Pemindahan IKN
Potensi Gempa di IKN Nusantara Ada, tapi Relatif Rendah
Gempa yang terjadi di Paser pada Selasa, 1 Maret 2022 pukul 15.16 Wita yang lokasinya 145 Km dari IKN Nusantara menyisakan pertanyaan masyarakat.
Oleh: Dr.Isradi Zainal
Rektor Uniba, Sekjen Forum Rektor PII, Direktur Indeks Survey Indonesia (Insurin)
TRIBUNKALTARA.COM - Gempa yang terjadi di Kabupaten Paser pada Selasa, 1 Maret 2022 pukul 15.16 Wita yang jaraknya sekitar 145 Km dari Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara menyisakan sejumlah pertanyaan masyarakat.
Amankan IKN Nusantara dari ancaman gempa?
Berdasarkan informasi ada empat kecamatan di Kabupaten Paser yang merasakan gempa, yakni Kecamatan Batu Sopang, Pasir Balengkong, Muara Komang dan Tanah Grogot.
Gempa yang terjadi di Kabupaten Paser ini merupakan gempa kali ketujuh sejak tahun 1957.
Gempa yang disebabkan oleh sesar atau patahan meratus terjadi pada 25 Oktober 1957 dengan Magnitudo 6,1.
Baca juga: IKN Nusantara, dari Kalimantan Timur untuk Indonesia dan Dunia
Berikutnya pada 26 Oktober 1957 dengan Magnitudo 6,1, selanjutnya pada 28 Mei 1998 Magnitudo 4,8.
Pada 21 November 2009 dengan Magnitudo 4,4, lalu 25 Mei 2013 Magnitudo 4,7.
Gempa terjadi lagi pada 2 Mei 2018 dengan Magnitudo 4,3, dan terakhir 1 Maret 2022 Magnitudo 4,5.
Menurut Pengelola Pusat Data Laporan Operasional , BPBD Kabupaten Paser Hendry mengutip keterangan BMKG, gempa bumi yang mengguncang empat kecamatan di Paser tersebut memiliki parameter M= 4,5 dimana episenter gempa terjadi pada koordinat 1,94 LS dan 115,1 BT.
Atau tepatnya berlokasi 46 kilometer Barat Laut Kabupaten Paser.
Baca juga: Luasan IKN Nusantara Sudah Ditetapkan, Berikut Batas Wilayah Ibu Kota Negara, Lahan PPU Terancam?
Hendry menjelaskan gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi kedalaman dangkal akibat aktivitas Sesar Lokal. (AntaraKaltim, 1/3/2022).
Sebelumnya, gempa sejenis sempat terjadi di Kabupaten Berau, Kaltim tepatnya pada Kamis, 16 Juli 2020 dengan Magnitudo 4 terjadi di Tanjung Redeb.
Menurut laporan gempa yang terjadi saat itu ada di kedalaman 10 kilometer yang disebabkan oleh bergeraknya patahan (Sesar) aktif Mangkalihat yang panjangnya sekitar 438 kilometer.
Meski gempa terjadi di wilayah Paser, namun Sepaku, PPU masih relatif stabil dari gempa tektonik.

Hal ini karena lokasinya cukup jauh dari IKN Nusantara dan memiliki kekuatan rendah.
Berdasarkan data BMKG, potensi kegempaan di Kalimantan berasal dari Sesar atau patahan lokal yaitu patahan Adang, patahan Meratus, patahan Mangkalihat (Sangkulirang), dan patahan Tarakan.
Terdapat tiga patahan aktif yaitu parahan Meratus, Patahun Mangkalihat dan patahan Tarakan.
Mengacu pada hasil perhitungan dan pemetaan Pusat Studi Gempa Nasional (Pusgen) Balai Penelitian dan Pengembangan Kementerian PUPR 2017, potensi gempa bumi di Sepaku sangatlah kecil.
Kajian ini berdasarkan metode Peak Ground Acceleration (PGA) atau percepatan tanah maksimum yang merupakan dampak gelombang gempa bumi di lokasi pengukuran. (Kaltim Pos, 18/7/2020).
Baca juga: Jadi Penyangga IKN Nusantara, Samarinda Siapkan Rumah Hunian Tipe Murah, Harga Mulai Rp 153 Juta
Pemindahan Ibu Kota Negara yang sudah disetujui DPR RI dan ditandatangani Presiden Jokowi, salah satu alasannya, lokasi IKN yang baru minim potensi gempa.
Salah satu alasan pemindahan IKN dari Jakarta ke Sepaku, PPU dan Samboja, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur karena lokasi tersebut minim potensi gempa jika dibandingkan dengan Jakarta, Sumatera, maupun Sulawesi.
Meski demikian potensi gempa tetap ada akan tetapi dalam skala kecil.
Hasil kajian Badan Meteorologi Kementerian ESDM dan sejumlah pihak yang pernah melakukan kajian, IKN Nusantara relatif aman dari ancaman gempa.
Namun, tidak berarti benar-benar bebas dari ancaman bencana. (Kumparan, 23/1/2022).

Dilansir dari bappeda. Kaltimprov.go.id, terkait FGD Kebencanaan di IKN, disampaikan hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis strategis (KLHS), salah satunya terkait gempa, menyimpulkan bahwa secara umum kawasan IKN jauh dari sumber jalur gempa dan tsunami.
Di area Kawasan Inti Pusat Pemerintahan IKN, potensi guncangan PGA sekitar 0,16g atau memiliki potensi guncangan gempa bumi dengan intensitas VI MMI.
KIPP atau Kawasan Inti Pusat Pemerintahan IKN tersusun oleh batuan permukaan tanah keras (Kelas C), sementara kawasan disekitarnya tersusun oleh batuan lunak (Kelas D).
Jadi dapat disimpulkan bahwa potensi gempa di IKN Nusantara minim dan relatif rendah. (*)