Berita Tarakan Terkini

Motoris Speedboat Antre dari Subuh Demi Dapat Pertalite di SPBU, Akui Sulit Ditemukan di Laut

Antrean panjang jeriken pemilik speedboat di salah satu SPBU Jalan Ladang tampak mengular, Kamis (7/10/2021) sekitar pukul 10.00 WITA pagi tadi.

Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ ANDI PAUSIAH
Tampak antrean jeriken yang ikut mengantre di salah satu SPBU area Ladang, Kamis (7/10/2021) pagi tadi. 

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Antrean panjang jeriken pemilik speedboat di salah satu SPBU Jalan Ladang tampak mengular, Kamis (7/10/2021) sekitar pukul 10.00 WITA pagi tadi.

Setelah ditelusuri, informasi yang dihimpun TribunKaltara.com, antrean jeriken menyaingin antrean kendaraan roda dua tersebut untuk mengisi pertalite atau salah satu bahan bakar speedboat.

Dikatakan Khaidir, Motoris Speedboat SB Sinar Baru di Pelabuhan Tengkayu Satu Kota Tarakan, ia bersama-rekannya sesama motoris sudah sejak sepekan merasakan kesulitan mendapatkan pertalite.

Baca juga: Tegaskan Belum Ada Wacana Penghapusan Pertalite, Pertamina Imbau Warga di Tarakan Tidak Panic Buying

Lanjut Haidir, ia bersama rekan-rekannya mencari pertalite ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di darat karena pengisian bahan bakar minyak yang ada di laut stoknya habis.

“Sudah sepekan ini habisnya di bawah sana (laut). Makanya kami ke SPBU. Itu pun kadang dapat kadang tidak,” ujar Haidir.

Baca juga: Harga Premium dan Pertalite Pengecer Lebih Mahal daripada SPBU, Pengecer Akui Selisih Rp 3 Ribu

Ia melanjutkan, jika terlambat mengantre pasti tidak kebagian karena menurut informasi yang ia peroleh, stok tidak banyak.

Karena stok di penyediaan bahan bakar pertalite untuk speedboat habis maka ia bersama rekan-rekannya ramai-ramain antre di darat.

Tampak antrean jeriken yang ikut mengantre di salah satu SPBU area Ladang, Kamis (7/10/2021) pagi tadi.
Tampak antrean jeriken yang ikut mengantre di salah satu SPBU area Ladang, Kamis (7/10/2021) pagi tadi. (TRIBUNKALTARA.COM/ ANDI PAUSIAH)

“Kalau alasannya tidak tahu kenapa habis dan habis karena apa. Kalau normalnya sebelum langka kayak gini kami belinya di bawah (di laut) kami ada langganan ke sana. Begitu datang langsung mengisi,” ujar Haidir.

Normalnya di kios atau di penyedia bahan bakar pertalite sekitar Rp 7.900 per liter.

“Kalau di ponton dulu ada juga. Sekarang sudah tidak ada dan kosong. Jadi kami kejar di darat ini, dapatnya Rp 7.850 per liter,” sebutnya.

Baca juga: Pemkab Malinau Efektif Berlakukan Program Langit Biru, Pertalite Dikhususkan untuk Wilayah Kota

Ia melanjutkan, antrean panjang yang terjadi di SPBU yang berlokasi di Ladang ini karena semua mengincar pertalite agar bisa melayani penumpang speedboat.

“Makanya kelihatan di atas sana mengantre jerikennya sambil kami menunggu. Kami mengantre dari subu sudah ambil tempat,” ujarnya.

Ia melanjutkan, sepengetahuan dirinya, hanya bisa mengatre di SPBU yang berlokasi di Jembes dan di Ladang. “Kalau SPBU lainnya setahu saya tidak bisa. Kalau di SPBU Jembatan Besi itu sama juga antre juga di sana,” beber Haidir.

Baca juga: Stok Pertalite Surplus, BBM Bersubsidi Sulit Diperoleh, Kaban Ekonomi Malinau Beber Penyebabnya

Ia menjelaskan, kebutuhannya per hari bisa sampai 600 liter pertalite, pulang pergi rute Tarakan tujuan ke Tanjung Selor.

“ Kalau harga dikasih di SPBU Ladang sama Rp 7.850 per liter,” pungkasnya.

(*)

Penulis: Andi Pausiah

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved