Berita Daerah Terkini

Duel Lansia di Banjarmasin Gegara Buang Sampah Berujung Maut, Balok Ulin dan Palu Jadi Bukti

Duel lansia di Banjarmasin gegara buang sampah di pekarangan berujung salah satunya tewas terbunuh, balok ulin dan palu milik korbandan tsk jadi bukti

BANJARMASINPOST.CO.ID/ACHMAD MAUDHODY
Tersangka penganiayaan berinisial T dihadirkan dalam gelar perkara dipimpin Kapolsekta Banjarmasin Utara, Kompol Indra Agung Perdana Putra, Selasa (19/10/2021). 

TRIBUNKALTARA.COM - Duel lansia di Banjarmasin gegara buang sampah di pekarangan berujung salah satunya tewas terbunuh, balok ulin dan palu milik korban dan tersangka jadi bukti

Gegara persoalan sepele, yakni membuang sampah di pekarangan, lansia di Banjarmasin terlibat duel dengan tetangga, dan berujung tewas.

Konflik bermula saat tersangka T (64) warga Kelurahan Sungai Miai, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, menegur tetangganya yang membuang sampah di pekarangan rumah.

Tak terima ditegur, korban lalu membawa sebuah palu dan mendatangi tersangka.

Baca juga: Lagi, Rudapaksa ke Anak Tiri Terjadi di Kutim, Korban Diancam DIbunuh, Pelaku Lakukan Selama 6 Tahun

Dipicu korban  membuang sampah ke pekarangan rumah tetangga, dua orang pria yang masih bertetangga berlibat perkelahian.

Salah seorang diantara mereka meninggal dunia.

Pria berinisial T (64) warga Kelurahan Sungai Miai, Banjarmasin, Kalimantan Selatan ditetapkan jadi tersangka pembunuhan tetangganya, Ahmad Yadi hingga tewas.

Terungkap awalnya, tersangka menegur korban karena membuang sampah di pekarangan.

Rupanya korban tak terima sehingga sambil membawa palu mendatangi tersangka untuk mengajak duel.

Setelah bertemu korban mengayunkan palu ke arah tersangka namun berhasil dihindari.

Tersangka lalu balik memukul korban hingga terjatuh. 

Korban selanjutnya sempat dicekik oleh tersangka

"Korban sempat mau mengambil lagi palunya.

Lalu dipukul oleh tersangka menggunakan kayu ulin sepanjang satu meter," kata Kompol Indra.

Meski sempat dilarikan ke rumah sakit dan dirawat intensif, namun nyawa korban tak terselamatkan karena cedera yang diderita.

Karena tindakan itu, tersangka dikenakan pasal 351 KUHP tentang penganiayaan yang menyebabkan hilangnya nyawa orang lain.

Baca juga: Babak Pertama Liga 1 Persebaya vs PSIS 1-2, Bajul Ijo Kebobolan Dua Gol, Mahesa Jenar Bunuh Diri

Dalam gelar perkara ini, selain menghadirkan tersangka, polisi juga memperlihatkan balok kayu 1 meter yang digunakan tersangka untuk memukul korban serta palu yang sempat dibawa korban.

T, pelaku pelaku penganiayaan mengaku hanya membela diri.

Hal ini diungkapkan tersangka saat dihadirkan dalam gelar perkara di Polsekta Banjarmasin Utara dipimpin Kapolsek, Kompol Indra Agung Perdana Putra, Selasa (19/10/2021).

Tersangka mengaku tindakan yang dilakukannya terhadap korban hingga menyebabkan korban meninggal adalah spontanitas.

"Spontan, membela diri," kata tersangka saat diwawancarai Banjarmasinpost.co.id.

Kompol Indra menjelaskan, korban dan tersangka merupakan tetangga.

Hubungan keduanya bisa dibilang tak harmonis.

Sebelum kejadian Rabu (13/10/2021), sempat adu mulut.

Penyebabnya, korban tak terima saat ditegur tersangka.

TKI Asal Indramayu Tewas, Banyak Dapat Luka Tikaman

Nasib tragis terjadi kepada TKI asal Indramayu, Jawa Barat bernama Komariyah yang bekerja di Taiwan.

Komariyah ditemukan tewas dengan penganiayaan berat hingga berakhir kematian.

Pada tubuh Komariyah, terdapat beberapa luka tusukan yang diduga akibat benda tajam.

Dugaan sementara pembunuh Komariyah, adalah mantan pacar Komariyah sendiri, yang juga seorang TKI asal Bengkulu.

Baca juga: Waspada, Varian Baru Covid-19 Asal Inggris dan Afrika Selatan Terdeteksi di Jawa Timur, TKI Terpapar

Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau TKW asal Kabupaten Indramayu bernama Komariyah tewas ditemukan tewas,

Ia menjadi korban pembunuhan di kawasan Nantou Taiwan.

Dikabarkan luka tusuk ditemukan pada beberapa bagian tubuhnya.

Saat dikonfirmasi, Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Cabang Indramayu, Juwarih membenarkan kabar tersebut.

Juwarih mengatakan, korban merupakan warga Desa Sliyeg Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu.

"Kabarnya banyak beredar di medsos, korban ini orang Indramayu, dia orang Sliyeg, saya sudah konfirmasi ke teman dia di sana dan dibenarkan," ujarnya,  Sabtu (7/8/2021).

Juwarih mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum mendapat keterangan resmi dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Taiwan.

Hanya saja, ia memastikan kebenaran kabar duka tersebut.

Meninggalnya Komariyah ini diduga dibunuh oleh mantan pacarnya sendiri yang sekaligus rekan kerjanya di Nantou Taiwan.

Juwarih menyampaikan, mantan pacarnya ini merupakan sesama TKI, asal dari Bengkulu.

Hingga saat ini, SBMI Cabang Indramayu masih menunggu kronologi detail bagaimana kejadian nahas itu bisa dialami korban.

"Secara detailnya kami belum tahu karena belum dapat keterangan resmi dari perwakilan RI di Taiwan, tapi kalau mantan pacarnya ini dia juga merupakan PMI asal Bengkulu," ujar dia.

Baca juga: Daftar SPAN-PTKIN Palaing Lambat Sabtu Besok, Pilih PTN Islam Favoritmu

Pekerja Migran Indonesia dari Malaysia Asal Sulsel Meninggal

Seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari Malaysia meninggal dunia dalam perjalanan ke Puskesmas Nunukan, Minggu (23/05/2021), pukul 01.00 Wita.

PMI tersebut atas nama Husni Baddu (50), jenis kelamin perempuan, asal Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Informasi meninggalnya PMI itu dibenarkan oleh Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Nunukan, Kombes Pol Hotma Victor Sihombing.

"Iya betul. Ibunya meninggal dunia dalam perjalanan ke Puskesmas Nunukan. Dia (PMI) tiba di Nunukan bersama 54 PMI lainnya pada tanggal 19 Mei lalu. Mereka kembali ke tanah air melalui jalur samping (jalur tikus), tepatnya Sei Nyamuk, Kecamatan Sebatik," kata Hotma Victor Sihombing kepada TribunKaltara.com, pukul 11.30 Wita.

Pria yang akrab disapa Viktor itu belum mengetahui pasti meninggalnya pahlawan devisa negara itu.

Baca juga: 67 Pekerja Migran Ilegal Kabur Sebelum Dilakukan PCR Swab, BP2MI Nunukan: Nggak Ada yang Awasi

Baca juga: Tiba di Nunukan, Pekerja Migran Indonesia Non Prosedural Tes Rapid Antingen, 1 Orang Positif Covid

"Untuk penyebabnya masih menunggu pemeriksaan dokter di RSUD Nunukan," ucapnya.

Menurutnya, awal tahun 2021 ini sudah 3 orang PMI meninggal dunia di Nunukan.

Sementara itu, kata Viktor pihaknya hanya bisa memberikan santunan kematian, mengingat anggaran BP2MI Nunukan sangat terbatas.

"Jenazah ibu itu rencananya akan dimakamkan di kampung halaman oleh pihak keluarga. Kami hanya bisa memberikan dana santunan kepada keluarga berduka," ujarnya.

Viktor mengatakan, selama karantina di Rusunawa Nunukan, biaya konsumsi termasuk rapid tes Antigen di tanggung oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nunukan.

Baca juga: Disnaker Kaltara Periksa PT Intracwood, Manager HRD: Kami Welcome Tidak Ada yang Harus Ditutupi 

"Kalau biaya pemulangan PMI ke kampung halaman di tanggung oleh BP2MI Nunukan sepanjang mereka memiliki paspor. Sedangkan untuk PMI yang meninggal akan kami fasilitasi sepanjang anggaran masih cukup. Ya kalau tidak cukup maka kami hanya bisa berikan santunan duka kepada keluarga korban," tuturnya.

Hingga berita ini diturunkan, jenazah Husni Baddu masih berada di kamar mayat RSUD Nunukan, bersama anak dan cucunya. Sembari menunggu hasil uji swab test yang telah dikirim ke Tarakan pagi tadi.

67 Pekerja Migran Ilegal Kabur

Sebanyak 67 Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari Malaysia, kabur sebelum dilakukan PCR swab oleh petugas, Rabu (19/05/2021), sore.

Dikabarkan, saat itu ada sebanyak 121 PMI yang kembali ke tanah air secara ilegal melalui jalur 'tikus' di Sei Nyamuk, Kecamatan Sebatik.

Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Nunukan, Kombes Pol Hotma Victor Sihombing, mengatakan, saat ratusan PMI itu tiba di Bambangan untuk dilakukan pemeriksaan PCR swab, 72 orang diantaranya kabur.

Namun, 5 orang diantaranya berhasil ditemukan oleh petugas. Sehingga tersisa 67 PMI yang belum ditemukan hingga saat ini.

Hal itu terjadi akibat tak ada petugas keamanan satupun yang mengawal ratusan PMI tersebut.

"Iya saya dapat informasinya malam hari. Nggak ada yang awasi mereka. Jadi hanya dinaikkan angkutan saja. Sampai di Bambangan mereka bingung mau lakukan apa. Tapi ada dokter di situ yang sudah siaga untuk pemeriksaan PCR Swab. Karena jumlahnya ratusan, jadi nggak ketahuan. Hilang satu persatu. Saat ini tersisa 54 orang karena 5 orang berhasil ditemukan petugas," kata Hotma Victor Sihombing kepada TribunKaltara.com, Jumat (21/05/2021), sore.

Menurut Viktor, kepulangan ratusan PMI secara ilegal itu difasilitasi oleh 5 orang yang diketahui merupakan calo.

Ia meminta kepada Satpol PP, masyarakat, termasuk calo untuk segera melaporkan kepada BP2MI Nunukan bila mengetahui keberadaan 67 PMI yang kabur itu.

"Bukannya kami melarang mereka pulang. Tapi harus diperiksa kesehatannya dulu. Jangan sampai mereka terinfeksi Covid-19, otomatis bisa menulari warga di Kabupaten Nunukan. Untung 54 PMI itu dikawal 2 personel TNI. Jadi kami jemput di Tunon Taka lengkap 54 orang," ucapnya.

Baca juga: Memasuki Hari Kelima Pencarian, Sudirman Belum Ditemukan, SAR Tarakan Menyisir Perairan Marungau

Pria berpangkat tiga bunga di pundak itu, mengaku pihaknya akan menyusuri tempat yang biasa dijadikan tempat persembunyian PMI.

Ia khawatirkan, 67 PMI itu akan kabur menggunakan kapal Pelni yang akan tiba dalam waktu dekat.

"Kalau kami temukan, mereka akan kami karantina dulu di Rusunawa. Sesuai ketentuan, setiap pelaku perjalanan dari luar negeri wajib menjalani karantina 5 hari," ujarnya.

Sekadar informasi, pada 19 Mei lalu ada 54 PMI yang kembali ke tanah air melalui jalur 'tikus', Sei Nyamuk. Sementara, pada 20 Mei ada sebanyak 139 orang.

Sehingga, saat ini ada sebanyak 193 PMI yang sedang menjalani karantina di Rusunawa Nunukan.

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Dipicu Soal Sampah, 2 Pria Bertetangga di Banjarmasin Terlibat Duel Lalu hingga Salah Satunya Tewas

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul BREAKING NEWS TKW Asal Indramayu Tewas Dibunuh dengan Sadis, Pelaku Diduga Mantan Pacar

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Buruh Migram asal Indramayu Tewas di Taiwan, Pelaku Pembunuhan Diduga TKI asal Bengkulu

Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com

Follow Twitter TribunKaltara.com

Follow Instagram tribun_kaltara

Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved