Berita Nunukan Terkini

Kisah Pria Asal Toli-Toli, Merantau ke Pulau Sebatik Demi Istri & Bayinya, Hingga Tangan Diamputasi

Kisah pria asal Toli-Toli, Merantau ke Pulau Sebatik demi istri & bayinya, hingga tangan diamputasi.

Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM/ FEBRIANUS FELIS
Taqwatul Iman (19) terbaring di RSUD Nunukan, didampingi Suriana (kiri), Senin (03/01/2021), sore. TRIBUNKALTARA.COM/ Febrianus Felis. 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Kisah pria asal Toli-Toli, Merantau ke Pulau Sebatik demi istri & bayinya, hingga tangan diamputasi.

Kisah pemuda asal Toli-Toli, Sulawesi Tengah terpaksa merantau ke Pulau Sebatik demi istri dan bayinya berusia 7 bulan, di kampung.

Saat ditemui di RSUD Nunukan, Taqwatul Iman (19) hanya bisa terbaring dengan tangan kiri yang sudah teramputasi. Selain itu tulang kaki kiri Iman juga sempat bergeser. Tak hanya itu, ia juga memiliki sejumlah luka bekas terseret di aspal di bagian tangan dan kaki.

Iman mengaku, seminggu yang lalu dirinya mengalami kecelakaan saat ingin pergi mabetang (mengikat rumput laut), di Desa Bebatu, Sebatik Barat.

Baca juga: Diuji Pandemi, ini Resolusi Bupati Nunukan Tahun 2022, Asmin Laura: Semoga tidak Ada Refocusing Lagi

Saat itu Iman dibonceng oleh rekan kerjanya. Dalam perjalanan dia mencoba mengenakan sweater, namun saat memasukan tangan kanannya, lengan sweaternya bagian kiri terjuntai masuk ke pelek motor.

Sontak tangan kiri Iman tergilas di pelek motor. Lalu, Iman jatuh dari motor bersama rekannya itu dan terseret di aspal. Ia aget saat mengetahui tangan kirinya sudah tidak ada lagi.

Oleh temannya, Iman lalu diantar ke RSUD Nunukan untuk mendapat perawatan lebih intensif.

"Kejadiannya itu sudah seminggu yang lalu. Teman saya yang antar saya ke sini (RSUD Nunukan). Dan saya tidak punya keluarga juga di sini. Di Sebatik, baru tiga bulan saya kerja rumput laut," kata Taqwatul Iman kepada TribunKaltara.com, Senin (03/01/2022), sore.

Iman menceritakan dirinya terpaksa merantau ke Sebatik karena sudah tidak memiliki pekerjaan di kampungnya.

Orang tua Iman sudah bercerai sejak dirinya masih dalam kandungan. Kini kedua orangtuanya telah memiliki keluarga baru.

Situasi itu membuat Iman memutuskan untuk berdikari sendiri. Begitu lulus SD, Iman mencari kerja serabutan.

"Di kampung saya tinggal sama mama, ayah tiri, dan adik tiri. Karena saya sudah tidak diperhatikan lagi sama mereka, jadi saya kerja buat dekorasi acara pengantin. Udah cukup uang, tahun lalu saya putuskan untuk nikah," ucapnya.

Baca juga: Dapat Hibah Tanah, Nunukan Bakal Punya Madrasah Negeri & Kantor Pelayanan Haji dan Umrah Terpadu

Lanjut Iman,"Begitu pandemi pesta sudah tidak dibolehkan, jadi kerja sudah tidak ada. Akhirnya saya hubungi teman di Sebatik, katanya ada kerja di rumput laut. Jadi saya merantaulah ke Sebatik," tambahnya.

Iman merantau hanya bermodalkan nekad. Selain untuk kerja, ia juga ingin mencari bapaknya yang terakhir kali ia lihat pada usianya sekira 4 tahun.

Uang transportasi Iman dari Toli-Toli ke Sebatik, dibiayai oleh bosnya sebesar Rp900 ribu.

"Jadi saya ini punya hutang juga Rp3 juta dengan bos saya. Dia yang bayar uang tiket kapal ke Nunukan. Sampai di Sebatik dia kasi saya Rp100 ribu. Saya juga sempat pinjam uang Rp2 juta untuk kasi istri saya di kampung. Dia sakit juga," ujarnya.

Ditambahkan Suriana, wanita yang sudah dua hari ini menemani Iman di RSUD Nunukan.

"Kebetulan ada keluarga yang saya jenguk dan satu ruangan sama anak ini. Jadi saya tanya kenapa sendiri, dia bilang saya tidak punya keluarga. Dia sempat minta bantu carikan bapak dia, karena dia tidak punya Hp sama sekali," tutur Suriana, berdiri di samping Iman.

Suriana menuturkan, dirinya sempat foto anak itu lalu posting di Facebook dengan harapan ada keluarganya yang datang menjenguknya.

Hikmah dibalik musibah, postingan Suriana banjir dengan komentar netizen berupa dukungan doa dan semangat. Bahkan tak sedikit donatur yang mentransfer uang melalui rekening Suriana.

Kata Suriana, selama di rumah sakit, beberapa perawat sanggup patungan untuk mengaktifkan BPJS Iman.

"Donasi yang terkumpul Rp18 juta. Uang Rp8 juta masuk direkening saya dan Rp10 juta masuk di rekening perawat. Mereka patungan biayai BPJS Iman sebesar Rp1 juta lebih," ungkap Suriana meneteskan air matanya.

Selain itu, postingan Suriana akhirnya membuat Iman mengetahui keberadaan paman dan ayahnya di Tarakan.

"Iya dia sudah video call sama pamannya. Nah, pamannya itu cari bapaknya di Tarakan dan sudah ketemu. Sore ini datang dari Tarakan. Kami sudah upayakan bayar tiket speedboatnya, karena katanya bapaknya baru-baru ini kena musibah kebakaran," imbuhnya.

Baca juga: Presiden Joko Widodo Perpanjang Status Pandemi, Begini Tanggapan Bupati Nunukan Asmin Laura 

Lanjut Suriana,"Ya Alhamdulillah, ada himkah dibalik musibah yang dialami anak ini. Bapaknya pikir Iman ini sudah kuliah di Makassar. Ternyata selama ini, bapaknya juga mencari dia. Tapi tidak ada kontak yang bisa dihubungi," bebernya.

Suriana beberkan, dirinya juga sudah menghubungi pihak Bank di Nunukan untuk membuka rekening khusus Iman.

"Saya sudah minta orang Bank BRI untuk naik ke rumah sakit. Biar kalau ada donatur lagi uangnya masuk ke rekening Iman langsung. Takutnya ada yang memanfaatkan situasi ini," pungkasnya.

Penulis: Febrianus Felis

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved