Berita Malinau Terkini

Manfaatkan Platform Digital, Berikut Cara Pengrajin di Malinau Bertahan Selama Pandemi Covid-19

Manfaatkan platform digital, berikut cara pengrajin di Kabupaten Malinau bertahan selama pandemi Covid-19.

Penulis: Mohamad Supri | Editor: M Purnomo Susanto
TribunKaltara.com/Mohammad Supri
Karya-karya kerajinan tangan daerah dipajang saat Pameran peringatan HUT ke 22 Kabupaten Malinau, di Lansekap Pro Sehat Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara, Selasa lalu (26/10/2021). (TribunKaltara.com / Mohammad Supri) 

TRIBUNKALTARA.COM, MALINAU – Manfaatkan platform digital, berikut cara pengrajin di Kabupaten Malinau bertahan selama pandemi Covid-19.

Manfaatkan metode pemasaran melalui sosial media merupakan satu dari sekian upaya pelaku usaha di Malinau bertahan selama pandemi Covid-19.

Metode pemasaran berbasis digital, memanfaatkan platform sosial media banyak digandrungi pelaku usaha kecil menengah di Kabupaten Malinau.

Baca juga: Kaitan Tata Ruang dan Bencana Banjir di Malinau, Mitigasi Banjir tak Harus Relokasi

Pengrajin rotan di Kabupaten Malinau, Ari Sandi menerangkan selama pandemi Covid-19, dirinya aktif memasarkan produk lokal melalui media sosial pribadi miliknya.

“Sejak awal produk kerajinan rotan kami berupa mebel, perabotan rumah tangga. Akhir-akhir ini mulai masuk ranah souvenir. Promosi via medsos, dan biasanya orang pemesanan langsung datang ke tempat kami di Pelita,” ujarnya Rabu (27/10/2021).

Pemuda yang juga merupakan Ketua Komunitas Kerajinan Rotan Brielle Mandiri Desa Pelita Kanaan tersebut aktif memasarkan produk miliknya melalui akun media sosial pribadi, facebook dan instagram.

Metode pemasaran tersebut terbukti efektif dan telah digmadopsinya sejak tahun lalu. Platform media sosial dijadikan ajang promosi karya tangan buatan dia dan rekan-rekannya.

Hal tersebut diakui Ari Sandi dapat memacu pemasaran karya kerajinan tangan yang diproduksi di komunitas tersebut.

Ia mengusulkan agar pemerintah daerah termasuk stakeholder terkait turut membantu pemasaran dan serapan produk kerajinan tangan daerah.

Baca juga: Ketua DPRD Malinau Ping Ding Tawarkan Strategi Sederhana Jamin Serapan Karya Pengrajin Daerah

“Promosi lewat medsos efektif, karena selama pandemi, penggunanya juga bertambah. Kita harapkan ada upaya, bantuan dari pemerintah dan stakeholder terkait agar produk lokal terserap maksimal di pasaran,” katanya.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Pengrajin sekaligus pelaku usaha Batik asal Malinau, Neos Belly. Pengelola usaha batik dengan merek dagang Thenos Batik tersebut aktif mempromosikan karya dan dagangannya melalui media sosial.

Menurut Neos Belly, beberapa kebijakan yang telah ditetapkan pemerintah daerah dapat memacu produktivitas dan menjaga kelestarian budaya masyarakat lokal di Bumi Intimung.

Seperti kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi Kaltara, mewajibkan ASN dan pegawai pemerintah untuk mengenakan batik daerah. Terobosan tersebut menurutnya merupakan kabar gembira bagi pelaku usaha di Malinau.

Baca juga: Catat Jadwal Speedboat Reguler di Pelabuhan Malinau Kota Tujuan Tarakan Rabu 27 Oktober 2021

“Sekarang rata-rata pemasaran via digital. Lewat Medsos. Ke depannya harapan kita ada terobosan seperti yang dilakukan pak Gubernur soal kewajiban Batik ASN, agar karya kerajinan lokal menjadi nilai tambah bagi pengusaha lokal,” ungkapnya.

(*)

Penulis : Mohammad Supri

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved