Berita Tarakan Terkini

Soal PMK, Walikota Tarakan Khairul Tegaskan Sapi yang Dipotong di RPH Sudah Lalui Pemeriksaan

Menyikapi soal PMK ang dialami ternak sapi di Pulau Jawa, selama ini Kota Tarakan sudah menerapkan standar operasional sebelum dilakukan penyembelihan

Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ ANDI PAUSIAH
Pemeriksaan oleh Balai Veteriner Banjarbaru beberapa sapi ternak warga Tarakan belum lama ini. 

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN - Menyikapi persoalan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang dialami ternak sapi di Pulau Jawa, selama ini Kota Tarakan sudah menerapkan standar operasional sebelum dilakukan penyembelihan.

Seluruh daging sapi yang dijualkan di semua pasar harus melalui pemotongan atau penyembelihan resmi di Rumah Potong Hewan (RPH) yang berlokasi di Jalan Hake Babu Kelurahan Karang Harapan Kota Tarakan.

Wali Kota Tarakan, dr. Khairul, M.Kes menegaskan, selama ini daging yang dikonsumsi masyarakat semua melalui proses pemotongan di RPH.

Baca juga: Penyakit PMK Serang Hewan Ternak, DPKP Kaltara Ajak Peternak Kenali Gejala Penyakit Mulut dan Kuku

Dan sebelum dilakukan pemotongan sudah dilakukan pemeriksaan fisik secara rutin oleh dinas terkait yakni Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Tarakan.

“Kami juga sudah imbau masyarakat mengonsumsi daging yang dipotong di RPH karena kalau sebelum dipotong dicek dulu dan sebelum diedarkan pasti ada jaminan itu ternak sehat. Dan kalau kita selama ini daging dari lokal dipotong,” beber Khairul.

Baca juga: PMK Belum Terdekteksi di Kabupaten Tana Tidung, DPPP Gencar Lakukan Edukasi Kepada Peternak

Selama ini lanjutnya, sapi juga ada didatangkan dari luar Kaltara tapi bukan dari Jawa melainkan dari Gorontalo, Palu dan NTB.

Sementara untuk daging beku seperti merek Alana ada didatangkan dari India dan New Zealand.

Wali Kota Tarakan, dr. Khairul, M.Kes.
Wali Kota Tarakan, dr. Khairul, M.Kes. (TRIBUNKALTARA.COM/ ANDI PAUSIAH)

“Kalau yang itu standar masuknya sudah melalui pemeriksaan di Balai Karantina Pertanian. Tetapi kalau selama ini belum pernah didatangkan dari Jawa,” urai Khairul.

Ia melanjutkan, dengan adanya kasus PMK yang mulai merebak ini, secara otomatis, pihak terkait yakni Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian akan melakukan pengawasan lebih ketat lagi. Dan jika diperlukan, ada pembatasan.

Baca juga: Tegaskan Bukan Penyakit yang Menyebar ke Manusia, DPKP Kaltara Minta Masyarakat tak Panik PMK

“Makanya kenapa tiga daerah itu kami pilih datangkan karena selama ini dari dulu aman dari penyakit,” pungkasnya.

(*)

Penulis: Andi Pausiah

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved