Berita Tarakan Terkini

Kapal Pengangkut BBM Tiba, Jamin Pasokan Kembali Normal, Berikut Stok Pertalite & Premium di Tarakan

Sales Branch Manager Rayon V Kaltimut Pertamina Depo Tarakan, Azri Ramadan Tambunan menjamin beberapa pekan ke depan stok BBM. Berikut jumlahnya.

Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ ANDI PAUSIAH
Antre pengendara di salah satu SPBU Tarakan kembali normal. 

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Sales Branch Manager Rayon V Kaltimut Pertamina Depo Tarakan, Azri Ramadan Tambunan menjamin beberapa pekan ke depan stok BBM di masing-masing SPBU di Kota Tarakan aman.

Ia merespons kondisi antrean beberapa hari lalu. Memang sebelumnya sempat terjadi kendala di kapal pengangkutan BBM yang mengalami trouble.

“Tapi kapalnya sudah berangkat dan tiba tanggal 8 Oktober lalu sekitar pukul 17.00 WITA,” beber Asri.

Baca juga: Nelayan Kaltara Harapkan Ada Perlakuan Khusus untuk Kemudahan Dapatkan BBM, Beberkan Kondisi Melaut

Artinya di tanggal 9 Oktober 2021 sampai saat ini, seharusnya stok sudah mulai kembali normal dan tidak ada lagi istilah kelangkaan pertalite.

Ia membeberkan laporan stok per tanggal 9 Oktober 2021 lalu. Untuk jenis premium 1498 kiloliter (KL) dan bertahan sampai 12 hari lamanya.

Baca juga: Warga Sulit Dapatkan Bahan Bakar Minyak, Bupati Nunukan Asmin Laura Sebut Hari ini BBM Masuk 120 Ton

Kemudian untuk stok jenis pertamax yang dimiliki sekitar 1.666 KL dan bisa bertahan hingga 15 hari.

“Lalu pertalite sekitar 3.029 KL untuk 19 hari dan biosolar sebanyak 4.600 KL untuk stok selama lima hari,” jelasnya.

Menyoroti pelayanan pembelian jerikan di SPBU, ia menegaskan sebenarnya tidak diperkenankan.

Ini menanggapi beberapa hari lalu antrean panjang di beberapa SPBU di Kota Tarakan yang dibawa sejumlah motoris untuk mendapatkan pertalite.

Antre pengendara di salah satu SPBU Tarakan kembali normal.
Antre pengendara di salah satu SPBU Tarakan kembali normal. (TRIBUNKALTARA.COM/ ANDI PAUSIAH)

Pihaknya juga sudah melakukan peneguran kepada beberapa SPBU agar tidak melayani warga yang datang membeli BBM menggunakan jeriken berbahan plastik.

“Jeriken pada dasarnya tidak diperbolehkan di SPBU. Tapi kondisinya berbeda kemarin. Istilahnya ada emergency,” bebernya.

Baca juga: Pasokan BBM Terbatas, Rahman Rela Antre Berjam-jam di SPBU, Demi Bawa Orang Tua ke Rumah Sakit

Ia melanjutkan, semua sudah diatur dalam regulasi yakni Perpres Nomor 191 tahun 2014 dan Permen ESDM Nomor 16 tahun 2011.

Masih menyoal antrean di SPBU, ia tak menampik ada istilah pengecer atau pengetap.

“Sebagian ada pengetap. Ini rill di lapangan terjadi. Bisa dilihat di Tarakan, per lima meter itu ada. Mungkinlah ya stoknya 50 liter aja tapi kali banyak jumlahnya,” ujarnya.

Ia menyoroti keberadaan penjual BBM botolan di Tarakan yang cukup marak. Namun dalam hal ini, untuk memberi sanksi pengetap tentu bukan menjadi tupoksi pihaknya.

“Ini menjadi tuoksi pemerintah dan tidak bisa ditindak tegas. Pertamina hanya tindak di SPBU,” ujarnya.

Ia mengimbau masyarakat untuk membiasakan membeli BBM di SPBU. Dan menurutnya, jika dibandingkan dengan pertamax dan harga eceran pertalite per botol, tentu lebih murah pertamax.

Baca juga: Angkut BBM 1,2 Ton, Pesawat Smart Aviation Rute Tarakan-Long Bawan Tergelincir Keluar Landasan Pacu

Pertalite jika dibeli di SPBU resmi sekitar Rp 7.850-an dan dijual eceran Rp 10 ribu per botol.
Sehingga kembali ia menegaskan, warga harus cerdas memilah.

“Harga pertamax saat ini lebih murah dibanding pertalite di eceran per botolnya. Dan kualitas pertamax lebih baik dari pertalite,” pungkasnya.

(*)

Penulis: Andi Pausiah

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved