Berita Tarakan Terkini

Napak Tilas Perjuangan jadi Relawan IKAPTK untuk Pemakaman Covid-19, Siang di Kantor Malam di Makam

Cerita Ahmady Burhan, napak tilas perjuangan menjadi relawan IKAPTK untuk pemakaman Covid-19, siang bertugas di kantor, malam makamkan orang wafat.

Penulis: Andi Pausiah | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH
Ahmady Burhan bersama rekan-rekannya yang tergabung dalam Ikatan Keluarga Alumni Pendidikan Tinggi Kepamongprajaan (IKAPTK) APDN-STPDN-IPDN Kota Tarakan, melakukan ritual sesuai SOP sebelum menguburkan jenazah Covid-19. TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH 

Ia juga menilai, mereka yang merupakan alumni STPDN masih terbilang muda dari sisi usia sehingga tenaga yang dimiliki pasti memungkinkan untuk melakukan prosesi pemakaman Covid-19.

Saat ini kata Ahmady Burhan, untuk relawan pemakaman Covid-19 sendiri berjumlah 30-an orang hanya khusus alumni STPDN/IPDN.

Sementara untuk dari tim BPBD sendiri total berjumlah 15 orang, kemudian dari Satpol PP, PMI dan Dinkes Tarakan juga sudah menempatkan petugas yang menjadi relawan pemakaman Covid-19.

Sistemnya sendiri jika ada kasus konfirmasi meninggal dunia karena Covid-19, maka di dalam grup akan berkoordinasi dengan Dinkes.

Baca juga: Jadwal 3 Speedboat Reguler Pagi Rute Nunukan-Tarakan Muat Ratusan Penumpang, Minggu 19 Desember 2021

“Ada koordinatornya. Kalau dulu Pak Teguh, cuma udah pindah ke Provinsi Kaltara. Sekarang Pak Suherman yang tugas di Dinas Pariwisata,” sebutnya.

Untuk posko tempat berkumpul relawan pemakaman dipusatkan di Kecamatan Tarakan Tengah.

Baik peralatan cangkul, sekop, semua diletakkan di Kecamatan Tarakan Tengah.

“Begitu ada panggilan, semua melapor ke kantor masing-masing. Izin ke kepala dinas. Karena kan mereka alumni ini ada yang bekerja sebagai lurah, camat, seklur, campur semua. Dan mereka yang siap dan bisa saat itu,” ujarnya.

Karena sifatnya relawan pemakaman untuk kemanusiaan sehingga tidak ada pemaksaan.

“Yang bisa saja maka dilibatkan. Paling sering itu kami dapat malam. Karena malam itu free dan kedua tim kami yang muda-muda banyak di situ. Siang bertugas di kantor, malam lanjutkan kegiatan pemakaman kalau ada yang meninggal,” urainya.

Namun lanjutnya biasanya kasus meninggal frekuensinya lebih banyak di siang hari.

Sehingga lanjutnya, biasanya mereka yang bertugas memakamkan membawa baju ganti saat menuju ke Kecamatan Tarakan Tengah.

“Pulang dari pemakaman baru mandi di sana. Baru lanjut masuk kantor. Saya karena posisinya namanya relawan, ada panggilan kemanusiaan, mungkin tidak semua bisa lengkap. Makanya kadang saya masuk juga kadang tidak,”ujarnya.

Adapun formasinya sendiri minimal ada 8 orang petugas.

Masing-masing memiliki tugas ada yang mencangkul, ada yang memakamkan ada yang mengangkat tandu.

Sumber: Tribun Kaltara
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved