Berita Tarakan Terkini

Intip Perawatan Spesial Sapi Kurban Pesanan Jokowi, Rutin Minum Ramuan Herbal Kunyit dan Gula Merah

Intip perawatan spesial sapi kurban pesanan Presiden Jokowi, rutin minum ramuan herbal kunyit dan gula merah.

Penulis: Andi Pausiah | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH
Sapi bernama Raden Said jenis Limosin ini rencananya akan dijadikan hewan kurban oleh Presiden Joko Widodo jika lolos seleksi dan dinyatakan aman dari PMK. 

Untuk ukuran 5 kg gula merah dan satu ember air kunyit, bisa untuk lima hari diminum sapi Jokowi. Kunyit dan gula merah dibeli di pasar.

“Satu ember itu biasa habis sebentar saja. Kalau ditanya alasannya kenapa pakai kunyit dan gula merah, supaya makin sehat, kunyitnya supaya nambah nafsu makan. Apalagi sekarang ada wabah PMK, dikasih ramuan ini supaya bisa lebih kuat dan kebal,” ungkap Pak Sholeh.

Ia mengakui, untuk ramuan khusus menggunakan jamu dan gula merah dalam jumlah banyak di luar dari pakan dedah, dan rumput menurutnya tidak ada kerugian.

Karena menurutnya seperti itulah risiko berkorban dalam berbisnis dan beternak sapi. Dedak sendiri ia membutuhkan 20 ton habis untuk semua jadi pakan di lokasi peternakannya yang memiliki lebih dari 100 ekor di lokasi.

Ia menyebutkan, untuk konsetrat sapi sendiri dibutuhkan 2 ton habis dikonsumsi untuk jenis Limosin. Berbeda jenis sapi Bali, perlakuannya tidak se-spesial sapi Limosin.

“Memang ada jenis sapi yang benar-benar manja dan harus diberi perlakuan dan perhatian lebih. Seperti sapi jenis limosi bernama Rambo ini manjanya bukan main,” aku Pak Sholeh.

Baca juga: Update Kasus Rudapaksa Anak Usia 13 Tahun di Tarakan, Pendampingan Total Menjadi Tupoksi Provinsi

Adapun per bulan gula merah dibutuhkan sekitar 1 pikul atau sekitar 100 kg gula merah. Per kg sendiri gula dihargai Rp 20 ribu sampai Rp 28 ribu.

Cara membuat ramuannya sendiri, dibuat seperti jamu dengan takaran satu sapi bisa menghabiskan satu ember besar seberat 60 liter. Dibutukan sekitar 2 kg gula merah diaduk dalam kunyit dan dicampurkan juga air. Cara membedakan rasa manisnya bahkan kadang dicoba sendiri olehnya.

“Rasanya harus manis jadi saya coba dulu. Itu sekitar empat ember satu kali minum. Kalau satu ember bisa 20 liter beratnya. Jamu dikasih dua hari atau tiga hari sekali. Karena ada musim wabah, saya kasih dua hari sekali,” beber pria bernama asli Suginto ini. (*)

Penulis: Andi Pausiah

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved