Berita Nunukan Terkini
Khawatir Bakal Rugi, Distributor Minyak Goreng di Kabupaten Nunukan Tunda Suplai dari Surabaya
Distributor minyak goreng Viola di Nunukan, CV Kemakmuran khawatir bakal rugi bila memasok barang dari Surabaya dalam waktu dekat ini.
Penulis: Febrianus Felis | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Distributor minyak goreng Viola di Nunukan, CV Kemakmuran khawatir bakal rugi bila memasok barang dari Surabaya dalam waktu dekat ini.
Operasional Manager CV Kemakmuran, Erwan menyampaikan pihaknya khawatir bakal rugi bila memasok minyak goreng disaat harga belum stabil.
Meskipun saat ini, kata Erwan stok minyak goreng di gudang tempatnya sangat terbatas.
Baca juga: Dinas Perdagangan Minta Warga Tak Borong Minyak Goreng, Pasar Tradisional Diberi Waktu Seminggu
"Harga minyak goreng masih fluktuatif. Di Surabaya itu tiap hari berubah-ubah harganya. Jadi kami pun khawatir, misalnya kami datangkan dari Surabaya dengan harga tinggi sampai di sini harganya turun. Ya kami pasti rugi," kata Erwan kepada TribunKaltara.com, Jumat (21/01/2022), pukul 11.00 Wita.
Lanjut Erwan,"Mau jual dengan harga awal orang tidak mau beli. Sementara kalau ikut harga yang turun, jadi rugi," tambahnya.
Baca juga: Stok di Outlet Kosong, Minyak Goreng Diborong tak Sampai Sejam, Petugas Batasi Pembelian Per Hari
Hal lain yang membuat pihaknya dilema, lantaran kebijakan pemerintah pusat belum lama ini menurunkan harga minyak goreng hingga Rp14.000 per liter.
Erwan mengaku terakhir memasok minyak goreng Viola dari Surabaya pada November 2021.

Sebulan CV Kemakmuran di Nunukan memasok minyak goreng 1-2 kali tergantung permintaan pasar.
"Minyak goreng Viola yang kemasan 20 liter harga jualnya Rp18.500. Sekarang ini stok yang ada sisa yang berbentuk jeriken. Ukuran 5 liter masih ada 4 dus harganya Rp98.750 per PCS. Kalau ukuran 1,8 liter ada 80 dus. Satu dus isinya 12 PCS. Harganya Rp234 ribu per dus," ucapnya.
Baca juga: Warga Akui Terbantu, Banyak Toko Alami Kekosongan Minyak Goreng Kemasan Subsidi Harga Rp 14 Ribu
Erwan menuturkan, ia tak mengetahui pasti harga minyak goreng di tingkat produsen.
Meski sementara ini tidak memasok minyak goreng, Erwan memastikan akan mendistribusikan barang kebutuhan pokok ke tingkat pedagang secara merata.
"Kalau harga beli di Surabaya saya kurang tahu, owner yang tahu. Lalu, biar tidak ada monopoli barang, saya bagi secara merata ke pedagang," ujarnya.
Selain itu Erwan mengatakan, selagi minyak goreng asal Tawau, Malaysia dipasok ke Nunukan, permintaan pasar ikut melandai.
Baca juga: Kebijakan Minyak Goreng Satu Harga, Nunukan Belum Punya Ritel Modern, Masyakat Pilih Minyak Malaysia
"Dari segi harga memang punya Tawau, Malaysia lebih murah. Makanya permintaan pasar jadi melandai. Tapi dari segi kualitas, minyak goreng kita sangat jernih. Punya Malaysia keruh karena hanya satu kali penyaringan," ungkapnya.
(*)
Penulis: Febrianus Felis