Berita Nunukan Terkini
Dinas Perdagangan Nunukan Sebut Minyak Goreng Naik Rp 92 Ribu, Tak Ada Keluhan Warga, Ini Alasannya
Dinas Perdagangan (Disdag) Kabupaten Nunukan sebut harga minyak goreng kemasan di pasaran naik hingga Rp92 ribu.
Penulis: Febrianus Felis | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Dinas Perdagangan (Disdag) Kabupaten Nunukan sebut harga minyak goreng kemasan di pasaran naik hingga Rp92 ribu.
Hal itu disampaikan oleh Kabid Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri, Dinas Perdagangan Kabupaten Nunukan, Syamsul Daris.
Syamsul mengatakan, harga minyak goreng kemasan naik sejak akhir Oktober lalu. Kenaikan harga minyak goreng di pasaran, akibat harga biji kelapa sawit yang naik hampir 100 persen.
Baca juga: Disperindagkop Malinau Sebut Kenaikan Harga Minyak Goreng Masih Wajar, Awasi Ketersediaan Stok
Ditambah permintaan biji kelapa sawit sebagai bahan baku biodiesel terbilang tinggi.
Untuk minyak goreng kemasan jenis Bimoli naik dari Rp82 ribu menjadi Rp92 ribu per 5 liter. Sementara itu, untuk kemasan ukuran 2 liter naik dari Rp33 ribu menjadi Rp42 ribu.
Baca juga: Harga Minyak Goreng Naik Rp 20 Ribu di Malinau, Warga Khawatir Pengaruhi Komoditas Jelang Nataru
Untuk minyak goreng cap Ikan Bandeng, naik harganya dari Rp13 ribu menjadi Rp18 ribu per 1 liter.
Sedangkan, minyak goreng Malaysia merk Kuwali sebesar Rp15 ribu per 1 Kg.

"Yang paling terasa naiknya sekarang yaitu minyak goreng Bimoli ukuran 5 liter. Naik dari Rp82 ribu menjadi Rp92 ribu. Mungkin karena kualitasnya lebih bagus. Sedangkan minyak lainnya, naik Rp2 ribu sampai Rp3 ribu," kata Syamsul Daris kepada TribunKaltara.com, Selasa (30/11/2021), pukul 13.00 Wita.
Kendati begitu, Syamsul mengaku hingga kini belum mendapat keluhan dari warga soal kenaikan minyak goreng.
Baca juga: Mulai 1 Januari 2022 Pemerintah Larang Penjualan Minyak Goreng Curah, Imbas Harga CPO Melonjak
Ia menduga, hal itu lantaran banyaknya minyak goreng Malaysia yang beredar di pasaran Nunukan dengan harga jauh lebih murah.
"Sekarang belum ada keluhan, tapi kalau naiknya dalam waktu yang lama pasti mengeluh. Apalagi minyak Malaysia banyak beredar di pasaran termasuk gula pasir Malaysia. Jadi dampak kenaikan harga di Indonesia tidak terlalu dihiraukan," ucapnya.
Nunukan Tak Ada Minyak Curah
Sementara itu, Syamsul tak banyak berkomentar saat ditanyai persoalan peredaran minyak curah yang dilarang mulai 1 Januari 2022.
Menurutnya, hal itu tidak berpengaruh apapun di Nunukan, sebab belum pernah minyak curah beredar di pasaran Nunukan.
"Belum pernah saya lihat minyak curah di Nunukan. Bahkan wilayah III tidak ada. Biasanya minyak curah hanya di kota-kota besar saja," ujarnya.
Baca juga: Mulai 1 Januari 2022 Pemerintah Larang Penjualan Minyak Goreng Curah, Imbas Harga CPO Melonjak