Berita Tarakan Terkini
Minta Tiada Diskriminasi ke ODHA, Tegaskan Pemeriksaan dan Obat HIV Gratis tidak Dipungut Biaya
Minta tiada diskriminasi ke ODHA, tegaskan pemeriksaan dan obat HIV gratis tidak dipungut biaya.
Penulis: Andi Pausiah | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Minta tiada diskriminasi ke ODHA, tegaskan pemeriksaan dan obat HIV gratis tidak dipungut biaya.
Sampai saat ini bagi masyarakat Tarakan yang ingin melakukan pemeriksaan HIV, tidak akan dipungut biaya apapun alias gratis.
Ini disampaikan Bahriyahtul Ulum, Sub Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Kota Tarakan.
Begitu juga dengan mereka yang dinyatakan positif HIV/AIDS, pemerintah sudah menyiapkan ketersediaan obat HIV, seluruhanya gratis yang di-support dari Kemenkes.
Baca juga: Habiskan Akhir Pekan, Ratusan Warga Tarakan Antusias Ikuti Fun Bike Sambut HUT ke-76 Bhayangkara
Untuk itu dikatakan Bahriyahtul Ulum, penting sekali membuat pelaporan bagi masyarakat yang ingin berobat dan nanti akan ditunjuk layanan khusus menyediakan dukungan dan pengobatan HIV/AIDS.
Dijelaskan Bahriyahtul Ulum, selama ini Tarakan sudah berjalan lama dan bukan dalam bentuk dukungan dari Dinkes saja, melainkan dari dari puskesmas.
“Ada penyapa lapangan juga yang bertugas jangkau populasi risiko. Kemudian ada kegiatan rutin diperiksa, kelompok risiko ini dijaring. Kami akan cek smua. Setiap orang berhak tau status HIV atau tidak,” jelas Bahriyahtul Ulum.
Ia mengimbau masyarakat jangan mendiskriminasi mereka yang terpapar. Karena mereka yang terpapar HIV, masih bisa beraktivitas normal dan bekerja seperti biasa.
“HIV ini gak mudah. Dia menjalani pengobatan komitmen seumur hidup melakukan pengobatan untuk HIV dan pasti mendapatkan dukungan. Dukungannya ini bisa didapatkan dari tenaga kesehatan dan kelompok dukungan sebaya yang fokus menjalankan pengobatan,” jelas Bahriyahtul Ulum.
Lebih jauh ia menjelaskan, kasus HIV menjadi pekerjaan bersama khususnya dalam hal menangani stigma di masyarakat masih masih selalu mendiskriminasi mereka yang tertular.
“Terhadap siapapun pengidap HIV, kami bantu menjalankan pengobatan sehingga dapat hidup layak dan kesehatan terjaga. Bicara stigma, jangan didiskriminasi. Siapapun bisa tertular HIV ketika dia melakukan perilaku berisiko berhubungan seksual. Jangan ada diskriminasi, orang HIV sama dengan penanganan penyakit lain, didampingi dan daparkan pengobatan sampai kualitas hidupnya terjaga karena HIV susah sembuh. HIV sama penyakit lain harus diobati agar kualitas hidup terjaga,” tegasnya.
Adapun lanjutnya tahapan dari status HIV menuju AIDS juga membutuhkan waktu.
Jika berstatus HIV positif, biasanya belum ada gejala. Karena itu lanjutnya, selama itu, penderita harus menjaga kualitas hidupnya jangan sampai sakit.
Baca juga: Update Covid-19 di Kota Tarakan, Hampir 15 Hari Tidak Ada Penambahan Kasus Baru
Proses penularan HIV sendiri tidak seperti Covid-19 melalui udara.
HIV hanya bisa tertular pertama lewat transfuse darah, kedua hubungan seksual, ketiga bergantian jarum suntik dan terakhir dari ibu hamil yang positif HIV menularkan kepada anak.
“Kami juga ada program untuk seluruh ibu hamil di Tarakan harapan kita ada pemeriksaan screening HIV. Karena ada risiko dan sudah ditangani. Yang pasti, begitu ada penemuan, dilakukan pemeriksaan. Semakin banyak diperiksa semakin banyak yang mengetahui status dirinya,” pungkasnya.
(*)
Penulis: Andi Pausiah