Hari Kartini
Profil Fanny Sumajow, Psikolog Kaltara Peraih Penghargaan Perempuan Berprestasi di Hari Kartini
Lima perempuan asal Kaltara mendapatkan penghargaan perempuan berprestasi dari Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE-KIM).
Penulis: Maulana Ilhami Fawdi | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, TANJUNG SELOR – Lima perempuan asal Kaltara mendapatkan penghargaan perempuan berprestasi dari Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE-KIM).
Organisasi yang dibina oleh Iriana Joko Widodo itu memberikan penghargaan kepada lima perempuan asal Kaltara dari berbagai bidang, mulai dari pendidikan hingga sosial budaya tepat di peringatan Hari Kartini.
Salah seorang penerima penghargaan ialah Fanny Sumajow, perempuan yang berprofesi sebagai psikolog ini sudah malang melintang memberikan layanan pendampingan dan perlindungan kepada perempuan dan anak.
Baca juga: Kasus Asusila Korban di Bawah Umur, Psikolog Fanny Sumajouw Nilai Ada Degradasi Moral
Fanny mengaku bersyukur atas penghargaan perempuan berprestasi di bidang sosial budaya yang diberikan kepada dirinya.
Menurutnya penghargaan tersebut adalah bentuk rekognisi atas perjalanan hidup dan juga perjalanan kariernya sejauh ini.
"Tentu senang, puji syukur Tuhan sudah kasih kesempatam karya kita diperhatikan dilihat," kata Fanny Sumajow, Kamis (21/4/2022).
Baca juga: Peran Ibu di Masa Pandemi Covid-19, Fanny Sumajouw: Pendamping Psikologis Terpenting Suami & Anak
"Jadi begitu dapat apresiasi dari Ibu Negara ini amazing, luar biasa, ini jadi penghargaan tertinggi buat saya," ungkapnya.
Ia menyampaikan, dukungan sejumlah pihak dan apresiasi atas pekerjaannya mulai dirasakan ketika dirinya terpilih menjadi inspirator Forum Partisipasi Publik untuk Kesejahteraan Anak dan Perempuan (Puspa) enam tahun silam.
"Secara perjalanan, saya sudah 22 tahun sebagai psikolog, tapi berangkatnya perlahan. Untuk kegiatan perlindungan perempuan dan anak sendiri, sebenarnya sudah saya lakukan sebelum saya menjadi inspirator Puspa," ungkapnya.

Lulusan S1 Universitas Wisnuwardhana Malang ini menyampaikan, Kaltara memiliki problem cukup besar ketika menyangkut kesenjangan ekonomi yang berujung pada kasus kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT.
"Kaltara ini punya problem tertinggi, di Tarakan sendiri kasus kekerasan perempuan dan anak dan kondisi kesenjangan ekonomi itu cukup banyak," ujarnya.
"Dan kasus kekerasan rumah tangga itu paling besar karena ekonomi, perempuan yang mendapatkan kekerasan tidak berdaya karena suaminya sebagai tulang punggung keluarga," ucapnya.
Baca juga: Peringati Hari Ibu, Psikolog Tarakan Fanny Sumajouw: Perempuan Pencipta Tiang & Ketahanan Keluarga
Karena itu, dirinya terus melakukan pendampingan kepada perempuan agar dapat mandiri secara ekonomi dan berdaya.
Dengan demikian, perempuan tidak lagi berada dalam posisi yang lemah dan rentan menjadi korban kekerasan serta mampu melindungi anak-anaknya.
"Dan kami membantu agar perempuan itu berdaya, karena kalau mengandalkan terus dari suami tidak mandiri, mereka kalau mengalami kekerasan akhirnya pasrah saja," ujarnya.
"Mindest kita bentuk, agar mereka punya pola pikir yang mandiri dan berdaya, 'karena kalau saya berdaya dan mandiri tidak diapa-apakan suami saya dan anak saya terlindungi'" tuturnya.
Berikut Biodata:
Nama: Fanny Sumajow
TTL: Tarakan 9 Agustus 1975
Organisasi: Ketua Puspa Kaltara
Pendidikan: S1 Profesi Psikolog Universitas Wisnuwardhana Malang
(*)
Penulis: Maulana Ilhami Fawdi