Berita Tarakan Terkini

Disdikbud Tarakan Imbau Sekolah Terapkan Aplikasi PeduliLindungi, Tak Ada Lagi Pembelajaran Daring

Penerapan aplikasi PeduliLindungi ke depannya siap menyasar perkantoran dan sekolah-sekolah di Kota Tarakan.

Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ ANDI PAUSIAH
Aktivitas di salah satu sekolah di Tarakan yang sudah melaksanakan PTM. 

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Penerapan aplikasi PeduliLindungi ke depannya siap menyasar perkantoran dan sekolah-sekolah di Tarakan.

Dikatakan Eny Suryani, Pelaksana Tugas (PLT) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Tarakan, menyoal aplikasi PeduliLindungi, sekolah sudah dalam persiapan untuk menerapkan aplikasi tersebut. Hanya saja barcode yang disediakan bukan untuk pelajar.

“Karena anak-anak tidak membawa handphone ke sekolah. Paling tidak itu diperuntukkan bagi tenaga pendidik dan kependidikan dan orangtua yang menjemput anaknya ke sekolah,” urainya.

Baca juga: Pelni Perbolehkan Syarat Perjalanan Pakai Rapid Antigen, Imbau Penumpang Ada Aplikasi PeduliLindungi

Ia menambahkan, jika ada tamu yang ingin berkunjung ke sekolah wajib melakukan scan barcode.

“Sebaiknya dianjurkan sekolah menerapkan aplikasi PeduliLindungi itu. Yang pasti disiapkan hand sanitizer dan cuci tangan. Guru juga diminta memberikan edukasi sebelum pulang sekolah lima menit lah untuk memberikan penjelasan prokes supaya mereka terbiasa,” jelasnya.

Ia menambahkan kebiasaan cuci tangan masuk dalam istilah Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sudah sering dikampanyekan jauh hari sebelum pandemi.

Baca juga: Cegah Penularan Covid-19, Penumpang Speedboat Tiba di Pelabuhan Kayan II Dicek Pedulilindungi

“Enam langkah cuci tangan dan ini bukan soal pandemic tapi untuk kebersihan untuk PHBS-nya,” jelasnya.
Lebih jauh teknis dalam kelas kapasitas tidak lagi dibatasi. Ia menjelaskan pada awal Januari memang selama beberapa minggu masih dibatasi siswa yang ke sekolah.

“Sekarang di kelas sudah full. Satu kelas maksimal 28 orang SD dan SMP 32 jadi masih ada jarak dalam kelas selama enam jam sesuai peraturan SKB Empat Menteri,” ujarnya.

Aktivitas di salah satu sekolah di Tarakan yang sudah melaksanakan PTM.
Aktivitas di salah satu sekolah di Tarakan yang sudah melaksanakan PTM. (TRIBUNKALTARA.COM/ ANDI PAUSIAH)

Selanjutnya kata Eny, ke depannya diupayakan tidak ada lagi pembelajaran secara daring di rumah.

Selama dilaksanakan PTM terbatas lanjutnya, kasus tidak ada ditemukan dan belum ada laporan masuk. Namun hasil survilans dari Dinkes Tarakan yang melakukan pengumpulan data, semua data lengkap dimiliki oleh mereka.

Baca juga: Masih Pola 50 Persen, SDN Utama 2 Siap Full PTM Jika Edaran Sudah Diturunkan dari Disdikbud Tarakan

“Mereka yang ambil sampel dan tahu persis datanya,” ujarnya.

Ia juga menyebutkan, sampai saat ini untuk realisasi vaksinasi bagi tenaga pendidik dan kependidikan masih di angka 97,90 persen alias belum 100 persen.

Alasan belum divaksin kata Eny, karena ada komorbid.

Baca juga: BPBD Bulungan Sebut Belum Semua Barcode PeduliLindungi Dapat Verifikasi Kemenkes

“Mereka memiliki riwayat penyakit yang disertai surat keterangan dokter dan tidak bisa melakukan vaksin,” pungkasnya.

(*)

Penulis: Andi Pausiah

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved