Berita Nunukan Terkini

Meski Tak Masuk PAD, Ini Alasan Bupati Nunukan Tetap Beri Dukungan pada Sektor Rumput Laut 

Sebagian besar masyarakat Nunukan dari kalangan ekonomi kelas bawah bekerja di sektor rumput laut. Bupati Nunukan Asmin Laura tetap beri dukungan.

Penulis: Febrianus Felis | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ FEBRIANUS FELIS
Aktivitas mabetang (mengikat rumput laut) di salah satu fondasi rumput laut, Jalan Lingkar Nunukan, belum lama ini. 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Sebagian besar masyarakat Nunukan dari kalangan ekonomi kelas bawah bekerja di sektor rumput laut.

Bahkan Bupati Nunukan Asmin Laura mengatakan selama pandemi banyak masyarakat yang beralih pekerjaan di sektor rumput laut.

Bukan tanpa alasan, banyak dari masyarakat kalangan ekonomi kelas bawah lebih memilih mabeteng (mengikat rumput laut), lantaran pendapatan tergiur dengan pendapatan per harinya.

Baca juga: Harga Rumput Laut di Nunukan Merangkak Naik, Kini Capai Rp 30 Ribu Per Kg, Ekspor Terkendala Kapal

Apalagi sejak harga rumput laut di Nunukan terus merangkak naik sejak Desember 2021 lalu. Kini mencapai harga Rp30 ribu per Kg di tingkat petani.

Desember 2021 lalu produksi rumput laut di Nunukan mencapai 4.000 ton per bulan.

"Asisten rumah tangga di tempat saya sampai berhenti dan memilih bekerja di sektor rumput laut. Antusias mereka bekerja saat pandemi sangat tinggi. Karena sektor lain terdampak sekali, mereka justru naik pendapatannya per hari," kata Asmin Laura kepada TribunKaltara.com, Sabtu (22/01/2022), pukul 09.00 Wita.

Baca juga: Kualitas Bibit Rumput Laut Kurang Baik, Petani Minta DLH Segera Tindaklanjuti Limbah Mencemari Laut

Informasi yang dihimpun dari Ketua Asosiasi Pedagang Rumput Laut Nunukan Kamaruddin, naiknya harga rumput laut membuat makin bertambahnya petani. Bahkan selama sebulan, fondasi rumput laut bertambah hingga ratusan.

Sayangnya, sektor rumput laut di Nunukan belum memberikan pemasukan bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Aktivitas mabetang (mengikat rumput laut) di salah satu fondasi rumput laut, Jalan Lingkar Nunukan, belum lama ini.
Aktivitas mabetang (mengikat rumput laut) di salah satu fondasi rumput laut, Jalan Lingkar Nunukan, belum lama ini. (TRIBUNKALTARA.COM/ FEBRIANUS FELIS)

"Belum ada benefit bagi daerah untuk sektor rumput laut. Karena kita tidak punya dasar untuk mengambil retribusi. Tiga tahun lalu kami wacanakan itu, tapi belum ada payung hukumnya," ucap Laura.

Kendati begitu, Laura tetap komitmen untuk terus mendukung perkembangan di sektor rumput laut melalui program bantuan bagi petani.

Tak hanya itu, Laura mengaku pemerintah daerah melalui Dinas Perikanan juga telah memberikan pembinaan kualitas rumput laut.

Baca juga: BPJamsostek Tarakan Sosialisasikan Program Manfaat BPU kepada Pembudidaya Rumput laut

"Sebatas pembinaan kualitas rumput laut saja. Lebih dari itu menjadi kewenangan Pemprov maupun pemerintah pusat. Kami tetap suport meskipun tidak ada pemasukan bagi PAD, karena ada ribuan masyarakat kita yang menopang hidupnya di situ," ujarnya.

Bakal Resmikan Pabrik Rumput Laut

Dalam waktu dekat, kata Laura pemerintah daerah bakal meresmikan pabrik rumput laut dengan kapasitas 10 ton.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltara
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved