Berita Tarakan Terkini
Harga Cabai Melonjak, Elang Buana Sebut Kota Tarakan Sudah Swasembada Lokal, Tapi tak Mencukupi
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Tarakan Elang Buana sebut, untuk cabai sudah ada swasembada lokal. Namun belum mencukupi.
Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Beberapa pekan terakhir harga cabai di pasar terus meroket sampai Rp 120 ribu per kilogram.
Sejumlah pedagang mengakui harga melambung karena pasokan terbatas dan pasokan lokal cukup mahal.
Diakui Elang Buana, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Tarakan, untuk cabai sendiri pada dasarnya sudah ada swasembada lokal.
Baca juga: Pemilik Warung Makan di Malinau Kurangi Porsi Lauk, Imbas Kenaikan Harga Cabai dan Tahu-Tempe
Namun total ada 15 ton per minggu disiapkan tetap dinilai tak mencukupi kebutuhan ditambah kondisi fluktuatif kebutuhan dan harganya.
“Cabai rawit memang lebih sedikit dari luar. Kalau konsumsi memang lebih dari 15 ton. Cabai rawit kurang karena ada datang ada juga keluar dari Tarakan,” beber Elang.
Karena lanjutnya Kota Tarakan adalah pusat perdagangan dan dibawa ke daerah lain di Kaltara. Misalnya dipasok ke Tana Kuning selain cabai juga ada dipasok sayur-sayuran.
Baca juga: Harga Cabai dan Bawang Merah Makin Mahal di Pasaran Nunukan, Warga Melirik Produk Malaysia
“Cabai ini datangnya sedikit, keluar ke Tarakan banyak,” urainya.
Faktor lain kondisi kebutuhan cabai masih belum tercukupi di Tarakan, lahan cukup luas namun minim pemanfaatan secara maksimal.
“Penggarapnya tidak ada. Jawa itu kecil lahannya dibanding penduduknya, satu kabupaten lebih dua juta dengan lokasi itu tapi dia mampu, karena tidak ada lahan menganggur, memanfaatkan lahan sebaik mungkin,” jelasnya.

Penanam cabai sudah banyak diakui Elang dan menguntungkan.
“Sesuatu yang naik bikin susah. Ada produsen, ada gairah berusaha, kalau harga turun terus kasihan. Kami didatangi petani cabai, karena disuruh tanam cabai tapi kita juga datangkan cabai dari luar jadi harga bersaing dan jatuh. Jadi itu juga harus dipikirkan,” ungkap Elang.
Sehingga menurutnya memang fluktuatif. Adapun rerata cabai bisa sampai 9 ton hingga 24 ton produksi per minggunya.
Baca juga: Cabai Rawit di Pasar Imbayut Taka KTT Meroket, Rp 150 Ribu per Kilogram, Beberapa Komoditi Ikut Naik
“Padahal kebutuhan konsumsi di Tarakan cuma 19 ton,” ujarnya.
Untuk harga cabai sendiri dikenakan Rp 44 ribu per kg hingga Rp 60 ribu per kg untuk data Mei 2022. Sementara untuk Juni diakuinya kemungkinan sudah berubah karena harga di pasaran mencapai Rp 120 ribu per kg.
“Data yang dihimpun saat ini cabai di atas Rp 100 ribuan,” ujarnya.