangat ingin sekali, pemerintah Kota Tarakan bisa menggunakan produk lokal yang kami produksi dan membantu marketing atau pemasaran kami,” bebernya.
Ia melanjutkan dari sisi bantuan yang sudah disalurkan, ia mengakui Pemkot Tarakan tak pernah menutup mata. Melalui Disdagkop dan UKM Kota Tarakan, menagkomodir seluruh pelaku usaha untuk bisa menerima bantuan sebesar Rp 2,4 juta saat itu di tahun 2020 sebagai bantuan stimulus pelaku usaha.
“Itu sangat membantu kami. Juga dari segi pemasaran, lalu pelaku UMKM pemula, termasuk kredit usaha rakyat (KUR) yang sangat membantu kami agar bisa tetap hidup di tengah pandemic,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Pemkot Tarakan, Hamid Amren juga berkesempatan menyampaikan paparannya dalam kegiatan Talk Show Tribun Kaltim Series.
Hamid Amren membeberkan, selama pandemi Covid-19, memang sektor kesehatan dan ekonomi yang paling terdampak parah.Untuk itu berbagai upaya dan langkah ditempuh Pemkot Tarakan. Salah satunya strategi penanggulangan Covid-19 di Kota Tarakan.
Pertama pemenuhan sarana pendukung. Dalam impelementasinya, di RSUKT saat ini sudah melakukan penambahan bed atau tempat tidur yang ditujukan bagi pasien Covid-19. Penambahan ini awalnya untuk mengantisipasi terjadi lonjakan kasus serta menambah dan memenuhi keterisian bed occupancy ration (BOR) di rumah sakit.
Namun lanjutnya, informasi diterima dari Dirut RSUKT dr. Joko Hariyanti, setelah penambahan tempat tidur, angka pasien sudah mulai berkurang.
“Sehingga direktur lapor kepada kami, misalnya nanti kalau datang BPK melakukan audit, harus dijelaskan peruntukannya,” ujarnya.
Karena lanjutnya, memang belum sempat dipakai untuk pasien Covid-19, kasusnya sudah menurun.
“Itu bukan kondisi kita tambah, itu real kebutuhan saat lonjakan kasus. Dan kita belum pakai ini, barangnya sudah ada. Mungkin bisa pakai untuk pasien lainnya. Begitu juga di rumah sakit lainnya,” bebernya.
Selanjutnya, selain pemenuhan saran pendukung juga ada upaya promosi. Promosi harus jadi gerakan semua pihak melalui media sosial, mainstream, dimana isinya masyarakat harus laksanakan prokes.
“Kemudian juga edukasi, testing tracing dan treatment. Ini selaras yang diarahkan Satgas Covid-19 nasional,” ujarnya.
Dari sektor ekonomi lanjutnya, khususnya spesifik membahasa strategi pemulihan ekonomi di Kota Tarakan. Di antaranya yang bisa dilakukan yakni program jarring pengaman sosial melalui kegiatan pembagian sembako pada masyarakat selama tiga bulan.
Total 6.667 KK telah terdaftar di tahun 2020 lalu menerima paket sembako dan satu paket sembako senilai Rp 200 ribu.
“Saat itu masing-masing warga hanya menerima satu paket bantuan agar tidak tumpeng tindih. Karena semua data penerima bantuan baik dari pusat, provinsi dan pemkot telah dilakukan verifikasi melalui NIK KK,” bebernya.
Baca juga: Live Streaming Talkshow Virtual Tribun Kaltara: Masyarakat Sehat, Pelaku UMKM di Tarakan Bangkit
Terbaru saat ini yakni bagi mereka yang menjalani isolasi mandiri, pihak Pemkot Tarakan bekerja sama dengan Baznas Tarakan bersama seluruh elemen yakni komunitas sedekah, komunitas berbagi, komunitas masjid dengan elemen masyarakat bantu warga terdampak yang terdampak Covid-19.
“Dan ini masing-masing warga terima satu jenis paket bantuan. Siapa yang memberikan, mereka adalah pelaku usaha yang memilili kepedulian cukup tinggi baik mereka yang melakukan secara perorangan dan kelompok ikut serta bersama pemerintah bantu masyarakat terdampak Covid -19,” bebernya.
Selanjutnya, dari sisi pelaku ekonomi memanfaatkan Gojek dan Grab dalam pengantaran sembako.
Kemudian relaksasi pajak, melindungi pengusaha batik lokal dengan menerap hasil produksi untuk digunakan kepada ASN. “Seperti batik kuning yang saya gunakan adalah contoh produk batik lokal yang dibuat pelaku UMKM kita di Kota Tarakan,” ujarnya.
Selanjutnya kerja sama dengan Science Techno Park Universitas Borneo Tarakan sebagai wadah pengembangan dan penelitian produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) guna meningkatkan kualitas dan perekonomian di Tarakan dan Kaltara.
“Termasuk pelaku usaha perhotelan membantu mempromosikan produk UMKM atau produk khas Kota Tarakan kepada wisatawan maupun tamu undangan,” ujarnya.
Saat ini juga dalam hal kerja sama dengan UMKM, yakni penerapan Simarimonas (jualbeli.tarakan.go.id), dimana website ini merupakan website jual beli online Kota Tarakan yang merupakan upaya pemerintah membantu pelaku usaha memasarkan produk secara online.
“Kita dorong market place meminta kepada Disdagkop untuk seluruh forum jual beli di medsos dikumpulkan dan diarahkan menigkatkan produk market place walaupun tidak sebesar Shoope dan Lazada tapi ke depan diharapkan bisa terus bekembang,” ujarnya.
Sehingga diharapkan menjadi satu pintu wadah bagi pelaku usaha untuk berjualan memasarkan produknya secara digital meski di tengah pandemi.
(*)
Penulis: Andi Pausiah