Berita Kaltara Terkini
Ada Proyek Bendungan PLTA Kayan, BUMDes Desa Long Peso Manfaatkan Buat Unit Usaha Transportasi
Proyek pembangunan bendungan PLTA Kayan disebut terus berjalan. Investor PLTA Kayan yakni PT KHE, kini tengah membangun gudang bahan peledak.
Penulis: Maulana Ilhami Fawdi | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, TANJUNG SELOR – Proyek pembangunan bendungan PLTA Kayan disebut terus berjalan. Investor PLTA Kayan yakni PT KHE, kini tengah membangun gudang bahan peledak atau handak, yang berlokasi tak jauh dari bekas lokasi groundbreaking PLTA Kayan.
Para pekerja konstruksi yang tinggal di sebuah mes pekerja di Desa Long Bia pun memerlukan transportasi ke lokasi konstruksi yang berada di desa tetangga yakni Desa Muara Pangean.
Salah satu alat transportasi yang digunakan para pekerja ialah longboat. Alat transortasi itu disediakan oleh BUMDes Sinar Peso yang ada di Desa Long Peso. Di mana pihak PT KHE bekerja sama dengan BUMDes untuk penyediaan alat transportasi.
Baca juga: Lokasi Konstruksi Gudang Bahan Peledak Proyek Bendungan PLTA Kayan Sepi, Hanya Ada Satu Ekskavator
Menurut Kades Desa Long Peso, Pulinop, awalnya BUMDes Sinar Peso hanya memililki mesin tempel, tanpa memiliki perahu, mesin ini awalnya disewakan kepada masyarakat desa.
Perjalanannya kemudian, Desa Long Peso mendapatkan bantuan hibah sebuah perahu kayu dari perusahaan, perahu inilah yang kemudian dihibahkan dari desa kepada BUMDes Sinar Peso.
“Itu awalnya ada mesin milik BUMDes yang disewakan untuk masyarakat kalau ada masyarakat yang butuh mesin tempel,” kata Kades Desa Long Peso, Pulinop, Jumat (21/2/2022).
Baca juga: Cerita Sekdes Long Peso Kunjungi Cina 10 Tahun Lalu, Masih Ragu dengan Proyek Bendungan PLTA Kayan
“Dan desa kami waktu itu dapat bantuan perahu dari perusahaan, perahu itu kami hibahkan ke BUMDes,” sambungnya.
Meskipun pengerjaan fisik pembangunan PLTA Kayan tidak masif, kata Pulinop, perahu longboat tersebut masih dimanfaatkan oleh pekerja konstruksi tiap harinya. Di tengah pandemi Covid-19 ia menjelaskan selalu ada pekerja yang datang ke lokasi konstruksi gudang handak.

“Itu jadi antar jemput mereka ke lokasi di gudang handak di sana, itu dia tiap hari, selama pandemi juga tidak berkurang, ada saja yang ke lokasi,” ungkapnya.
Dengan kontrak kerja sebesar Rp 10 juta per bulannya, Pulinop mengatakan pendapatan kotor BUMDes Sinar Peso dari unit usaha transportasi sebesar Rp 110 juta.
Baca juga: Menengok Kondisi Terkini Bekas Lokasi Groundbreaking PLTA Kayan 1, Terlihat Banyak Kontainer Kosong
“Kalau ini sudah berjalan 11 bulan, secara global kita dapat Rp 110 juta, jadi Rp 10 juta per bulan, tapi itu dipotong gaji motoris Rp 3 juta sebulannya, dan sisanya ada juga untuk biaya perawatan,” jelasnya.
Kendati menyangsikan progres pembangunan bendungan PLTA Kayan, Pulinop masih menaruh harapan, proyek tersebut dapat terus berlanjut, ini tak lain agar unit usaha BUMDes Sinar Peso dapat terus berkembang ke depannya.
(*)
Penulis: Maulana Ilhami Fawdi