Berita Nunukan Terkini

Akibat Hidrosefalus yang Dideritanya, Kini Aisyah Balita 1,6 Tahun Terbaring Lemah di RSUD Nunukan

Balita 1,6 tahun bernama Aisyah terbaring lemah di RSUD Nunukan sejak kemarin, Kamis (13/05/2022), siang.

Penulis: Febrianus Felis | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ FEBRIANUS FELIS
Ernawati memberikan puting dot kepada Aisyah, karena susu formulanya habis, di RSUD Nunukan, Jalan Ujang Fatimah, Desa Binusan, Jumat (13/05/2022), pagi. 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Balita 1,6 tahun bernama Aisyah terbaring lemah di RSUD Nunukan sejak kemarin, Kamis (13/05/2022), siang.

Aisyah berasal dari Desa Tabur Lestari, Kecamatan Sei Menggaris, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

Putri kecil itu saat ditemui sedang tertidur pulas ditemani sang ibu Ernawati (20) dan tentenya.

Baca juga: SPJ Dana Operasional RSUD Nunukan Selisih Rp 5 Miliar, Inspektorat Beri Waktu 10 Hari & Audit Khusus

Aisyah didiagnosa sebagai penderita Hidrosefalus, dengan kondisi kepalanya saat ini sudah membengkak cukup besar.

Ernawati mengatakan, dirinya melahirkan Aisyah di RSUD Nunukan dengan usia kandungannya saat itu 7 bulan.

Wanita asal Polewali Mandar, Sulawesi Selatan itu mengalami nasib kurang beruntung. Ia dari keluarga yang broken home ditambah kondisi putrinya yang sedang sakit, Ernawati hanya bisa berharap perhatian dari orang lain.

Baca juga: Habiskan Dana Puluhan Miliar, Sejumlah Bangunan RSUD Nunukan Belum Dioperasikan, Ini Langkah Dewan

Suaminya termasuk sang ayahnya terlibat kasus pidana pencurian buah kelapa sawit milik perusahaan dan kini harus mendekam di sel Lapas Nunukan.

"Aisyah ini lahir prematur. Beratnya 2,4 Kg. Setelah seminggu di inkubator dan sudah boleh pulang, kami bawa ke Sei Menggaris. Begitu umur 1 bulan kepalanya mulai bengkak," kata Ernawati kepada TribunKaltara.com, Jumat (13/05/2022), pukul 11.00 Wita.

Ernawati mengaku pembengkakan pada kepala putrinya terjadi terus-menerus secara bertahap. Hingga akhirnya ia memutuskan membawa Aisyah ke Puskesmas di Sei Menggaris, lantaran demamnya naik turun termasuk sesak nafas yang dialaminya.

Aisyah dijenguk oleh para donatur di RSUD Nunukan, Jalan Ujang Fatimah, Desa Binusan, Jumat (13/05/2022), pagi.
Aisyah dijenguk oleh para donatur di RSUD Nunukan, Jalan Ujang Fatimah, Desa Binusan, Jumat (13/05/2022), pagi. (TRIBUNKALTARA.COM/ FEBRIANUS FELIS)

"Per 10 hari bertambah besar kepalanya. Nangis terus karena demam, ditambah sesak nafasnya.

Kami ke Puskesmas hanya timbang saja berat badannya, karena dokter tidak berani berikan obat, takut ada efek lain yang bisa membuat kondisi anak saya tambah buruk," ucapnya.

Ia menuturkan, saat itu ia sempat diarahkan dokter untuk merujuk ke RSUD Tarakan, namun Ernawati dilema karena tak punya biaya untuk operasi penyakit Aisyah.

"Dokter Puskesmas di Sei Menggaris arahkan bawa ke Rumah Sakit Tarakan. Tapi saya nggak ada biaya. Karena kondisinya kepala anak saya tambah besar, nangis terus. Jadi saya ditemani tetangga untuk bawa ke RSUD Nunukan kemarin," ujarnya.

Ernawati menyebut, selama anaknya mengalami demam ia hanya bisa menurunkan suhu tubuh dengan metode kompres.

Baca juga: Nakes RSUD Nunukan Ikut Terpapar Covid-19, Jam Layanan Poliklinik dan Pendamping Pasien Dibatasi

Terakhir berat Aisyah, kata dia bertambah jadi 7 Kg.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved