Berita Tarakan Terkini

Napak Tilas Perjuangan jadi Relawan IKAPTK untuk Pemakaman Covid-19, Siang di Kantor Malam di Makam

Cerita Ahmady Burhan, napak tilas perjuangan menjadi relawan IKAPTK untuk pemakaman Covid-19, siang bertugas di kantor, malam makamkan orang wafat.

Penulis: Andi Pausiah | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH
Ahmady Burhan bersama rekan-rekannya yang tergabung dalam Ikatan Keluarga Alumni Pendidikan Tinggi Kepamongprajaan (IKAPTK) APDN-STPDN-IPDN Kota Tarakan, melakukan ritual sesuai SOP sebelum menguburkan jenazah Covid-19. TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH 

Awal pandemi melanda, Kota Tarakan posisinya saat itu ada satu kasus meninggal dunia.

Tim pemakaman Covid-19 belum memiliki pengalaman dalam pemakaman.

“Di saat itu posisinya orang panik semua, satu warga Tarakan ibaratnya mikir mau keluar rumah. Sehingga untuk mencari petugas yang mau melakukan pemakaman sangat terbatas,” beber Ahmady kepada TribunKaltara.com.

Akhirnya lanjutnya, di awal dibantu Tim Satgas terdiri dari TNI dan Polri dan beberapa tenaga kesehatan untuk melakukan pemakaman Covid-19.

“Termasuk juga saat itu salah satunya saya. Kalau tidak salah di pemakaman ketiga dan keempat. Saya lupa. Kami terlibat karena sulitnya mencari petugas saat itu,” beber Ahmady Burhan.

Baca juga: Kirab Bendera Merah Putih Sepanjang 500 Meter, Meriahkan HUT ke-24 Kota Tarakan, Warga Antusias

Menurutnya melihat kondisi saat itu, ada faktor psikologis atau mindset masyarakat yang masih khawatir atau takut terpapar.

“Kalau kita bicara pemakaman Covid di tahun 2021 ini berbeda dengan yang terjadi di Juli 2020 kemarin di awal pandemic. Karena waktu itu orang panik, khawatir, takut waktu itu,” ujarnya.

Sehingga karena sulitnya mendapatkan tenaga, pihaknya dari BPBD tergabung dalam koordinator relawan maka ia berinisiatif mengumpulkan seluruh junior keluarga besar IKB Alumni Ikatan Pendidikan STPDN/IPDN.

“Jadi saya mengumpulkan mereka, berdiskusi untuk membentuk Tim Pemakaman Covid-19 ini,” ujarnya, Minggu (19/12/2021).

Tentu saat itu dengan konsekuensi ada beberapa pertentangan, kekhawatiran apalagi mereka yang memiliki keluarga.

“Saya hanya menjelaskan ke mereka pada saat itu lebih ke memberikan contoh. Kan saya ingat dulu, pemakaman yang meninggal yang keempat sempat ikut rapat,” ujarnya.

Waktu itu setelah mengikuti pemakaman ia sempat ditegur oleh peserta rapat, karena sepulang dari pemakaman langsung mengikuti rapat.

“Saya katakan ya saya sudah mengikuti sesuai prokes yang ditetapkan. Sesuai ketentuan. Sudah mandi dan sebagainya. Cuma waktu itu memang disuruh isoman dulu baru turun kerja,” bebernya.

Lebih jauh lagi kata Ahmady, ia akhirnya bisa merangkul tim.

“Waktu itu ada juga bersama kami Pak Aziz Kepala Inspektorat juga saat itu dan Pak Hendra, Kepala DKISP, lebih kepada jiwa kemanusiaan saja sih,” ujarnya.

Sumber: Tribun Kaltara
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved